Ch. 10. semester pertama

3.9K 343 3
                                    

Tak terasa 1 sementer di STM sudah berlalu.

Dimana Risab yang menjadi juara satu, Edia juara kedua dan juara ke tiga adalah Dinar.

Berbeda lagi di juara umum Edia diperingkat ke 5, Dinar 7, Bowo 15 dan Risab tetap menjadi yang pertama.

Dan setelah mengetahui hal itu, Edia selalu menempel dengan Risab, ia ingin sepintar Risab, Risab sih seneng seneng aja tapi Dinar dan Bowo selalu mengganggu keduanya.

Seperti saat ini, Dinar sedang berada ditengah tengah Edia dan Risab saat mereka belajar.

Edia sudah lama memendam rasa kesal dengan perilaku Dinar, Edia berasa pengen menjitak kepala sahabatnya itu "kamu apa apaan sih Din, aku lagi belajar anjing"

"Belajar sama aku aja yuk Ya"

"Enggak, kamu aja lebih bego daripada aku"

Dinar melirik tajam pada Risab lalu beranjak dari situ.

Dinar memilih kekantin sendiri tanpa embel embel Edia dan sialnya lagi ia ketemu William.

"Temen kamu mana?" Tanyanya.

"Temen yang mana, temen aku banyak!" Jawab Dinar ketus.

"Kenapa sih PMS ya?"

Dinar yang sedari kemarin kesal, ia tidak mau menanggapi kakak kelasnya ini? Dinar hanya menghela nafasnya kasar sambil melirik William yang seakan akan mampu ia telan hidup hidup.

"Santai aja kali Din, si Cantik mana?"

Dinar tidak bodoh, ia tahu orang yang di maksud adalah Edia.

"Edia lagi mojok noh sama pacarnya, udah ah jangan nanya nanya mulu, aku laper"

William terkekeh yang di mata Dinar semakin tampan saja berbeda jauh dengan dirinya yang dekil dan buluk ini.

"Kenapa liat liat, naksir sama aku?" Ucap William mengoda Dinar.

"Din, kamu naksir sama kak Will?" Itu Edia ngomong ngomong.

Dinar menatap Will sejenak lalu menoleh ke arah Edia kaget "NAJIS, Ee eng gak Ya, suer, aku gak naksir sama orang modelan ganteng kayak dia"

"Jadi kak Will ganteng menurut kamu?"

"Ma mak sud aku-?" Nah kan binggung kan Din, William itu blasteran jadi sah sah aja kalo dia gantengnya kebangetan.

"Buahahahaha kalo kamu suka bilang aja Din, mumpung aku masih jomblo" Ejek William.

"Anjing, bangsat, pergi sana" usir Dinar.

William berlalu dengan teman temannya sambil mentertawakan kelucuan adik kelasnya itu.

"Din, kamu beneran suka sama yang modelannya kayak kak Will?, kamu gak suka cewek ya Din?"

"Terus kamu sendiri suka sama cewek gak Ya?"

"Kok kamu malah balik nanya sih Din, apa susahnya jawab sih?"

Mereka sama sama keras kepala tidak mau menjawab dan berakhir makan dengan diam.

.


Diamnya Dinar dan Edia berlanjut sampai beberapa hari, sampai sampai Dinar tidak nebeng lagi dengan Edia.

Hal itu membuat bowo semakin leluasa dekat dengan Edia.

Apalagi si Risab, dia sering menculik Edia keperpustakaan yang sepi, alasannya sih untuk belajar tapi Risab ingin berduaan dengan Edia karna bau Edia itu wangi gak bau matahari seperti teman temannya yang lain.

Risab juga tahu betul kalau yang dilakukannya adalah dosa besar, tapi Edia, anak itu paket lengkap menurutnya, imut, ganteng, cantik, pinter, mempesona, gak bosenin dan lain lain, Risab pokoknya suka dengan Edia.

"Eh ya kamu udah denger gosip belum?" Tanya Risab.

"Gosip apa?"

"Tentang Dinar"

"Enggak aku gak denger apa apa tuh"

"Masa sih, kamukan temennya yang paling deket, dia gak cerita apa apa sama kamu?"

"Enggak, udah dua minggu ini kita diem dieman"

"Tapi diakan masih sebangku sama kamu Ya"

Edia sebenarnya juga binggung dengan sikap Dinar yang tiba tiba menghindarinya, walaupun mereka sebangku tapi ada jarak tak kasat mata diantara mereka.

Edia menggeleng lemah "dia gak pernah ngomong apa apa sama aku, kecuali minjem pulpen gak gak pernah dibalikin tiap hari Ri"

'Baguslah' batin Risab.

"Aku denger denger Risab jadi simpanan tante tante sama anak kuliahan"

Edia terlihat kaget mendengar hal itu dari Risab "yang bener Ri?"

"Banyak saksinya kalo dia sering dianter sama cewek cewek bohay kalo kesekolah, banyak saksinya juga"

Memang beberapa hari ini Dinar selalu datang lebih pagi darinya "masa si Ri Dinar kayak gitu?"

"Aku juga gak tahu Ya, setiap aku mau nanya, aku takut nyinggung dia, itukan privasi dia Din, kamukan tahu solidnya sekolah kita kek apa, mau jadi simpenan kek, mau jadi babu kek, jadi gay, semua gak dipermasalahin, kita tetep satu rumpun"

"Coba nanti aku tanya deh Ri, siapa tahu Dinar sedang ada masalah"

Risab mengangguk "belajar lagi aja yuk Ya, loker kejepang katanya makin dipersempit ruangnya"

Edia lalu mengambil buku tebalnya, tapi pikirannya masih tentang Dinar yang jadi Simpanan.




Tbc

CERITA DI MASA STM.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang