i t s o v e r🥀

388 92 23
                                    

Semenjak semalam, sikap Eunwoo jadi berubah total. Yang jarang kasih kabar sekarang kasih kabar ke Mina. Mulai dari pagi sampe malam, gak pernah absen kasih kabar.

Sedangkan Mina udah muak. Entah kenapa dia mulai ilfeel saat Eunwoo merespon perasaannya. Gadis itu memutuskan buat matiin daya ponselnya. Balik fokus latihan buat final besok. Jika tidak, fokusnya akan terpecah belah.

Kali ini Mina ditemani sama Arin. Biasanya ditemani Jungkook kalo gak Lisa, karena dua orang itu super sibuk, akhirnya Arin yang nemenin Mina sampe malem. Walaupun terkadang ditinggal ngecek tim bulu tangkis yang memang masuk final juga.

Di sisi lain Eunwoo cs juga latihan. Latihannya lebih ekstra, soalnya ada kunjungan dari bapak waka sekaligus pak kepsek yang memberi dukungan untuk anak-anaknya yang berjuang masuk final.

"makasih pak," jawab mereka kompak. Pak kepsek mengangguk sambil tersenyum bangga, kemudian berlalu pergi dari lapangan ditemani para pelatih.

Semua orang di sana membuang napas lega. Balapan tahan napas saat pak kepsek dateng.

"akhirnya gue dilirik juga sama tuh orang," dengus Soobin.

"gak sopan banget mulut lo," amuk Ten.

"bodat." balas Soobin cuek.

"mamam tuh anak kesayangan lo gak bisa masuk final," setelah Soobin, terbitlah nyinyiran dari Dokyeom.

"istighfar coeg." sahut Hyunsuk.

"Bona anaknya pak kepsek gak sih?" sela June mode on mencari mangsa baru.

"gak usah diembat. Nilai lo auto merah di tangan pak kepsek," kata Mingyu ketus.

"anjing. Gue cuma nanya," kata June tersenyum kecut. Mukanya masam.

"halah tai. Palingan pulang dari sini lo bakal caper ke Bona." ujar Hyunjae yang dari tadi diem.

"tanda tanda nih. Kalo Hyunjae udah ngomong, artinya lo disuruh tobat secepatnya Jun," celetuk Ong.

"Bona sekelas sama degem lo gak sih Ming? Siapa namanya? Seola?" tanya Wooyoung berpikir keras nama pacar barunya Mingyu.

"sekelas sama Mina anjir. Mereka bertiga mah satu kesatuan yang bulat dan utuh. Mina Bona Seola. Gak bisa dipisahkan walau maut datang menghadang," kepala Yugyeom ditoyor barengan sama anak-anak.

"alay,"

"jijik,"

"gak suka gelay,"

"sok puitis,"

Disaat yang lain pada becanda, Eunwoo sendirian merasa cemas. Pesannya gak ada satu pun yang dibaca, apalagi dibales sama Mina. Ditelpon juga gak aktif. Jadi tambah khawatir.

"lo pada punya nomernya Arin gak?"

Kompak semua anak buahnya berhenti ngomong, menoleh ke arahnya. Ada yang senyum jahat, kayak June. Ada yang menyipitkan matanya curiga kayak Yugyeom Mingyu sama Dokyeom, paling banter taruhan soal Mina-Eunwoo.

"gue punya." sahut Kevin. "kenapa?"

"send ke gue. Gpl,"

Cowok itu langsung pergi. Suasana berubah hening tapi tegang.

"siapa sih yang bikin Eunwoo ngamuk?" tanya Kevin terheran heran. "padahal gue jawab pertanyaan dia yang nanya nomer Arin,"

"biasalah," kata Yugyeom.

"ASSALAMUALAIKUM," teriak seseorang tiba-tiba memecahkan keheningan yang diciptakan oleh Eunwoo semata.

Semua mata memandang ke arah pintu. Bayangan seorang perempuan berjalan riang sambil sesekali lari kecil dengan senyumnya yang lebar serta rambut ikut bergoyang seiring dengan langkahnya.

Cheer Up!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang