Chapter 3 : Kantin

696 41 4
                                    

"Nara."

Dengan cepat gadis yang merasa namanya itu terpanggil, langsung menolehkan kepalanya ke sumber suara. Ia cukup terkejut ketika mengetahui bahwa yang memanggilnya adalah Samuel.

"Iya?" tanyanya dengan menahan gugup.

"Pertemuan hari ini diundur sampai besok," tutur Samuel dengan dingin.

"Oh ya? Oke," jawab Nara.

Tanpa mengatakan apa pun lagi, Samuel berjalan keluar dari kelas dan meninggalkan Nara sendiri di dalam sana. Namun, kepergian laki-laki itu membuat Nara merasa senang karena dia tidak ingin Samuel melihatnya gugup seperti ini.

Oh ya, pertemuan yang dimaksud oleh Samuel adalah pertemuan rutin komunitas yang berisikan mahasiswa terpintar di kampus. Biasanya pertemuan itu dilaksanakan setiap hari Selasa, tetapi pertemuan hari ini harus diundur sampai besok, yaitu hari Rabu.

Nara menaruh tali totebag miliknya di atas pundak, kemudian melangkah keluar dari dalam kelas dan menuju ke kantin sambil membawa sebuah binder berwarna Lilac di tangan kanannya.

"NARA." Stella memanggil Nara sambil melambaikan tangannya.

Dengan cepat gadis itu berjalan menghampiri Stella dan Kevin yang sedang duduk sambil menyantap makanan. Nara menaruh totebag miliknya di atas meja, lalu duduk tepat di hadapan Stella dan Kevin.

"Lama banget lo, ngapain, sih?" tanya Kevin.

"Oh itu, tadi bicara sebentar sama Samuel," jawab Nara dengan sedikit senyumannya.

Stella pun paham sekali perasaan Nara kepada Samuel. Dia sendiri cukup mengagumi lelaki itu, tetapi bagi Stella, dia tidak pantas dengan Samuel. Pasalnya, lelaki itu sangat pintar, dia juga tampan, sedangkan Stella hanya memiliki otak yang alakadarnya saja.

"Lo gak pesen makan?" Kevin kembali bertanya ketika melihat temannya itu malah membuka buku, bukan memesan makanan.

"Nanti aja, gue belum laper."

Kevin melanjutkan menyantap makanannya dan begitu pula dengan Stella. Namun, beberapa detik kemudian, seseorang berdiri tepat di samping meja kantin mereka bertiga. Sontak, Nara dengan kedua temannya itu langsung mengangkat kepala untuk melihat orang itu.

"Bagi dong." Marcel mengambil piring berisikan Nasi Goreng milik Kevin, lalu memakannya dengan lahap. Seolah-olah makanan itu adalah miliknya.

Disisi lain, Stella langsung mengamankan mangkuk Mie Ayamnya dari Marcel. Laki-laki itu memang tidak tau diri. Tiba-tiba datang dan mengambil makanan orang seenaknya saja.

"ANJIR! PUNYA GUA!" protes Kevin.

"Baghi dikhit," ucap Marcel dengan mulutnya yang penuh dengan Nasi Goreng.

"EH KAMPRET! BALIKIN SINI!" Kevin kembali emosi dengan Marcel yang malah hampir menghabisi makanan itu.

"Lu beli lagi sana," tutur Marcel dengan mudahnya.

"Gak ada duit lagi gua," cakap Kevin dengan jujurnya.

Pertengkaran sepiring Nasi Goreng antara Kevin dan Marcel masih berlangsung. Nara hanya tertawa kecil ketika melihat kedua laki-laki itu berebutan makanan. Dia juga melihat Stella yang cepat-cepat menghabiskan Mie Ayam sampai tersedak.

"UHUK-UHUK." Stella memukul dadanya agar rasa tersedaknya langsung hilang.

Nara yang menyadari hal itu langsung memberikan sebotol air mineral kepada temannya dan diterima dengan cepat oleh Stella. Gadis itu meneguk banyak air mineral dan hanya menyisakan sedikit saja di dalam botol.

Secret RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang