You Set Me Up, Bastard!

8.7K 270 0
                                    

Votenya dong, Kakak Cakep. 🥺🥰

***

Dengan menggeram. Renata, melilitkan selimut yang tebal itu ke tubuhnya sambil sesekali mengumpat.

“Sht! Ergh!” Bibirnya mengetat. Merasa benda itu berat, untuk dibawa serta. Apaagi dengan kondisi tubuh dan persendiannya yang terasa sakit.

Mata biru itu pun melayangkan pandang ke arah sebuah pintu lain di kamar ini.

“Ah, kamar mandi.” Sebelah alisnya terangkat saat menggumamkan kata itu.

Well, dia juga memang ingin cepat-cepat bertemu si Brengsek Darren Ludovic, untuk menagih janji lelaki itu agar membebaskan adik dan anak buah Renata.

Rosita memandangi pergerakan Renata, yang tampak kesulitan bak membawa baju pengantin yang berat. Selimut tebal itu dipegangnya, dan diseretnya sampai ke kamar mandi.

Meski demikian, kaki telanjang yang mulus milik Renata Louise sesekali kelihatan di antara belahan sambungan selimut di depan. Ia tampak cantik meski berantakan.

Rosita bahkan mengaguminya. Nama Renata tentu sudah banyak dikenali, apalagi di kalangan mafia dan para anak buahnya.

Dia yang menjadi legendaris, karena bergender wanita. Biasanya, yang mau bergelut di hal seperti ini adalah para lelaki. Sedangkan, Renata, dia memang punya sisi seksi, tegas, angkuh, dan juga pemimpin yang bahkan bisa dilihat dari wajah dan perangainya.

‘Dia keren,’ gumam Rosita pelan dalam hati.

Saat tiba, Renata langsung melepas selimut tebal itu ke lantai kamar mandi. Cepat-cepat ia membuka kran dan minum dari sana.

Napas-napas kesalnya masih tersisa. Oh, astaga! Dia begitu haus. Darren benar-benar brengsek!

Segera Renata membilas wajahnya sesaat. Pipi dan semua bagiannya, bahkan mulutnya sudah penuh aroma sensual lelaki itu.

Bunyi cipratan air yang menyegarkan sanggup membuat ia sedikit merasa sejuk.

Sungguh! Ia tak menyangka semua ini telah berakhir. Dikira Renata dia akan pingsan, bahkan koma pagi ini.

“Haaaahhh.” Renata mendesah panjang. Mata birunya menjelajah mencari handuk. Lalu ditemukannya satu yang kecil.

Padahal niatnya ke sini, adalah mencari benda itu untuk menutupi tubuhnya.

Cepat-cepat ia mengelap wajah, dan napas Renata kembali tertahan, saat melihat kulit lehernya yang merah dan sedikit membiru.

“Sht!” umpat Renata lagi. Itu tanda yang cukup besar. Seperti serigala jantang yang menandai betinanya.

Oh, sekelibat bayangan saat Darren menghisap kulitnya semalam membuat Renata menelan saliva.

Jantungnya berdebar karena benci dan juga terangsang. Demi apa! Harusnya tidak ada tempat untuk rasa yang kedua itu.

“Nona Renata, waktu Anda tinggal dua menit lagi. Saya khawatir Tuan Darren akan marah.”

Apa katanya? Tuan Darren marah? Apa peduli Renata?! Semua ini sudah selesai, dan ia bisa menghadapi amarah lelaki itu dengan lebih berani.

Cepat-cepat Renata menyusur setiap rak di kamar mandi yang luas dengan dinding dan lantai, serta perabot yang didominasi marmer hitam berserat putih.

“Ah!” Renata mengulas senyum di bibirnya, begitu menemukan sebuah bathdrobe tergantung di salah satu sisi di kamar mandi ini.

Tanpa tendeng aling-aling. Tentu saja Renata segera meraih dan memakainya. Meski benda ini cukup besar, tapi lebih baik dari pada mengenakan pakaian robek di hadapan Darren. Cih!

THE BEAUTIFUL MAFIA (EROTICA ROMANCE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang