Clothes for Renata

6.8K 234 2
                                    

Bantu Vote dan Follow,  ya, Kak. 😆 Maacih~

🌹🌹🌹

Darren melepas cengkeramannya dari rahang Renata.

Kemudian, tanpa berkata apa-apa lagi, ia berlalu sambil mengelap wajah dengan sapu tangan, dan pergi membersihkan diri di bilik yang lain.

Sementara Renata masih terdiam di atas meja dengan dada dan napas yang naik turun.

Tatapannya kosong dan bergoyang. Ia mencoba bernapas dengan stabil.

Rosita pun memberikan Renata waktu sesaat, lalu maju perlahan dengan hati-hati. “Nona Renata, mari saya antar ke kamar Tuan Darren.”

Renata hanya bisa melepas napas kesalnya. Sungguh, ia tidak tahu akan sampai di mana ujung semua ini. Darren memang pria brengsek, meski tak perlu repot-repot mengatakannya.

***

Sampai di kamar.

“Saya akan kembali membawakan Anda makanan, Nona Renata.”

Renata tetap tak menjawab dan hanya memunggungi Rosita. Ia memandangi tempat tidur yang kini sudah dalam keadaan rapi kembali.

Begitu cepat mereka membereskannya, saat Renata pergi ke meja sarapan. Padahal tadi ditinggalkan dalam keadaan berantakan seperti kapal pecah.

Pergulatan mereka semalam, benar-benar kacau.

Dan kini, semua tanda itu sudah hilang, bahkan dress sobek, sepatu dan pakaian dalam yang ditinggalkan Renata dalam keadaan masih berceceran, sudah tak ada di lantai dan di sisi mana pun. Entah mereka membuangnya atau menaruhnya di mana.

Renata tentu enggan menanyakannya. Meski saat ini, ia benar-benar butuh pakaian. Atau seharian hanya memakai bathdrobe yang mungkin saja bekas si pria brengsek itu!

Merasa tak ada tanggapan dari Renata, Rosita pun berjalan mundur dan pamit dari sana.

Renata lantas berbalik saat mendengar pintu kamar itu ditutup. Lalu sebuah bunyi terkunci malah menyusul terdengar.

Mata biru yang cantik sekaligus tajam itu langsung membulat. Ia sadar sesuatu! Dia dikunci!

“Hei! Hei! Heeeiiii!!!” Segera Renata melangkah maju ke arah pintu.

Dan benarlah! Tak peduli berapa kali pun Renata menurunkan gagangnya, dan menarik dengan sekuat tenaga, tetap saja pintu tersebut sama sekali tidak bisa terbuka.

Buk! Buk! Buk!

“Hei! Rosita! Kenapa kau malah mengunciku?” teriaknya tegas. Masih punya energi untuk menggeram. “Buka pintunya! Aku bukan tawanan, Brengsek! Arrghh! Buka pintunya! Berani-beraninya kalian mengunciku seperti ini!”

“Maafkan saya, Nona Renata.” Suara lembut Rosita terdengar lagi dari luar. “Saya akan segera kembali. Harap menunggu sebentar.”

“Buka pintunya!” teriak Renata. Dan tentu saja sudah tidak ada respons lagi.

“Arrghh!” Renata mengerang frustrasi sambil memukul-mukul daun pintu. Ia bahkan mundur beberapa langkah, lalu menendangnya berkali-kali.

Entah untuk apa, dia tahu itu tak akan terbuka dengan cara tersebut. Namun, Renata hanya ingin meluapkan semua emosi yang membara.

Renata kemudian meringis lagi. “Ssh.” Kembali sendi di kakinya berdenyut. Belum termasuk jari kaki yang menghantam daun pintu yang keras. “Brengsek!” lagi makinya kesal.

Lengkaplah sudah penderitaan dan semua rasa terhina ini. Sekarang ia seperti tawanan yang dikurung di sini! Laki-laki itu memang tidak bisa dipercaya!

THE BEAUTIFUL MAFIA (EROTICA ROMANCE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang