Renata's Precautions

6.1K 200 11
                                    

Vote & Follownya, Kakak~ 😇🥰

***

Renata benar-benar menghabiskan makanannya.

Ia menatapi mangkuk yang sudah begitu kosong. Tampak bersih tak bersisa. Bahkan dua buah roti dan side dish pun dilahapnya habis.

Sungguh, Renata tak pernah makan sebanyak ini. Ia bahkan bersendawa kecil.

Mata Renata berkedip-kedip cepat. Ia mendengkus tipis lalu bedecak untuk dirinya sendiri. “Ch!”

Ditariknya napas dalam. Apa yang harus dilakukannya sekarang?

Seketika Renata mengangkat bagian kerah bathdrobe yang dikenakannya. Perlahan-lahan ia menundukkan kepala ke sana, lalu mengendus tubuh di dalamnya.

Demi apa, ini wangi sandalwood, bercampur dengan jasmine dan lavender miliknya. Aroma sensual lain pun masih membekas di sana.

Astaga! Kenapa masih harus berpikir lagi? Tentu saja ia harus mandi! Membersihkan diri dari sisa-sisa laknat Darren di tubuhnya.

Segera Renata beranjak ke sana, sambil membuka tali bathdrobe di pinggang. Lalu, ia terhenti lagi sejenak.

Apa yang harus ia pakai setelah ini?

Oh, astaga! Memikirkannya saja sudah membuat Renata kesal.

Terpaksa pula ia memutar balik arah, dan dengan bibir merapat kesal, berjalan lagi ke tempat tidur untuk mengambil paper bag berisi pakaian tak senonoh tadi!

Well, bagaimana pun juga. Setidaknya ia bisa menganggap benda ini sebagai dalaman.

Disambarnya kemudian tas belanja tersebut, lalu mengintip lagi di dalam. “Hssshh!” Ia mendesah sambil memutar bola matanya. Ini menjijikkan, tapi ia tak punya pilihan lain.

Teringat kemudian Rosita yang mengatakan ia bisa dihubungi bila butuh sesuatu, well, ia tentunya bisa memakai handuk baru. Iya, kan?

Atau mungkin, bisa pula meminta hal yang lain.

Patut dicoba!

Segera kaki jenjangnya melangkah ke sana. Renata menekan tombol intercomnya.

Suara Rosita pun terdengar setelah beberapa nada tunggu. “Iya, Nona Renata, apa ada yang bisa saya bantu?”

“Aku butuh handuk, dan perlengkapan mandi!”

“Handuk dan perlengkapan mandi? Baiklah. Akan kami bawakan ke sana. Apa Anda juga butuh yang lain, Nona Renata?”

“Memangnya, kau bisa melakukan apa lagi?”

“Selain beberapa hal yang dilarang Tuan Darren, saya bisa membantu apa saja.”

“Pakaian?”

“Itu tidak bisa. Maafkan saya.”

“Pakaian dalam?”

“Yang berhubungan dengan pakaian, saya tidak bisa membantu, Nona Renata. Anda hanya bisa memakai yang sudah saya berikan tadi.”

“Itu Lingerie! Bukan pakaian!” bentak Renata tegas. “Tuan kalian itu benar-benar brengsek! Apa dia mau membuatku kedinginan di sini?”

“Saya bisa menyetelkan penghangat ruangan untuk Anda. Di kamar Tuan Darren juga ada perapian BioFuel, Anda bisa menghangatkan diri di sana. Ada juga selimut untuk—“

“Ok, cukup! Itu percuma saja bicara denganmu.”

“Baik, Nona Renata. Apa ada lagi yang bisa saya bantu?”

“Apa kau bisa mengembalikan barang-barangku juga? Tas, hand phone, dan semua barang-barangku, yang kalian sita. Termasuk senjataku!” Meski Renata merasa, kata terakhir itu, tentulah tak mungkin dikabulkan. Terlalu berisiko memberikan Renata senjata.

THE BEAUTIFUL MAFIA (EROTICA ROMANCE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang