“Baiklah,” gumam Darren pelan. Ia tersenyum tipis di tengah tatapan tajam Renata. Alisnya bahkan sedikit terangkat. “Kau bisa membunuhku nanti. Untuk sekarang kau harus memakai pakaian dan kita makan malam bersama,” ungkap Darren menyatakan niat.
Ia lalu beranjak dari tubuh itu.
Segera napas Renata langsung terasa ringan. Tindihan Darren tadi membuat napasnya sesak, pun adrenalinnya terpicu.
Renata sampai perlu mengambil napas-napas panjang karenanya.
Darren kemudian melangkah ke arah ia membawa pakaian itu. Dilemparkannya paper bag tersebut ke arah Renata. “Pakai ini!”
Wanita itu bangkit dan berposisi duduk. Ia mendesahkan napasnya seperti singa marah. Renata tak suka diperintah-perintah. Selama ini, dialah yang selalu memerintah. Dialah yang memilih. Bukan orang lain yang menyuruhnya.
Tapi, kali ini?
Arrgh! Renata benar-benar harus melawan egonya sendiri karena Darren.
Lelaki itu menggulung lengan kemejanya kemudian, lalu mengangkat dagu ke arah Renata. “Ambil dan pakai, tunggu apa lagi?” tuntutnya lagi. Seakan dia bos di sini.
Tapi dia memang Tuan rumahnya, Renata bahkan bukan tamu, tapi tawanan.
Sungguh! Alis Renata menukik protes. Ia sebenarnya tidak mau. Tak suka disuruh.
Darren yang menatap aura buas di wajah itu hanya kembali menarik sudut bibirnya tipis. “Pakailah. Aku tunggu di tempat makan malam. Jika kau tak datang dalam lima belas menit. Maka aku yang akan ke sini. Dan kupastikan, kau akan memakan daging yang lain, tapi bukan yang dapat mengenyangkan perutmu.” Seringainya tampak sekali sedang memaksudkan hal yang kotor. Benar-benar kotor. Dasar biadab!
Renata mengeluarkan tatapan jijik sebisanya. Malah sempat-sempatnya pula mata itu melirik ‘ke sana’! Ke gundukan mengencang di bawah ikat pinggang Darren.
Sht!
Renata memaki.
Demi semesta! Bisa-bisanya ia refleks memandang ke sana!
Oh, astaga! Apa yang dia lakukan?
Darren yang menangkap tatapan itu sempat turun, langsung berdecak dan tersenyum iblis. Senyum meledek yang benar-benar mendengkikan! Ia memang selalu membanggakan kejantanannya.
“Kau suka apa yang kau lihat?! Hmm?” Sungguh, seringainya begitu jahanam. “Kau akan mendapatkannya nanti.”
“Sh!” Renata mendengkus. Ia hanya bisa mengencangkan bibirnya rapat-rapat, dan berusaha untuk tetap menyorot mata Darren dengan ekspresi tak kalah.
Lelaki itu tertawa lagi, lalu mengedipkan matanya pelan penuh godaan. Hidungnya ikut mengernyit menggoda Renata. Ia lantas keluar dengan bersiul.
“Brengsek!” Renata memakinya saat pintu kamar itu kembali tertutup.
Nyatanya, Darren malah membuat dada Renata semakin berdebar.
Apa-apaan ini?
***
Selesai menggerutu, dan memikirkan jalan yang bagaimana pun juga, tetap saja buntu. Renata terpaksa beranjak dari tempat tidur, dan lagi-lagi membawa paper bag tersebut bersamanya.
Kali ini isinya dalam sebuah kotak hardcover berpita.
Bungkusnya terlihat elegan dan klasik.
Renata menaruhnya di ranjang kemudian. Lalu membuka bagian atas.
Sebuah gaun hitam tampak di sana. Syukurlah bahannya tidak transparan lagi.
Renata kemudian memegang dua sisi bahu dress tersebut. Lalu mengangkatnya ke atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BEAUTIFUL MAFIA (EROTICA ROMANCE)
RomanceBLURB: Darren menginginkan Renata sejak awal kekuasaannya. Ia mendapatkan semua yang diinginkannya, kecuali Renata. Mafia cantik dari klan Louise yang memiliki satu per tiga wilayah San Fransco. Sesuatu tiba-tiba terjadi, Renata terjebak. Darren men...