luka

2K 217 15
                                    

Aku lupa masih punya cerita ini. Sorry 😂

Edia kini lagi bermanja manja dengan Bowo dirumah Bowo sehabis pulang sekolah.

Setelah main PS2 Bowo tahu Edia sedikit bosan, Bowo langsung merangkul Edia dan membuatnya duduk dipangkuannya.

"Apaan sih Wo" protes Edia.

"Kenapa sih, kan gak ada yang lihat sayang"

"Sayang sayang kepalamu, turunin aku"

Bowo mengeratkan pelukannya lalu mencium dada Edia dari luar seragamnya.

"Peluk juga dong Ya"

"Enggak" jawab Edia namun berbeda dengan tangannya yang merangkul kepala Bowo.

Bowo sambil menyunggingkan senyumnya menikmati moment ini.

"Edia"

"Em"

"Kalo kita gak kepilih ke Jepang, kamu mau kuliah dimana?"

"Orang tua aku nyuruh ke UGM Wo, kalo kamu?"

"Aku ikut kamu aja"

"Mana bisa gitu sih Wo, kamu harus punya pendirian"

"Pendirian aku itu kamu, asal ada kamu aku pasti bisa sukses kok"

Edia memukul kepala Bowo pelan "najis"

"Mulut kamu Ya" Bowo diam sejenak lalu menatap Edia "emang kamu mau aku tinggalin" ucap Bowo sungguh sungguh.

Bola mata Edia bergerak namun tatapannya tak lepas dari Bowo dan hal itu menyiratkan kalau seseorang sedang ketakutan dan gelisah.

Bowo langsung tersenyum melihat respon negatif kekasihnya itu. "Aku bercanda Ya, aku akan ikut kamu kemanapun kamu pergi, nanti kita daftarnya bareng bareng Ya, satu kost juga biar aku bisa peluk kamu tiap hari"

Edia dengan kesal menarik rambut Bowo kebelakang, tarikannya tak main main, sampai beberapa helai rambut Bowo terlepas dari kepalanya

"A aaaa aaaa aaaaa aaaaaa sakit sayang, lepasin rambut aku"

"Enggak, aku mau kulitin kepala kamu dan cuci otak kamu biar bersih"

"Maaf maaf baby, tapi lepasin dong"

Edia melepas rambut Bowo kemudian langsung beralih mencium bibir Bowo berantakan.

Bowo yang merasa tak percaya hanya melotot, namun saat ia sadar, Bowo langsung membalas ciuman kekasihnya itu panas.

Bowo mendominasi ciuman itu kemudian perlahan menidurkan Edia dikasurnya.

Sambil terenggah enggah Bowo membuka kancing seragam Edia juga seragamnya dan kembali mencium bibir Edia lagi dan lagi.

"Ya, ngeseks yok" ucap Bowo lalu sedetik kemudian tubuhnya beralih kelantai.

"BOWO BANGSAT" teriak Edia.

"Tapi aku sange Sayang"

"Sini aku injek biar burung kamu takut sama aku" kesal Edia.

"Tega banget sih Ya, burung ini juga nanti bakal enakin kamu kok"

"Gak semudah itu ya Wo kamu bisa masukin aku"

Bowo dengan ringkih bangun dari tersungkurnya lalu duduk dipinggiran kasur miliknya.

"Iya iya, tapi punggung aku sakit banget sayang"

Edia memincing curiga lalu perlahan membuka seragam Bowo. Punggung sebelah kanan Bowo memerah akibat tendangannya.

Edia meringis, karena ia yakin besok akan membiru.

"Wo, punggung kamu memerah, sorry, aku, aku Sengaja" dalam hati Edia ia merasa bersalah. Ia mengusap usap luka itu dengan tangan lembutnya. Namun hal itu malah membuat Bowo semakin merinding dan dibawah sana memberontak ingin keluar.

"Udah sayang gak apa apa kok, gak usah minta maaf, kamu gak salah tapi kalo mau ganti dengan ciuman, aku terima"

Edia langsung mencium bibir Bowo dan menghisap lidahnya persis seperti apa yang dilakukan Bowo padanya.

Dan Bowo yang mati matian menahan hasratnya. Meski dalam hatinya Bowo heran dengan Edia, mereka sama sama cowok, berciuman panas tapi Edia gak mudah sange seperti dirinya.

.

Disisi lain seseorang telah menunggu Edia dirumahnya.

Orang itu sudah berubah, ia menjadi sosok yang tampan dan bersih seperti seharusnya.

.

Edia pulang sekitar jam 5 sore, ia heran melihat motor besar berwarna merah bermerek Kawasaki didepan rumahnya.

Ia pikir itu mbak dan pacarnya yang baru balik dari kuliah.

Edia jelas masuk rumah dengan santainya tapi saat melihat siapa yang sedang ngobrol dengan bundanya nyawa Edia seperti berpindah tempat.

Orang itu bertambah tinggi sedangkan dirinya tidak terlalu berubah soal fisik satu setengah tahun belakangan ini.

Orang itu begitu merindukan Edia sampai ia memeluk Edia begitu erat, namun Edia masih tak percaya dengan orang yang di lihatnya saat ini.

"Dinar" gumam Edia.

"Iya, ini aku, aku udah pulang Ya, aku gak akan pergi lagi, maaf udah bikin kamu sakit, tadi bunda udah cerita semuanya, aku disini sekarang"

"Tuh Ya, Dinar udah balik, jangan kamu jahatin lagi, bunda tinggal dulu ya ke tempat hajatan pa RT, kalian kalo laper, makan aja, kalo mau main hati hati jangan kebut kebutan" pesan bundanya Edia pada dua remaja itu.

"Iya bun" jawab Dinar.

Setelah kepergia bundanya Edia, mereka berdua terlihat canggung, Edia tidak tahu harus merespon seperti apa soal kehadiran Dinar dikehidupannya lagi.

Luka yang sudah sembuh kini perlahan terasa perih kembali, kepergian Dinar yang tanpa pamit masih membekas didada Edia, bahkan bingkisan dari Dinarpun belum Edia buka sampai saat ini.

"Edia" panggil Dinar lembut.

"Pulang Din, aku gak mau kamu ada disini" ucap Edia sambil menunduk.

Dinar menangkup wajah orang yang begitu ia rindukan itu, sampai ia menyia nyiakan masa depan cerahnya untuk kembali bersama Edia.

"Edia, aku kangen kamu" ucapnya sungguh sungguh kemudian Dinar memeluk tubuh sedikit gemuk itu.

Tak lama kemudian terdengar Edia menangis dipelukan Dinar, ia tidak peduli dikatakan kenakanan atau apapun yang jelas Edia kesal dengan Dinar tapi ia juga sangat merindukan cinta pertamanya itu.

Dinar menggusap punggung itu dan melihat ada beberapa tanda kemerahan dibelakang leher Edia.

Dinar tahu Edia sudah bersama Bowo sejak lama tapi Dinar tak apa menjadi yang kedua untuk Edia.

Katakanlah Dinar bodoh dan tidak dewasa tapi itu pilihannya.







😂 aku kira udah end tenyata belom?

CERITA DI MASA STM.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang