Bowo menyembunyikan hp Edia lalu mematikannya tanpa sepengetahuan Edia.
Mereka main PS "Taken" dengan Edia dipangkuan Bowo dan sesekali Bowo mencuri kesempatan dengan mencium pipi mulus Edia yang membuat Edia mengumat setelahnya.
Sungguh Bowo tidak kuat menahan kegemasannya pada kekasihnya itu. Apalagi saat Edia mengumat, Bowo harus kuat menahan imannya.
"Ya"
"Em"
"Kamu gak ada rencana nyelingkuhin aku kan" tanya Bowo.
Edia tiba tiba diam dan tanpa sadar membiarkan permainannya kalah.
"You Lose" suara yang berasal dari PS itu.
"Enggak kok Wo" jawab Edia.
"Baguslah"
Edia diam tidak menjawab "Wo kita udahannya mainnya, aku mau pulang"
Bowo memeluk Edia dari belakang "jangan pulang dong, nginep sini aja ya?"
"Lepasin aku Wo?"
"Enggak, kita bobo dulu yok, nanti aku anterin pulang sama nginep dirumah kamu, bolehkan?"
Edia mengangguk. "Terserah"
Edia lalu tidur beralaskan lengan Bowo dan Bowo yang menghadap Edia "Ya"
"Em"
"Aku boleh nanya sesuatu gak?"
"Boleh?"
"Dinar udah hubungin lo belum"
"Em..... belum, kenapa"
"Enggak, aku cuma takut aja dia ngambil kamu dari aku" ucap Bowo lalu terkekeh.
"Kan diluar sana masih banyak Wo yang mau sama kamu?"
"Iya, tapi mereka bukan kamu, sedangkan aku cintanya sama kamu?"
"Ck, gak usah gombal deh Wo, kalau mau cium cium aja" balas Edia.
Bowo terkekeh mendengar ucapan Edia "kalo lebih boleh gak Ya"
"Aku pulang sekarang?" Ancam edia.
"Iya iya, aku bercanda sayang, sensian banget sih kesayangan Bowo?"
"Cih, jijik banget sih Wo, aku bukan cewek bangsat?"
"Iya iya Ya, ya udah bobo yok" ucap Bowo lalu memeluk Edia.
Tidak membutuhkan waktu lama, Edia yang rutin tidur siang cepat terlelap dan Bowo keluar membawa hp Edia.
Setelah dihidupin Bowo dengan deg degan mengecek satu persatu pesan Edia.
Tentu saja Edia berbohong soal Dinar, mereka sering bertukar pesan dan telfonan.
Bowo meremas hp Edia lalu mengatur nafasnya agar emosinya mereda.
Bowo sangat kecewa dengan kebohongan Edia padahal apa yang Bowo katakan dengan Edia semua adalah ketulusan.
Bowo masuk lagi kekamarnya lalu menatap Edia yang sedang terlelap. Niat dia ingin meminta penjelasanpun tidak jadi, Bowo terlalu mencintai Edia.
Katakanlah Bowo gila tapi itulah kenyataanya.
Bowo tidak langsung mengembalikan hp Edia. Ia ingin melihat kejujuran Edia dengannya. Lalu memilih tidur disamping Edia sambil mengusap pipi Edia dengan hati hati.
.
Edia benar benar tidak sadar hpnya ada pada Bowo, sampai rumahnya, tidak seperti biasa karena orang tua Edia sedang menjengguk kakaknya Agnes yang katanya lagi sakit dan harus masuk rumah sakit dikota Agnes kuliah.
Bowo jadi sedikit diam dan hal itu mengusik Edia.
"Wo kamu kenapa sih diem aja, kamu sakit"
Bowo senyum lalu mengusap rambut Edia "enggak, aku gak sakit kok, udah sana mandi terus ganti baju hangat.
Edia mengangguk lalu meninggalkan Bowo diruang tamunya.
.
Seperti dugaan Bowo, Edia sedang mencari cari HPnya yang dipegang oleh Bowo saat ini.
"Kamu cari ini?" Tanya Bowo sambil mengembalikan Hp Edia.
"Kamu ngambil HP-----"
"Dinar telfon puluhan kali tuh?"
Edia tentu gugup "Wo aku bisa jelasin"
Bowo menghembuskan nafasnya lelah "Kenapa harus bohong! kamu jujur aja aku gak akan marah Ya"
"Maaf" ucap Edia lirih.
"Kamu gak selingkuhin akukan Ya, jujur sama aku"
Edia menggeleng "aku cuma kangen dia Wo, maaf"
Bowo bernafas lega, ditariknya Edia kedalam pelukannya "gak perlu minta maaf, aku udah maafin kamu Ya"
"Wo?"
"Hm?"
"Aku jahat banget ya"
"Enggak, kamu jahatnya kalo ninggalin aku"
.
Sikap dan hati manusia memanglah tisak ada yang tahu. Seperti Edia setelah ketahuan itu, sikap Bowo emang sedikit berbeda, jika kemarin kemarin Bowo rajin mengirimi Edia pesan, sekarang udah jarang.
Disekolahpun Bowo juga jarang nempel sama Edia.
Padahal Edia benar benar sudah tidak lagi menghubungi Dinar.
Sampai anak anak dikelas itupun juga heran.
"Kamu lagi marahan ya sama Bowo" tanya Risab.
"Enggak kok Ri?"
"Tumbenan dia biarin kamu digoda sama Aldi si adek kelas, biasanya langsung ngancem mau patahin kaki tu bocah"
Edia mengedikkan bahunya, tapi dalam hati Edia juga bertanya tanya, kenapa sikapnya Bowo berubah menjadi dingin?
Seminggu
Sebulan
Dua bulan sikap Bowo seperti itu, Edia masih sabar, tapi Edia juga remaja biasa yang juga bisa marah jika diabaikan terus.
Edia pamit ke ibunya buat main, Edia ketempat biasa Bowo nongkrong sambil main biliard.
Bowo yang tahu kehadiran Edia hanya memberinya senyum tanpa menghampiri ataupun mengajaknya ngobrol seperti biasa.
Edia seperti orang bego disana, dengan kesal ia membanting helm yang ada disampingnya.
Semua mata tertuju pada Edia termasuk Bowo.
Edia lalu keluar, ia ingin pulang sekarang.
Bowo tentu mengikuti Edia "cari perhatian gak perlu ngrusakin barang orang dong Ya"
Edia mengrenyit heran dengan perkataan Bowo, Edia sampai kehabisan kata kata lalu ia merogoh sakunya yang berisi uang ratusan ribu lalu ia lemparkan kepada Bowo.
"Itu buat ganti dari orang yang suka cari perhatian cowoknya sendiri?" Lalu Edia pergi meninggalkan Bowo.
Bowo mengusap wajahnya kasar lalu mengejar Edia.
KAMU SEDANG MEMBACA
CERITA DI MASA STM.
Teen FictionIni kisah Anak STM tahun 2008 disebuah kota kecil lebih tepatnya di salah satu pesisir dipulau Jawa Timur. Dimana waktu itu di STM hanya terdapat murid laki laki dan misalkan ada satu murid perempuan yakinlah dia lebih laki laki daripada laki laki i...