vomment juseyo~
---
minggu pagi ini haechan memutuskan untuk jogging di taman biasanya. sudah lama ia tak jogging.
lagipula ia bosan di rumahnya yang selalu sepi itu. orang tuanya pun pergi ntah kemana di hari libur seperti ini.
setelah menyambar handuk untuk menyeka keringatnya nanti, haechan pun keluar ke teras, untuk pemanasan agar tak cedera.
setelah ia rasa cukup, ia pun membuka gerbang depan -tak lupa menutupnya kembali- dan perlahan melangkahkan kakinya untuk berlari-lari kecil menuju taman.
di sepanjang jalan pun haechan menyapa para tetangga yang ia lewati rumahnya.
saat lewat rumah keluarga park pun haechan menahan tawa, sebab melihat jisung yang berjalan mengendap-endap sembari menolehkan kepalanya ke kiri-kanan waspada.
di sisi lainnya ada bibi park yang sedang membawa pemotong rumput, sembari mengecek beberapa ruangan. ia mencari jisung tampaknya.
ohh, haechan mengerti. jisung berjalan menngendap-endap untuk menghindari sang ibu yang menyuruhnya memotong rumput, dan hendak kabur bermain.
dan yaa, jisung berhasil kabur ke rumah gedong sebelahnya, rumah milik chenle.
setelah diam mengamati keluarga park, haechan berpikir, betapa menyenangkannya menjadi bagian dari keluarga mereka. walaupun bibi park sering memarahi anaknya, namun di beberapa waktu haechan melihat kasih sayang yang besar bibi park pada kedua anaknya. beruntungnya mereka.
sampai disitu haechan memikirkan keluarga harmonis jisung. dengan langkah agak goyah, haechan melanjutkan larinya lagi. takut hari semakin siang, dan panas tentunya. ia tak mau kulitnya bertambah gelap lagi.
sesampainya di taman, dilihatnya banyak anak seumurannya sedang jogging pula. memang, di komplek haechan banyak anak seumurannya, seperti felix dan yang lain.
tak hanya anak seusianya disana, banyak pula anak kecil sedang bermain dan bercanda ria. para orangtua pun juga mengobrol sambil mengawasi anaknya.
kemudian matanya tak sengaja menatap seseorang yang familiar tengah duduk sendirian di bangku taman. haechan tersenyum, berniat menghampiri.
namun setelahnya, senyumnya sirna begitu saja saat matanya menangkap seorang yoshinori, sedang berjalan menghampiri seseorang itu, somi. saat keduanya sudah berhadapan, haechan melihat yoshinori mengulurkan botol air mineral ke arah somi.
haechan mendengus, niatnya mendinginkan pikiran malah dibuat panas. ia berbalik badan hendak pulang. baru satu langkah, teriakan seseorang menghentikanya. suara somi.
"KAK HAECHAN!, SINI!" panggilnya.
haechan berdecak pelan, lalu menghembuskan nafasnya kasar. mau tak mau ia harus kesana.
sebelum berbalik, haechan memaksakan sebuah senyuman di bibirnya.
"hai somi, hai yoshinori." sapa haechan saat telah sampai di hadapan keduanya.
"hai haechan, senang bertemu denganmu." balas yoshinori ramah.
'ck!, aku yang tak suka' batin haechan mencebik.
haechan hanya membalasnya dengan senyum tipis.
"sendirian saja kak?" somi berniat membuka pembicaraan.
"ya." singkat haechan. ntahlah, ia tiba-tiba tak mood berbicara.
"kalau begitu aku pulang dulu, sudah ditunggu ibu dirumah. kalian bersenang-senanglah, daaah!" ucap haechan lalu ia cepat-cepat melangkah pergi meninggalkan keduanya tanpa menunggu jawaban.
ucapannya tadi hanya alibi. mana mungkin ibunya menunggu dirumah, rumahnya kan sepi.
sesampainya dirumah haechan lalu merebahkan tubuhnya pada sofa ruang tamu, namun bibirnya tak henti mengeluarkan kata-kata umpatan kekesalan.
"sialan, mengapa yoshinori bisa disitu?, rumahnya saja bukan di daerah sini."
"gara-gara yoshinori aku tak bisa berduaan dengan somi."
"jangan sampai ia mencuri startku!"
"arghhhh.. "
"yoshinori sialan!" ucapnya terakhir sambil menendang kaki meja di hadapannya. setelahnya ia meringis kesakitan memegangi kakinya.
"brengsek!, siapa yang menaruh meja disini!?" gerutunya tak lepas dari mengumpat.
"huh?!, menyebalkan saja!"
sebelum emosinya menjadi-jadi, haechan memutuskan untuk mandi. mungkin berendam akan membuat pikirannya tenang.
setelah mandi pun haechan memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar, meringankan pikirannya.
"semoga saja nanti tak bertemu mereka berdua." gumam haechan sebelum melangkahkan kakinya menjauhi rumahnya.
---
silent readers, ayoo tunjukkan pesonamu dengan tekan bintang di pojok kiri, xixixie
KAMU SEDANG MEMBACA
story || lee haechan [complete√]
Fanfiction"yang selalu tertawa pun bukan berarti tidak memiliki luka." -lee haechan. ʂƚαɾƚ : 27 ʂҽρƚҽɱႦҽɾ 2021 ҽɳԃ : 13 ԂҽʂҽɱႦҽɾ 2021 _______________ ⚠fiksi