“Eeeerrrghhh! Lepaskan aku!” Renata menggeram. Berkelahi dengan libidonya sendiri. Juga dengan lilitan Darren.
Tangannya meracau dan tak terkontrol, memukul dan menggaruk lengan lelaki itu. Namun, secepat itu juga semua ditangkap Darren dengan tanpa susah payah. Mengunci tubuh Renata dalam kuasanya. Gerakan emosi yang tak karuan, akan begitu mudah ditaklukkan.
Cengkeraman pelukan Darren, makin mengetat selesai pemberontakan yang tak begitu berarti dari Renata. Nyatanya, Renata banyak mendesah frustrasi. Perlawanannya hanya sekian detik, dan di detik kemudian, kembali mendesah.
Darren mendapatkan semuanya. Ia berhasil melumpuhkan sang mangsa. Sebelah tangannya bahkan naik dan memegang leher serta rahang bawah Renata. Memaksa wanita itu mendongak ke arahnya. Membuat pula bibir Darren sampai menyentuh pipi lembut itu.
Sementara tangannya yang lain terus menarik dengan erat, hingga tubuh mereka semakin merapat dan menempel tanpa jarak.
“Berhentilah melawan ....,” bisiknya lagi. Serak. Parau. Dan bergairah.
Renata terengah. Habis daya. Ia mengambil napas-napas beruntun. Bahkan untuk memenuhi oksigen ke paru-paru rasanya terlalu sulit. Ia tampak seperti mangsa yang telah tertangkap di bagian tengkuk.
Berontak hanya akan semakin menghabiskan energinya. Dihentikan Renata rontaan. Sementara fokus pada pernapasan.
Ketenangan itu membuat Darren berkesempatan melanjutkan aksi memangsanya. Tangannya berpindah perlahan, tanpa melepas tubuh telanjang wanita tangguh dalam pelukannya itu.
Sungguh, Renata dapat merasakan tangan kokoh itu melingkar makin erat, melilit mantap di perutnya, sementara tangan yang lain, meremas gemas sebelah puncak keindahan milik Renata
Lutut sang Mafia wanita itu berubah lemah. Napas pun terasa makin sesak. Renata akan terpeleset seandainya Darren tak memeluk dan menahan tubuh itu.
“Katakan kau menginginkanku berada di dalammu, Renata,” bisiknya lagi.
Mendengar itu, tangan Renata mencoba melepas cengkeramannya. Namun, lagi-lagi, ia hanya berakhir lemas, saat lehernya semakin digoda dengan hisapan dan cumbuan.
“Jangan dilawan. Lemaskan saja tubuhmu. Aku tahu kau sangat suka disentuh, dan digerayangi seperti ini.” Hidung dan mulut bejat milik Darren kembali bermain liar di leher dan bahu Renata. Berpadu dengan aliran air yang terus membasahi mereka.
Renata merinding. Ia menggeliat sambil memejamkan mata dan membuang napas, berkali-kali mundur dan berjinjit mencari celah melepaskan diri. Namun, semua usaha itu berakhir gagal.
Darren malah makin mengerang saat merasakan tubuh mereka yang saling bergesekan satu sama lain. Kulit dengan kulit.
Dengan gerakan Renata yang putus asa itu, Darren kemudian menurunkan sebelah tangannya ke bagian terlembut yang berdenyut di antara tungkai Renata.
Jari-jari brengseknya turun dan menjamah. Ia menekan ke sana, mempermainkan celahnya, lalu menariknya ke atas dengan perlahan. Mengulang dengan gerakan pelan yang membuat Renata semakin gila.
Napas Darren berubah berat di samping telinga wanita itu. Kegagahannya makin menekan punggung Renata. Mendesak penuh sensasi.
Sungguh, jemari Darren begitu lihai menggodanya. Membuat Renata merasakan getar tak karuan. Menggelegar kacau di dalam dirinya. Aliran darah berdesir makin deras. Menaikkan suhu tubuh. Renata mungkin lihai menahan sakit pukulan saat latihan bertarung. Namun, tidak dengan ini.
Sambil melakukan itu, Darren terus mengecupinya, mencumbui permukaan kulit mulus Renata. Tangan yang mencengkeram dadanya pun terus bermain dengan semakin kurang ajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BEAUTIFUL MAFIA (EROTICA ROMANCE)
RomantizmBLURB: Darren menginginkan Renata sejak awal kekuasaannya. Ia mendapatkan semua yang diinginkannya, kecuali Renata. Mafia cantik dari klan Louise yang memiliki satu per tiga wilayah San Fransco. Sesuatu tiba-tiba terjadi, Renata terjebak. Darren men...