Dinar masih dengan lembut mengusap punggung sempit itu. Dia begitu merindukan Edia.
Sebenarnya bukan tanpa alasan dia pulang mendadak seperti sekarang ini.
Beberapa hari lalu kakak pertamanya berkunjung ke Taiwan untuk liburan.Kakaknya pikir Dinar tidak tahu kalau Dinar juga menyukai Edia, dia dengan santainya mengungkapkan foto yang diambil Edia dulu.
Dinar tahu Edia menyukainya namun bukan seperti ini yang Dinar inginkan.
Apalagi saat bunda Edia yang menceritakan Edia sakit karenanya. Dinar semakin merasa bersalah.
.
Dinar masih mendekap tubuh yang lebih pendek darinya itu.
Menyalurkan betapa rindunya Dinar pada Edia.
"Ya" panggil Dinar, Edia diam namun Dinar tahu kalau Edia mendengarkannya.
"Maaf ya sudah pergi begitu aja, maaf juga aku kembali saat kamu bersama orang lain, tak apa, jangan bimbang, tetap disisinya aku tidak akan pergi lagi juga tak akan bersama orang lain selain kamu. Maaf juga ya, aku hanya menghubungimu beberapa kali saat disana"
Edia melepas pelukannya lalu duduk berhadapan dengan Dinar, matanya sembab, bibirnya masih sedikit melengkung kebawah, itu adalah pemandangan yang Dinar rindukan.
"Kamu bisa bersama orang lain, aku-"
"Sudah kubilang jangan bimbang, aku tak akan memintamu buat selingkuh denganku"
Dinar tersenyum saat melihat raut wajah bingung itu, lalu diusapnya pipi sedikit berisi itu.
"Kita masih terlalu muda untuk membuat masalah ini semakin rumit, aku yang akan bicara nanti sama Bowo biar kalian tidak salah paham"
Edia mengangguk dan diam.
-----"tapi aku akan memelukmu sampai bunda pulang" ucap Dinar lalu keduanya tersenyum bersama.
.
Disekolah Dinar tampak berbeda dari Dinar yang dulu. Sekarang dia jauh lebih bersih dan wangi.
Dinar menyapa semua teman temannya dulu, mereka semua tampak kaget juga pangling.
"Wuih Din, lo pake bedak apa disana? Kenapa bisa jadi putih gini?" Sapa Gilang.
"Apaan sih Lang, cuma rajin mandi doang" jawab Dinar.
"Lah aku mandi 2 hari sekali, gak berubah ganteng kayak kamu, padahal dulu 5 hari sekali"
Dinar ingin memukul kepala Gilang, namun keburu Risab yang menatapnya aneh bahkan jarak wajah mereka tinggal 1 cm.
Dinar jelas mendorong Risab yang baru datang itu.
"Eh, siapa ya, kok kayaknya aku pernah lihat kamu?" Ucap Risab.
Dinar menghembuskan nafasnya lelah.
Plak
Gilang memukul kepala belakang Risab lumayan keras.
"Adew" aduh Risab.
"Dia Dinar bego" ucap Gilang.
"Gue juara 1 dari kelas satu Lang, kamu yang bego" sanggah Risab namun sedetik kemudian matanya melotot "hah, Dinar, dia sibuluk itu?" Ucap Risab sambil melihat dari ujung sepatu Dinar sampai wajahnya.
"Tidak tidak, ini terlalu rapi dan ganteng, dia melawan hukum anak perSTMan" ucap Risab.
"Kamu apa kabar Ri" ucap Dinar.
Risab dengan tiba tiba langsung merangkul Dinar yang sekarang jauh melebihi tingginya itu.
"Anjing, eh astaghfirrullah, kamu kenapa kayak setan sih Din, pergi tiba tiba dateng juga tiba tiba, hiks, mana oleh olehnya"
KAMU SEDANG MEMBACA
CERITA DI MASA STM.
Teen FictionIni kisah Anak STM tahun 2008 disebuah kota kecil lebih tepatnya di salah satu pesisir dipulau Jawa Timur. Dimana waktu itu di STM hanya terdapat murid laki laki dan misalkan ada satu murid perempuan yakinlah dia lebih laki laki daripada laki laki i...