Switch Their Heads With Your Body!

23.6K 556 8
                                    

“Tubuhmu di ranjangku, atau kepala mereka di tempatmu!”

“Brengsek kau, Darren! Kembalikan orang-orangku! Kau tidak seharusnya menahan mereka tanpa alasan yang jelas!” Renata menggeram. Hidung mancungnya mendengkus dengan kasar. Hal itu justru membuat ia semakin cantik.

Darren tersenyum sinis. Mengagumi keindahan amarah wanita bergaun hitam panjang di depannya. Wajah itu semakin memukau saat bibir merahnya mengetat. Apalagi ketika leher itu mengejang. Ingin sekali Darren menaruh tangannya di sana. Mencengkeram. Menaklukkannya untuk menerima keperkasaan yang bahkan menuntut hanya dengan melihat Renata, wanita pertama yang menjadi mafia paling berkuasa di San Fransco. Pemimpin baru klan Louise. Klan yang sama kuat dengan ‘The Wolves’ miliknya.

“Mereka yang masuk dan berbuat onar di wilayahku, Renata,” ucap Darren tenang. Mata abu-abu terang dengan garis hitam tajam di bagian luarnya itu memandang seakan menelanjangi. Digerayanginya tubuh indah Renata dengan tatapan predator. Sudah lama ia memimpikan wanita itu. Serta balas dendamnya terpenuhi.

“Mereka pasti punya alasan yang kuat untuk melakukannya! Siapa tahu jika orangmu yang lebih dulu melakukan sesuatu!” tantang Renata. Mata biru itu menyala dan kontras di kulitnya yang eksotis. Darah campuran latin membuat ia mengkilap meski hanya diterangi cahaya lampu. Mereka kini tengah berada di jalan yang sudah ditutup aksesnya.

Keadaan terasa begitu hening dan sepi. Orang-orang yang berdiam di gedung apartemen, area pertokoan dan hunian di area yang mereka blokade, langsung menutup pintu dan jendela dengan rapat saking ngerinya. Tak ada yang berani, bahkan sekadar mengintip dari jendela.

Well, kedua gangster besar San Fransco sedang berdiskusi. Siapa yang bisa mengganggu? Bahkan anak buah kedua penguasa yang bersitegang itu terus berjaga di setiap titik jalur masuk.

Darren menunjukkan senyum tipis nan menawan. Ia tampak menarik napas, lalu lanjut berucap dengan suara pelan dan dalam, “Renata, Renata, Renata ....” Dengan sengaja kepalanya ia miringkan. Bagai siap mengunyah mangsa tak berdaya di depannya. “Yang mulai lebih dulu ..., baik orangku, atau pun orangmu. Aku tak peduli. Sama sekali, tidak. Hasil akhirnya adalah mereka berada di tempatku, lalu membuat satu orang kepercayaanku terbunuh. Kau pikir apa yang harus kulakukan? Hmm? Melepaskan mereka begitu saja?” Ia mulai tertawa. Gigi putihnya tampak meledek.

Renata semakin menahan diri. Tangannya mengepal. Napasnya memburu menahan semua amarah dan keresahan.

“Aku tidak perlu alasan atau penjelasan apa pun. Aturan adalah aturan, dan semua penguasa menyepakatinya. Termasuk kau. So ....” Darren maju beberapa langkah. Mata itu kini berkedip pelan di atas senyuman iblis. “Kau seharusnya bersyukur, aku tidak memotong salah satu anggota tubuh mereka, melemparkannya kepada serigala-serigala kesayanganku, sebelum berdiskusi denganmu.”

“Dasar, laki-laki keparat!!!”

Mata tajam itu menyipit. “Oh, ya. Sangat benar. Apa kau lupa status kita? Aku memang keparat, dan bukan malaikat. Jika tidak, aku tidak akan berada di posisiku yang sekarang.”

“Aaargghhh!” Renata berteriak semakin geram. Ia gerah dengan ketidakberdayaannya.

Sungguh tak menyenangkan saat berada di posisi yang kalah, tersudut dan terancam. Seandainya saja, pria penguasa itu tidak menyandera adik lelaki dan anak buahnya, maka sudah sejak tadi pula ia todongkan senjata revolver berukiran R. L ke dahi lebar yang menawan itu.

Sayang, ia harus bersabar. Sahabat pembunuh bertempa baja dengan peluru yang masih lengkap itu pun, hanya bisa terlilit tenang di paha kencangnya.

“Besok malam, jam tujuh, anak buahku yang akan datang menjemputmu,” tandasnya. “Tidak ada toleransi, Renata. Aku ingin kaudatang tanpa senjata. Tanpa pengawal, dan tidak ada jemputan setelah itu, karena ...,”—Ia berkedip pelan—“aku sendiri yang akan mengembalikanmu saat puas.”

THE BEAUTIFUL MAFIA (EROTICA ROMANCE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang