m e k a r🌹

277 84 4
                                    

"bi!"

Mina tersentak kaget. Dia sontak menyentuh dada kirinya, seolah olah menahan jantungnya agar tidak copot saat itu juga.

Gadis itu memekik kesal, "mami ih, bikin jantungan aja,"

Dia kembali tiduran di kasur sambil ngecek jam di hape. Sedangkan Arin lagi makan makan sama anak bultang merayakan kemenangan mereka di liga tahunan, membawa nama baik sekolah. Mina sendiri juga sedang merayakan kemenangan itu bersama orang tuanya, di kamar hotel. Karena mami barusan datang, setelah dijemput sama papi.

"biarin jantungan." dengus mami yang bikin Mina terhenyak.

"mami udah gak sayang Mina lagi???" pekiknya histeris.

Mami mencubit pipi kanan Mina, "mami baru dateng loh bi. Kamu ngelongok mulu ke jendela, ngapain? Nyari siapa ha?"

"nyari papi," jawab Mina pendek.

Mami melirik pintu kamar mandi yang tertutup rapat. Papi di dalam kamar mandi, tapi kenapa Mina mencarinya lewat jendela?

"otak kamu ketinggalan?" tanya mami heran. Dia membongkar seisi koper Mina. Bantuin anak perawan beres beres baju, persiapan pulang besok. Dikarenakan dia tidak bisa menemani Mina sampai besok, satu jam ke depan dia langsung berangkat ke rumah sakit, balik kerja.

"enggak,"

"terus ngapain nyari papi? Orang papi ada di kamar mandi," kata mami.

"oh, nyari Arin," katanya beralasan dengan gampang tanpa beban.

"Arin lagi ada perlu di luar," ujar mami. Karena tak mendapat respon apapun, beliau menghentikan aksinya melipat baju Mina. Menggerakkan kepalanya ke samping guna melihat anaknya yang tengah rebahan di atas kasur sambil main hape.

"bi!"

"mi, kalo Mina beneran kena jantung gimana??"

"abisnya kamu diajak ngomong malah maminya dianggurin."

"gak sengaja,"

"gak sengaja kamu bilangg???"

Terdengar suara pintu terbuka, papi keluar kamar mandi. Rambut dalam keadaan basah, Mina meneguk ludahnya, "ya ampun papi, jangan bikin Mina khilaf dong,"

Mata Mina otomatis ditutup bantal sama mami, "kalo ngomong suka sembarangan,"

"papi juga! Ngapain mandi di sini??" omelnya.

"lah kok papi kena marah juga?" tanya papi membeo di tempat. Yang tadinya mengeringkan rambut menggunakan handuk mendadak berhenti lantaran diomelin.

"tau ah. Kalian berdua sama aja!"

"kok jadi mami yang marah?" tanya Mina spontan.

Mami mendengus keras, "emang mami gak boleh marah?"

"boleh," jawab bapak sama anak kompak.

Mami hanya menggelengkan kepalanya pasrah, punya suami yang sifatnya nurun ke anak sendiri. Kadang bikin emosi mami naik drastis. Tapi kalo gak ada mereka rasanya hampa dan kosong.

"mami sama papi pergi cari makan dulu. Kamu gak usah ikut," kata mami tegas.

"siapa juga yang mau ikut," balas Mina.

"tumben," mami merasa ditolak bahkan dipermalukan.

"males." ujar Mina. "kalian buruan pergi. Entar gak dapet antrian," usir Mina secara halus.

"beneran gak mau ikut?" tanya mami kedua kali.

"gak. Mina mager kemana mana,"

"serius?"

Cheer Up!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang