1.3

194 21 0
                                    

happy reading guyss, hope you like it♡!!

typo bertebaran!!

_•_•_

saat ini haechan sedang berada di dapur hendak memasak mie instan. menyiapkan panci lalu mengisinya dengan air. selagi menunggu air mendidih haechan memutuskan untuk bermain handphone sebentar.

setelah air mendidih, haechan bersiap memasukkan mie-nya ke dalam panci, namun suara ketukan pintu membuat haechan mengurungkan niatnya itu.

'aish, padahal hanya tinggal memasukkan mie lalu aku bisa makan.' gerutu haechan merasa kesal dengan si pengetuk pintu.

mematikan kompor lalu ia berjalan ke arah pintu depan, hendak membuka pintu. perlahan membuka pintu, dahinya mengerut bingung sebab mendapati kelima temannya di depan pintu.

"ada apa yang membuat kalian kemari?, bukankah masih pelajaran juga?" heran haechan sembari melihat jam di ruang tamunya.

"yakk!, ingin sekali aku menggeplak kepalamu." kesal renjun.

'mengapa aku dimarahi?, padahal aku hanya bertanya, waah renjun ini mungkin sedang pms.' batin haechan terkekeh geli membayangkan renjun pms.

"bukannya disuruh masuk dan duduk malah kita ditanyai di depan pintu seperti ini, apakah kau tidak tau kami kepanasan seperti ini!?" sungut renjun.

haechan melongo.

"a-ah silahkan masuk teman-teman, dan tuan renjun terhormat." sindir haechan menyuruh mereka masuk.

masih dengan terheran haechan bertanya kembali, "lalu apa yang membuat kalian kemari wahai teman-temanku?" ucapnya dengan senyum sabar, padahal hatinya ingin memaki karena temannya tadi tak menjawab.

"jelas kami kemari untuk menjengukmu, kita pikir kau sakit, begitu saja tak paham." jinyoung menjelaskan dengan malas.

sebenarnya ia tak mau repot-repot menjelaskan, namun jika haechan dibiarkan dengan tak ada yang menjawabnya, ia akan semakin cerewet, brisik. ia malas mendengar rengekan haechan.

"dan hari ini juga para guru mengadakan rapat, ntah apa yang dibahas, lalu kami dipulangkan lebih awal." tambah jaemin menjelaskan. ia menambahkan agar haechan tak bingung sebab ia melihat haechan melongo seperti orang bodoh.

"ya mana aku tahu, aku kan tak sakit!" kesal haechan karena merasa dibodoh-bodohkan.

hyunjin memutar bola matanya jengah.

"bagaimana kita tau bahwa kau tak sakit?, dihubungi saja tidak aktif."

jeno hanya diam mengamati, terlalu malas bergabung dalam pembicaraan, ia lapar.

"ah iya, aku lupa menyalakan data ponselku, hehehe maaf teman-teman" kata haechan sambil menyengir bodoh, seolah tak bersalah membuat kawannya khawatir.

kelima temannya pun mendengus.

"dasar pikun!" ejek renjun.

"diam kau pendek!" balas haechan.

"dasar buluk!" renjun tak mau kalah.

"waaah, sudah keterlaluan membawa warna kulit, kau mengajakku berteman!?" tantang haechan.

"berantem bodoh, bukan berteman." sinis hyunjin.

jeno ngakak, ntah kemana rasa laparnya tadi hilang. mungkin memang pantas ia mendapat julukan ketua receh oleh teman-temannya. ia tak pandai melucu, hanya pandai mentertawakan.

"jadi berantem?" ucap renjun dengan tangan kirinya yang menggulung baju lengan kanannya.

"hehehe, aku hanya bercanda." haechan menyengir ketakutan.

jangan salah. renjun yang paling kecil di antara keenamnya itu jika marah, mungkin hyunjin pun kalah.

hyunjin dan jaemin menertawakan wajah haechan yang ketakutan, seperti menahan berak.

akhirnya perdebatan dihentikan jeno karena jeno merasa lapar -yang diangguki semua karena mereka merasa lapar setelah berdebat.

"yasudah sana pesan makanan, hari ini aku yang bayar." kata jaemin sambil menyodorkan beberapa uang merah.

"waah, ada apa ini?, tak biasanya kau mentraktir kami!" sahut hyunjin antusias.

memang, hanya jeno dan jinyoung yang kerap menjajakan temannya.

"aku sudah menembak heejin kemarin, bagaimana?, keren kan aku?" jawab jaemin sembari membenarkan kerah seragamnya dengan sombong.

"kau kapan chan?" ejek jaemin.

"kiw kipin chin" haechan menirukan jaemin dengan sebal.

"yaaak jinyoung!, 200 ribu sini untukku!" hyunjin menodongkan tangannya ke depan badan jinyoung sambil tersenyum tengil.

jinyoung memutar bola matanya. lalu merogoh sakunya dan mengambil dompet. menarik 2 uang merah dari dompetnya lalu menyerahkan dengan cuma-cuma ke tangan hyunjin yang masih setia didepan badannya.

uang 200 ribu pun tak ada artinya untuk jinyoung, ia masih punya banyak di atm-nya, maklum, orang kaya.

selepas uang taruhan tadi. akhirnya makanan yang dipesan renjun -yang dibayar dengan uang jaemin tentunya- datang.

mereka menikmati makanan sembari bercanda ria.

akhirnya mereka ber-6 menghabiskan waktu hingga sore dirumah haechan.

___
agak panjang yaaa, semoga ga bosen deh..
anw, janlup vommentnya ya teman-teman!!
biar aku semangat lanjutin ceritanya, gratis kook >.<
udah ah, byebye~

story || lee haechan [complete√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang