Sudah terhitung 5 hari Bowo berusaha meminta maaf dengan Edia, tapi anak itu masih belum mau menanggapi Bowo.
Dimana Bowo ada Edia pasti menghindar.
"Ya, aku minta maaf" ucap Bowo yang sudah kesekian kalinya.
Edia ingin pergi tapi dicekal oleh Bowo "aku laper Wo, lepasin"
"Ya udah, kita makan bareng ya Ya?"
"Enggak.....! udah udah lepasin tangan aku, sakit Wo"
Bowo melepas penganggannya tapi tetep mengikuti Edia.
"Kamu mau makan apa Ya?"
"Aku bisa pesen sendiri?"
Bowo memilih diam dan nurut dengan perkataan Edia.
.
Bowo sadar apa yang dilakukannya emang salah, rasa cemburunya terlalu berlebihan sampai membuat sikapnya jadi kekanakan dan ada hal lain juga yang buat Bowo resah akhir akhir ini.
Ia tahu Edia mulai tulus dengannya, tapi ia sendiri yang merusak keparcayaan Edia. Bowo sangat tahu itu.
"Wo ngapain ngelamun? kayak kambing tidur aja tau gak?" Tanya Aji, saat ini mereka lagi nongkrong ditempat biasa.
"Oh ya Ji bapak kamu masih suka mukulin gak?"
Aji mengrenyit mendengar pertanyaan Bowo.
"Kenapa emang?" Tanya Aji.
"Muka kamu kenapa bonyok tiap hari, serem tahu gak"
Aji terkekeh "ni gue baru pasang gigi palsu gara2 ditonjok bapak aku 2 hari lalu?"
"Kenapa gak pindah rumah aja sih, aku siap kok nampung kamu?" Usul Bowo.
Aji terkekeh lagi "gak perlu, setelah lulus aku mau ke Malaysia ikut paman aku, aku gak berencana pulang juga, oh ya, setelah lulus kamu mau kemana?"
Bowo diam.
"Mau ngintilin Edia?" Imbuh Aji.
"Maunya sih gitu, tapi orang tua aku minta aku nyusul mereka ke Kalimantan buat nerusin usaha mereka"
"Terus kamu mau?"
"Aku anak satu satunya Ji?"
"Terus Edia?, kamu tega ninggalin anak itu, udah tahu kemarin dia sampe kayak gitu gara gara Dinar, kamu mau ulangin lagi"
"Enggak Ji, aku gak bakal tega buat Edia nangis dan sakit kayak gitu, tapi aku juga belum punya jalan keluar agar orang tua aku juga Edia gak kecewa sama aku"
"Bawa aja dia ke Kalimantan Wo?"
"Kamu tahu sendirikan bundanya Edia kayak gitu, gak akan dibolehin Ji, aku juga pengen hidup sama orang tua aku tapi aku juga gak bisa nglepas Edia"
"Wo aku ingetin sekali lagi ya, kalo kamu pergi ninggalin Edia, aku yakin mental Edia bakal rusak, kecuali kalo kamu pelan pelan nglepasinnya, pasti Edia gak akan terlalu sakit hati, masih ada waktu setahun lebih kok"
"Gak tau Ji, aku juga terlalu sayang sama Edia."
"Kamu pikirin aja dulu makanya, kalo aku bakalan stay disini terus, aku bakalan jagain Edia tapi aku juga akan pergi"
Bowo langsung menatap sinis pada Aji "kamu pikir Edia mau modelan kayak leak gini"
"Heh, gini gini cewek aku banyak, dimana mana lagi, ngeremehin kamu Wo?"
"Bukan ngremehin Ji, tapi emnag kenyataan, aku yang gantengnya paripurna gini aja kudu ngejar ngejar dulu apa lagi kamu modelan genderuwo gini"
"Astaga Wo, kelamaan bergaul sama Edia mulut kamu ketularan beracun gitu ya"
"Tapi kenyataan kan Ji, kamu lebih jelek dibanding aku juga Dinar"
"Anjing emang kamu Wo?"
"Bercanda Ji, elah"
"Kalo Edia yang ngatain aku ikhlas tapi kalo orang lain bikin emosi tau gak?"
"Iyalah, cowoknya Bowo emang gemesin?"
"Tapi inget Wo, Edia udah terbiasa hidup dizona nyaman, sekalinya sakit hati dia butuh berbulan bulan buat sembuh jangan sampe kamu nyesel dengan apa keputusan kamu"
"Iya Ji aku gak akan kayak Dinar kok?"
.
.
.
.
.
Disisi lain Edia lagi bimbang, mau maafin Bowo apa enggak, ia menatap HPnya antara mau telfon Bowo dan tidak.
Tapi akhirnya Edia memilih pergi kerumah Bowo.
Edia mengemasi seragamnya buat besok sekolah lalu pamit sama bundanya kalau dia akan nginep dirumah Bowo.
Edia sengaja gak bilang bilang dengan Bowo, sesekali romantis sama pacarnya gak salahkan, masa Bowo terus yang kudu romantis.
Edia sudah sampai dirumah Bowo dan melarang bibinya Bowo buat ngabarin kalo dia ada dirumahnya, bibinya nurut aja.
Edia milih nunggu dikamar Bowo aja.
Cukup lama memang, Bowo pulang jam 11 malam dan Edia malah ketiduran.
Bowo cukup kaget tadi melihat motor Edia ada didepan, ia langsung lari kelantai dua dan benar aja Edia sudah tertidur dikasurnya.
Sedangkan Edia yang merasa terusik ia membuka matanya melihat Bowo yang lagi menatapnya.
Edia duduk lalu memeluk Bowo, nyaman, itu yang dirasakan Edia.
"Kenapa baru pulang, aku kangen" ucap Edia.Bowo tidak percaya mendengar kata itu dari mulut Edia. Tapi barusan ia dengar.
Bowo lalu menagkup kedua pipi Edia memastikan kalau Edia tidak lagi mimpi?.
"Aku siapa" tanya Bowo.
"Hah?" Binggung Edia.
"Jawab Ya"
"Kamu Bowo pacarnya Edia" ucap Edia smbil berkedip lucu.
Bowo merasa dirinya diatas awan hanya mendengar kalimat sederhana itu dari Edia.
"Maaf sayang, maaf aku tidak tahu kamu kesini, aku juga minta maaf atas semua sikap aku kemarin, aku juga kangen kita bareng bareng lagi, maafin aku ya"
Edia mengangguk dalam pelukan Bowo "kamu jangan tinggalin aku lagi ya Wo, aku cinta sama kamu?"
Bowo semakin erat memeluk Edia, ia jadi teringat masalah apa yang harus dihadapi Bowo tapi Edia juga sangat berarti dalam hidupnya.
"Iya sayang, aku gak akan kayak gitu lagi, gak akan, aku juga cinta sama kamu Ya"
KAMU SEDANG MEMBACA
CERITA DI MASA STM.
Teen FictionIni kisah Anak STM tahun 2008 disebuah kota kecil lebih tepatnya di salah satu pesisir dipulau Jawa Timur. Dimana waktu itu di STM hanya terdapat murid laki laki dan misalkan ada satu murid perempuan yakinlah dia lebih laki laki daripada laki laki i...