Pagi itu Bowo tidak hadir karena bangun terlalu pagi jadi dia ketiduran lagi sampai siang, alhasil ia terlambat sekolah dan mending tidak masuk sekalian.
Pada saat pulang sekolah tiba tiba mereka diserang banyak siswa dari murid SMK secara mendadak.
Anak STM yang sebagian besar sudah pulang kini kalah jumlah.
Sedangkan kelas Edia yang kebetulan masih ada jadwal pramuka, mau tidak mau harus ikut melawan para murid SMK itu.
Saat ingin berlari Dinar dan Risab menghalangi Edia buat ikut, tapi Edia yang seper ngeyel berlari lebih dulu, membuat keduanya mau tidak mau harus mengejarnya, mana Bowo tidak masuk lagi hari ini.
Saat sampai kedepan gerbang, sudah banyak murid STM yang udah tepar karena rata rata 1 anak diserang 5 siswa.
Edia membantu salah satu kakak kelasnya yang sudah lemas karena dikeroyok.
Pergerakan Edia lumayan gesit tapi karena kalah jumlah, lama lama tenaganya juga semakin melemah.
Sampai wajahnya terkena tinjuan berulangkali, tapi karena dia tidak mau menyerah, dia tetap membalas meskipun pukulannya tidak sekuat diawal.
Dinar yang meliat Edia kualahan, ingin menghampirinya, tapi lawannya juga begitu banyak, pihak lawan kebanyakan menyerang anak kelas 1 yang masih mengikuti beberapa ekstrakulikuler wajib disekolahnya.
Mereka semakin kualahan tapi hal itu tidak berlangsung lama, karena para kakak kelasnya kembali kesekolah menyerang balik para murid SMK tersebut termasuk Bowo. Karena ada salah seorang guru yang mengabari mereka melalui pesan pendek.
Jika menghubungi polisi terlebih dahulu para siswanya akan menjadi penghuni rumah sakit semua, karena polisipun juga membutuhkan waktu untuk mengumpulkan anggotanya, barulah mereka berangkat.
Akan lebih cepat jika siswanya sendiri yang dihubungi lebih dulu karena melihat jumlah yang kalah telak.
Dan disinilah, mereka membalas, Ajik yang biasanya jago berantem kini juga sudah terlihat tergletak diaspal.
Bowo yang melihatnya lalu menyeret Ajik ketepian agar tidak terinjak oleh murid yang lain.
Melihat Ajik yang sudah terkapar seperti itu membuatnya semakin khawatir dengan Edia, di sela kerumunan sebanyak itu Bowo harus bekelahi sambil konsentrasi mencari Edia.
Tapi Nihil.
Dari depan gerbang sampai ujung belakang, barulah Bowo melihat Edia yang sudah terlihat pingsan dipelukan Risab, namun Risab yang menjadi tameng tubuh Edia masih saja digebuki punggungnya namun sesekali Dinar yang masih tegak berdiri, menyerang melindungi kedua temannya tersebut.
Bowo yang melihatnya menatap tajam para murid SMK tersebut.
"BANGSAT!" teriaknya.
Karena tempatnya diujung, tidak banyak yang fokus ke perkelahian tersebut.
Dinar yang menyadari kehadiran Bowo, membuatnya sedikit lega karena ia tahu kalau Bowo mampu mengalahkan mereka yang jumlahnya ada 10 siswa SMK.
"Kamu gak apa apa Din?" Tanya Bowo Disela perkelahiannya.
"Aku gak apa2 tapi Edia dama Risab, mereka tidak baik baik saja Wo"
"Kamu bawa mereka pergi aja Din"
"Terus kamu?"
"Aki bisa sendiri"
Dinar mengangguk dan perlahan mundur menghampiri Risab dan Edia" Ri, Ri, kamu Gak apa apakan?" Panggil Dinar.
"Punggung aku kayaknya patah Din?" Ucap Risab lirih.
Dinar tahu Risab sedari tadi memeluk Edia yang sudah pinsan agar Edia tidak kena pukulan ataupun terinjak.
KAMU SEDANG MEMBACA
CERITA DI MASA STM.
Teen FictionIni kisah Anak STM tahun 2008 disebuah kota kecil lebih tepatnya di salah satu pesisir dipulau Jawa Timur. Dimana waktu itu di STM hanya terdapat murid laki laki dan misalkan ada satu murid perempuan yakinlah dia lebih laki laki daripada laki laki i...