Now, is My Turn

11.9K 304 0
                                    

“Sekarang giliranku!”

Mata Renata seketika membelalak. Sedetik kemudian, ia merasa dirinya melayang.  Tubuhnya berbalik, dan dada polos Renata tiba-tiba menghantam kasur.

Darren yang lagi-lagi membalikkannya.

Renata masih mencerna apa yang akan dilakukan Darren kemudian, saat dirasakannya tangan panas serta berhasrat itu mencengkeram ceruk pinggangnya.

“Ini sama sekali belum selesai!” ringis Darren, sembari menarik pinggul Renata, hingga terhentak ke tubuhnya.

“HK!”

Sungguh, Renata makin membelalak saat bagian belakangnya tak sengaja membentur sesuatu yang bahkan belum selesai mengamuk.

Darren menampar gemas bagian belakang itu, hingga membuat napas Renata tertahan.

Bibir merah koral Renata mengerat. Refleks punggung itu terangkat, dan dengan cepat pula Darren merayapkan tangan panasnya, meluncur dan menyusur turun dari dua sembulan padat, hingga berakhir di bawah tengkuk Renata.

Sungguh tubuh Renata merinding seanteronya karena sentuhan itu.

Belum sempat mengatur napas, Darren malah mendorong tengkuk wanita itu ke bawah. Membuat pipi Renata menekan erat sisi kasur, dan membuat posisi tubuh ramping tersebut semakin menungging.

Ringisan dan geraman keluar dari mulut Renata sebagai bentuk rontaan, hampir mirip dengan saat mereka bergulat lagi.

Namun, Lelaki itu malah semakin buas di belakangnya. Suara Renata membuat ia semakin bersemangat. Dan semakin pula membuat Renata berdenyut.

“Eekh!”

Tak perlu menunggu waktu lama sampai Renata merasakan padatan itu terposisi sempurna lagi pada celah lembutnya.

Darren kemudian melesat masuk diiringi lenguhan nikmat sebab menerima hangat dan cengkeraman pada si buas kebanggaannya itu.

Kepalanya mendongak jauh. Mata Darren terpejam meresapi nikmat duniawi yang memabukkan dan memindahkan dunianya.

Renata pun merintih panjang saat dirasanya keperkasaan itu memenuhinya tanpa menyisakan celah kosong. Mendesak otot-otot yang jarang dipakai untuk mengetat dan  berkontraksi dalam reaksi spontan.

Sungguh, kenikmatan yang ia rasakan tadi, nyatanya bisa berlanjut saat penyatuan kembali terjadi.

Posisi ini membuat ia bisa merasakan lebih dalam. Begitu jauh. Begitu gelap, seakan Darren membentur sampai ke tenggorokannya.

Renata sungguh tak mau menerima ini, apalagi mengakuinya, tapi tubuh itu berbicara lain. Dewi batinnya seakan berteriak girang dan meraung dengan pendambaan untuk meminta lebih.

Sekuat apa pun ia tak mau terlena, nyatanya, ia tetap saja merasakan sesuatu yang benar-benar pantas disebut gila.

Darren kemudian memegang tangan Renata yang terikat, seakan itu adalah tali pegangan, untuk kuda pacu, sementara tangannya lain tetap menahan tengkuk Renata. Mengontrol tubuh itu agar tak menjauh menerima hentakan yang sudah diancang-ancangnya.

Sebuah umpatan pun keluar dari mulut si brengsek itu. Saat ia mulai bergerak.

Darren bahkan tak melakukannya sendiri, dan malah menarik Renata dari tangan terikat untuk membenturnya dengan lebih liar dan dalam.

Badai dan gelora maha dahsyat benar-benar memorak-porandakan Renata, dan juga membawa Darren untuk turut serta di dalamnya.

Desahan serak dan geraman memenuhi Darren seiring pergerakannya yang begitu lihai memainkan tempo. Rambutnya bahkan mulai basah oleh keringat nafsu.

THE BEAUTIFUL MAFIA (EROTICA ROMANCE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang