Ch 14. Dinar

3.3K 326 22
                                    

Sebenarnya yang selalu antar jemput Dinar itu mamahnya yang dari Hongkong.

Disana ia menjadi istri pemilik kebun sayuran yang dulunya tempat ia bekerja. Waktu itu istri bosnya meninggal dan barulah mereka menjalin hubungan lalu menikah.

Jadi Dinar bukan simpenan, tapi itu ibu kandungnya yang masih terlihat awet muda, ditambah sekarang ia hidupnya berkecukupan, membuat terlihat seperti wanita 20an.

Adik Dinar yang masih SMP sudah mamahnya kirim ke Hongkong dan sekolah disana.

Sedangkan kakak Dinar memilih di Indonesia karena ia mendapat warisan nenek dari ibunya dan sebentar lagi mau nikah, makanya ibunya pulang.

Sedangkan Dinar sendiri masih binggung, ibunya terus membujuknya untuk ikut ke Hongkong karena disana masa depannya sudah jelas.

Kalau bertahan disini ayah Dinar gak sepenuhnya bisa merawatnya mengingat ibu tiri Dinar selalu membuat Dinar beradu mulut.

Tapi Dinar memutuskan untuk tinggal karena dia sudah janji tidak akan meninggalkan Edia, meskipun sekarang hubungannya sedikit renggang tapi Dinar tetep setia bersama Edia.

.


Dinar terus memperhatikan Edia, meskipun hubungan keduanya semakin jauh. Ediapun sekarang lebih dekat dengan Bowo dan Risab.

Dinar juga sudah berkali kali minta maaf tapi Edia hanya menjawab sekenanya.

Hal itu berlanjut sampai kenaikan kelas.

Disaat perpisahan semua murid harus berkumpul sehari semalam dihalaman sekolah.

Mereka bersenang senang dan melepas kakak kelasnya, untuk menggenang masa masa tawuran, dihukum dan lain lain.

Malam itu Dinar mencoba mendekat lagi dengan Edia mumpung Bowo dan yang lain sedang sibuk bersama kakak kelas yang sedang memberi wejangan wejangan turun temurun sekolah itu.

"Ya" Panggil Dinar.

Edia menoleh menatap wajah Dinar yang tersorot lampu remang remang sekolah.

"Emm"

"Boleh akududuk disamping kamu?"

Edia mengangguk sebagai jawaban.

"....Gak terasa kita sudah 1 tahun bersama ya, aku seneng bisa jadi temen kamu"

Edia diam mendengarkan apa yang akan dikatakan Dinar.

"Ya?"

"Emm?"

"Aku minta maaf ya soal aku tiba tiba nyium kamu"

"Udah aku maafin" jawabnya singkat.

"Terus marahnya udah apa belum?"

"Udah kok"

"Makasih ya Ya, udah mau jadi temen aku, ya.....meskipun kita udah gak sedekat dulu, tapi aku tetep sayang sama kamu"

Edia menoleh ke Dinar mendengar kata sayang dari Dinar.

".....dan sebagai temen terbaik yang pernah gue punya" imbuh Dinar sambil tersenyum. ".....dan karena gosip itu? Kamu jadi jauhin aku".

Dinar terkekeh kalau mengingat hal itu begitupun juga Edia. "Aku juga minta maaf udah salah paham sama kamu Din?"

"Kamu gak perlu minta maaf, kamu gak salah dimata aku..... oh ya Ya aku udah lama gak kerumah kamu, aku titip salam sama orang tua kamu ya?"

"Ngapain titip.salam, kerumah aja kali"

"Iya, aku bakalan kesana nanti....Jadi kita baikan nih Ya?"

"Emm....."

Malam itu hubungan mereka membaik dan ngobrol semalaman bareng teman teman yang lain juga.

.

Namun saat Edia sudah tidur Bowo dan Dinar keluar mejauh dari keramain.

"Din kamu yakin?"

Dinar mengangguk yakin "ini keputusan aku Wo, aku gak mau Edia semakin benci sama aku, dia baru 15 tahun, dia masih bimbang dan belum tahu bahkan dirinya sendiri"

"Kaya kamu udah tua aja Din?"

"Seenggaknya kita sudah 17 tahun Wo"

"Ngomong ngomong kamu udah ngomong sama Edia belum?"

Dinar menggeleng "aku gak sanggup bilang Wo, biarin aja ngalir dengan sendirinya, seiring bertambahnya usia Edia, dia akan ngerti kok"

"Tapi Din, sekali lagi kamu yakin?"

"Iya, aku yakin dan tenang aja, aku gak apa apa?" Meskipun begitu Dinar gak bisa membendung tangisannya, ia mulai terisak.

"Ini yang kamu bilang gak apa apa" jawab Bowo yang mana tangannya terulur menepuk punggung Dinar.

Dinar mengangguk " a ku gak apa apa..... tapi aku cinta sama dia Wo"

Bowo membawa Dinar kepelukannya mengusap punggung Dinar "aku ngerti Din, aku juga cinta sama dia".

Tbc

CERITA DI MASA STM.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang