kali-kali sy up siang lah yaw
btw, vomment juseyo~---
setelah kejadian pada hari minggu kemarin, paginya haechan terlihat biasa-biasa saja. emosinya kemarin sudah lenyap ntah kemana saat ia pergi berjalan-jalan -untungnya tidak bertemu dia manusia yang dihindarinya-, kini digantikan dengan senyum manisnya.
dengan menggendong tasnya, haechan melangkah santai turun ke bawah.
saat sampai di dapur, haechan melambatkan langkahnya ketika melihat min young, ibunya sedang berkutat dengan alat dapur. ntah jam berapa ibunya pulang, haechan tak tahu.
min young yang merasakan ada seseorang dibelakangnya pun menoleh. ia tersenyum mendapati anaknya, haechan.
"kemari haechan-ah, sarapan sini bersama eomma!" ucap min young lembut.
haechan diam. namun dalam batin ia berperang.
'haruskah aku sarapan dengannya?'
'tapi kasihan, dia sudah masak sedari pagi, pasti lelah'
'aku harus bagaimana?'
'huft... tak apalah, sekali ini saja.'
akhirnya haechan menurunkan egonya dan berjalan ke arah meja makan.
min young yang melihatnya pun tersenyum haru. ia tak menyangka akhirnya haechan mau semeja dengannya.
lalu dengan antusias, min young mengisikan piring haechan yang masih kosong, mengisinya dengan banyak lauk. ia ingin haechan makan banyak.
'akhirnya perjuangan ku sedari subuh tadi tak terbuang sia-sia' batin min young gembira.
setelah penuh, piringnya ia geser ke hadapan haechan. namun ucapan haechan menghentikan aktifitasnya sesaat.
"walaupun aku makan masakanmu, dan mau semeja denganmu, jangan berpikir aku sudah menerima ibu kembali." kata haechan dengan datar.
min young tersenyum miris. ia tahu, haechan tak akan semudah itu menerima dirinya kembali. ia jarang memberikan haechan kasih sayang. sedari kecil, hanya ibu min young yang merawat haechan. namun kini, ibunya telah pindah ke pulau jeju untuk menikmati masa tuanya.
sekejap kemudian, min young tersenyum lebar lagi.
"ah iya-iya. sudah, makanlah lalu berangkat." ucapnya sembari mengelus rambut haechan. perih ia rasakan ketika tangan haechan menepis tangannya.
setelah selesai makan pun haechan hanya berlalu pergi tanpa berpamitan padanya.
---
semenjak haechan menginjakkan kakinya di sekolah, sampai sekarang istirahat pertama, ia sama sekali belum melihat somi. kata jaemin mungkin somi sedang belajar. maklum, mulai hari ini sampai seminggu kedepan 'kan ujian kenaikan kelas.
istirahat ini pun dimanfaatkan haechan untuk berbincang dengan teman-temannya.
"sabtu besok kalian kosong?" ucap haechan membuka pembicaraan.
"memangnya kenapa?" sahut hyunjin walaupun matanya menatap handphone.
"m-mau kalian membantuku?" gugup haechan.
"to the point?" jinyoung jengah dengan haechan yang tak kunjung mengutarakan maksudnya.
haechan menggaruk tengkuknya. "mau membantuku untuk menembak somi?"
"oh. itu toh!, tentu saja kami akan membantu!" ucap hyunjin yang diangguki keempat temannya.
"namun mengapa terburu-buru chan?, bukankah kalian dekat belum lama?" tanya renjun. tumben dia tidak memancing pertubiran dengan haechan.
haechan menggaruk tengkuknya(2) yang tak gatal, ia menjawab,
"hehehe, aku takut keduluan orang. kemarin aku melihat somi dengan yoshinori!" nada haechan berubah saat menyebut kata terakhir.
semuanya melongo. bibit bucin rupanya.
"namun jika aku jadi somi sihh, aku akan memilih yoshinori. secara dia tampan dan kaya raya!" ucap renjun memancing decakan haechan.
padahal baru aja dipuji loh njun...
"ck. untunglah kau bukan somi!" sinis haechan. ia melayangkan tatapan tajam pada renjun, yang dibalas tak kalah tajam oleh renjun.
"sudah-sudah. haechan, kami besok akan membantumu kok, tenang saja. kau tinggal beri tahu alamat dan jamnya saja. kami sebisa mungkin akan datang jika tak ada halangan."
hanya jinyoung dan jeno yang dapat melerai haechan dan renjun. maklum, keduanya menyeramkan saat marah.
" pengertiannya lee jeno ini. ah, aku makin sayang padamu!, sini pelukk!" ucap haechan sambil merentangkan tangannya menyambut jeno.
"najis!" jeno bergidik.
teman-temannya yang lain hanya tertawa. jinyoung yang biasanya diam pun ikut tertawa. dan renjun yang tadi hendak bertengkar dengan haechan pun juga ikut tertawa, seolah adegan perdebatannya dengan haechan hanya angin lalu.
---
silent readers, ayoo tunjukkan pesonamu dengan tekan bintang di pojok kiri, xixixie
KAMU SEDANG MEMBACA
story || lee haechan [complete√]
Фанфик"yang selalu tertawa pun bukan berarti tidak memiliki luka." -lee haechan. ʂƚαɾƚ : 27 ʂҽρƚҽɱႦҽɾ 2021 ҽɳԃ : 13 ԂҽʂҽɱႦҽɾ 2021 _______________ ⚠fiksi