“Itu tidak ada hubungannya denganmu!!!” lantang Renata dengan menggeram. Tak mau Darren berbesar hati.
Lagi Darren meruncingkan sudut bibirnya. Semakin Renata marah, entah mengapa ia merasa hal itu semakin benar.
Alis Darren terangkat setengah. “Oh, ya? Sungguh? Tapi, ini terlalu bagus untuk orang yang tak mau tidur denganku. Katakan saja kau juga menginginkan ini. Kau ingin membuatku kagum.”
“Errghh! Itu hanya ada dalam mimpimu, Brengsek!” Renata masih mencoba menggerakkan tubuhnya melawan. Napasnya terengah dan sesak karena beratnya tubuh Darren.
“Hahahaha.” Darren makin tertawa dengan kemenangannya ini. Rasanya seperti balas dendam. Sedikit demi sedikit.
Ia kemudian mengangkat punggungnya, dan memberikan Renata kesempatan untuk bernapas.
Darren tahu, sudah betapa sesaknya wanita itu dalam kungkungannya. Dipertahankan beberapa menit lagi, Renata bisa pingsan kekurangan oksigen.
“Heh heh heh.” Renata menghirup oksigen sebanyak-banyaknya, dan secepatnya pula.
“Well .... Harus kuakui, aku benar-benar kewalahan menghadapi wanita agresif seperti dirimu.” Darren menyungging, kemudian melangkah ke tengah Renata. Ia mengurung pinggang itu dengan kedua kakinya.
Lutut Darren bertekuk di atas ranjang, berada mantap di sisi kiri dan kanan tubuh Renata.
Dengan cepat, Darren melepas ikat pinggang bergambar serigalanya, kemudian mengikat kedua tangan Renata di belakang.
Bibirnya merapat kencang saat mengikat Renata. Ia berucap lagi kemudian, “Aku penasaran, apa kau akan se-agresif ini juga saat di ranjang.”
“Errghh! Darren! Lepas!” Renata makin putus asa saat tangannya diikat.
“Ssshh. Sssh. Ini tak akan terjadi, jika kau tidak melawan. Kau sudah sepakat, Renata. Dan lihat apa yang kau lakukan. Kenapa kau harus selalu mencari masalah? Hmm?” Ia mengusap singkat wajah itu dengan tangannya.
Renata menjauhkan wajah sebisanya. Tak peduli jika lehernya sakit karena tersentak.
“Tapi, tak apa. Ini sangat mengasyikkan. Berduel denganmu langsung sungguh membangkitkan adrenalinku, juga gairahku,” tambah Darren.
Renata sungguh bernapas resah. Tak bisa menjawab lagi.
Darren tersenyum dan tetap memegang tengkuk Renata. Ia membuat wanita itu tetap tiarap di bawahnya. “Kau tahu ...? Aku sudah sangat tak sabar untuk duel kita yang selanjutnya. Erangan dan rintihanmu itu akan membuatku semakin bersemangat. Terima kasih telah memberikan pemanasan yang luar biasa.”
“Heeekkhhh! Lepaskan aku!”
“No!” Darren berucap pelan dan tegas. Seperti sedang mengajarkan seekor anjing galak. “Aku tidak sebodoh itu, Renata,” tambahnya.
Ia kemudian mengulurkan tangan ke panty brokat yang terletak di samping Renata itu. Dengan sengaja pula, ia menyentuh bagian yang biasanya membungkus celah ke inti tubuh wanita. Juga area gundukan kecil yang biasanya menjadi tempat rangsangan terdahsyat.
Jari tengah Darren menekan ke sana, sementara telunjuknya sedikit di bawah panty. Ia dengan sengaja menekankan tangannya di sana, lalu mengusap dan menyentuh seakan bermain dengan kewanitaan Renata, lewat pakaian tipis itu. Memijat dua area sensitif yang membuat wanita manapun menggelegar.
Renata bernapas sesak melihatnya, ia tak mau melihat, tapi matanya malah terus terbuka.
Entah kenapa pula bagian dirinya malah berdenyut seperti sedang disentuh juga. Oh, Renata! Kendalikan dirimu! Ia memekik di otaknya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BEAUTIFUL MAFIA (EROTICA ROMANCE)
RomanceBLURB: Darren menginginkan Renata sejak awal kekuasaannya. Ia mendapatkan semua yang diinginkannya, kecuali Renata. Mafia cantik dari klan Louise yang memiliki satu per tiga wilayah San Fransco. Sesuatu tiba-tiba terjadi, Renata terjebak. Darren men...