Renata's Attack - You Cant Win

7.1K 243 4
                                    

Bantu vote, ya, Kak. 😇🙏 dan Follow, ya, Kak. 🤗

***

“Brrruuuhhh!”

Sht!

Darren menutup matanya menerima semburan bubur yang tentu saja mengandung kemarahan dari Renata.

Sungguh, wajahnya penuh dengan cairan lengket putih, hingga ke leher dan kerah baju.

Rosita tampak terkejut dan menutup mulut dengan sebelah tangan. Belum pernah ada seorang pun yang melakukan hal senekat itu pada sang Mr. Ludovic.

Sementara dua orang penjaga segera maju. Namun, ditahan Darren dengan instruksi tangannya.

“Dengar Brengsek!” geram Renata, dekat di wajah Darren. Cengkeramannya kuat di kerah baju hitam itu, sementara satu garpu ditodongkan tepat ke wajah Darren. “Perlihatkan orang-orangku sekarang juga! Atau kuhancurkan salah satu matamu!”

Darren menarik napasnya tenang. Menunjukkan dirinya yang tak terusik. Meski tentu saja Darren tetap waspada, pada kegeraman wanita terlatih di depannya itu. “Aku tahu kau tidak sebodoh itu, Renata,” bisiknya sembari menatap balik.

Renata semakin mengeratkan cengkeramannya. “Aku sudah biasa membunuh orang, Darren. Kau tahu kita sama-sama ada di dunia hitam, dan ini bukan hanya sekadar ancaman. Aku akan mencongkel matamu keluar, dan kujadikan pendamping sarapan.”

“Ch! Lalu apa?” Tatap Darren balik. Tak terusik. Mata abu-abunya menajam. “Jika kau melakukannya, kedua anak buahku yang di belakang sana akan menangkapmu, lalu membunuhmu, juga orang-orangmu.”

Itu ancaman yang kuat. Tangan Renata benar-benar gemetar saking emosinya. Namun, Renata tak menunjukkan kalah. Ia mengencangkan bibirnya lagi, sambil menyorot lebih dekat ke posisi mata Darren dengan garpu yang mantap ia pegang.

Darren pun mendesahkan napas pelan. “Kau harus tahu satu hal, Renata. Aku bukan tipe orang pengecut yang akan memohon untuk pengampunan nyawa. Apalagi hanya untuk satu buah mata.” Ia tersenyum angkuh, dan balas menatap Renata dengan berani.

“Kau tahu kan, bagaimana aku bisa mendapatkan kekuasaanku?” lanjut Darren. Menantangi emosi di mata biru yang indah itu. Oh, bahkan ia semakin terpancing saat wangi afrodisiak yang dimiliki Renata, campuran Jasmin dan Lavender yang menggairahkan dan feminis, menggoda gairahnya semakin bangkit. Sungguh, intensitas yang terjadi di sini malah membuat ia teringat dengan aksi bejatnya semalam.

“Renata ...,” desah Darren pelan. Serak. Napasnya memberat. “Aku tak akan keberatan kau membuatku cacat. Aku masih punya tangan untuk mencekikmu, kaki untuk menindih dan melumpuhkanmu, bahkan keperkasaan yang bisa membuatmu terus merintih. Dan kupastikan, jika itu terjadi ..., aku akan membekapmu seumur hidup.”

Renata benar-benar menggeram. Ia mulai putus asa. Perkataan Darren benar. Apa gunanya merusak hanya satu mata?

Namun, ia tak mau kalah, dengan cepat Renata mengubah arah garpu tersebut, tepat ke sisi leher Darren. “Kalau begitu aku akan membunuhmu!”

Darren tersenyum bangga dengan sikap sigap dan tak goyah Renata. Wanita itu bahkan tak gentar sedikit pun. “Ya, itu bisa melukaiku cukup parah, tapi seberapa dalam kau bisa menusukkan garpu pendek itu ke leherku? Hmm? Aku masih bisa selamat. Aku ada di markasku sendiri. Sementara kau, juga orang-orangmu.” Darren menarik senyuman. Lagi ia berbisik pelan dengan desahan penuh, “Sudah pasti tidak.”

Darren mempertahankan senyum meledeknya. “Lagi pula ..., untuk apa kau membunuhku, dalam keadaan yang sama sekali tidak menguntungkan? Orang-orangku akan menyerangmu dengan lebih liar. Kau sama saja dengan bunuh diri, Sayang.”

THE BEAUTIFUL MAFIA (EROTICA ROMANCE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang