k o d e🗿

309 84 12
                                    

Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba. Hari di mana semua finalis berjuang merebutkan posisi pertama. Hari di mana semua orang dilanda kegugupan, rasa cemas dan takut campur aduk. Bukan hanya para tim yang berjuang, melainkan semua pendukung juga merasakan perasaan yang senasib.

Sebelum bapak Minhyuk menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai seorang pelatih, beliau menyempatkan diri menemui sang putri yang turut berjuang hari ini.

Dia terus menatap putrinya dari ujung kepala sampai ujung kaki. Pak Minhyuk gak pernah mengira Mina akan bisa membuat bangga seorang ayah yang mendidiknya dengan cara sederhana. Anak yang dimanja ternyata mampu membuatnya menangis haru, walaupun belum tentu Mina menang atau kalah. Namun satu hal yang pasti, Mina sudah juara baginya.

"maaf ya bi, papi gak bisa nemenin kamu," kata papi yang enggan melepas pelukannya pada Mina. Tangan Mina sendiri masih nangkring di pinggang papinya gak mau lepas.

"tadi mami bilang bakal usahain dateng," imbuh papi menenangkan anak semata wayangnya. Dia tahu, anaknya itu pasti gugup karena ini pertama kalinya bagi Mina. Gadis itu mungkin tanpa sadar merasa tertekan. Ia punya beban di kedua bahunya. Ada nama sekolah yang ia pertaruhkan di pertandingan final. Namun juga menjadi tombak kesuksesan tersendiri untuk Mina.

"doain Mina ya pi,"

"pasti," papi mencium pucuk kepala Mina dengan penuh kasih sayang sekaligus perasaan bersalah yang bersarang jauh di lubuk hatinya.

"Jungkook, bapak nitip Mina ya?"

Jungkook yang sedari tadi berdiri di belakang Mina sontak menatap papi. Cowok itu mengangguk mantap, "siap pak."

"pak Minhyuk tenang aja, ada anak osis lainnya kok yang dukung Mina apapun keadaannya."

Mendengar hal itu, papi sedikit tenang. Mempercayakan anaknya kepada osis yang sejak awal menemani Mina hingga di titik sekarang.

"goodluck dear," untuk terakhir kalinya papi mencium pucuk kepala Mina sebelum gadis itu pergi berjuang.

"papi juga," ujar Mina tersenyum lembut.

"ayo Min," ajak Jungkook.

Mina menoleh lalu mengangguk. "pi, Mina berangkat dulu,"

"hati hati sayangnya papi,"

Jungkook dan Mina berjalan menjauh. Papi masih berdiri di tempat yang sama, menunggu punggung Mina tak terlihat lagi oleh kedua matanya.

Namun tak berselang lama, Mina kembali dan berlari ke arahnya.

"pi, Mina boleh minta sesuatu gak?"

"minta apa sayang?" tanya papi lembut.

"apapun hasilnya nanti, temenin Kak Eunwoo ya? Jangan tinggalin dia sendiri," kata Mina pelan, sorot matanya berubah sendu kala menyebut nama cowok itu.

"kenapa harus papi?"

Gadis itu hanya menunjukkan senyum tegarnya, "Mina minta tolong,"

Meski begitu papi mengangguk mengiyakan permintaan anaknya.

---

Di ruang loker, Eunwoo tengah bersiap. Ia merasa gugup setengah mati. Takut gagal menjadi kapten yang baik dan gagal mengharumkan nama sekolahnya.

Cowok itu jalan mondar mandir menghilangkan gugup yang kian mendarah daging. Membuat tangannya keringat dingin.

Eunwoo menarik napas dalam dalam, kemudian menghembuskannya perlahan. Ia mengeluarkan benda pipih dari dalam tas. Mencari kontak Mina dan mengirimnya sebuah pesan singkat.

Cheer Up!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang