Chapter 9 : Biliard

397 27 6
                                    

*Disarankan untuk mendengarkan lagu "Everyday - Ariana Grande Feat. Future (TikTok Ver)"

Jarum jam menunjukkan pukul setengah enam sore. Ruang bimbingan ini sudah mulai sepi karena satu-persatu mahasiswa pergi meninggalkannya, bahkan kini hanya menyisakan Nara, Elana, Samuel, dan David.

"Sam, nanti gua sama David ke asrama lo, ya," ujar Elana.

"Gak," jawab Samuel dengan acuh.

"Yelah, Sam, boleh lah," ucap Elana memaksa.

"Dateng aja kali, percuma izin sama Samuel," sahut David kepada Elana.

"Oke, nanti malam gue ke asrama Samuel," ujar Elana kembali, lalu dia berjalan keluar dari ruang bimbingan bersama David.

Kini Nara hanya berdua dengan Samuel. Dia ingat kalau Samuel ingin berbicara kepadanya setelah bimbingan, tetapi kenapa hingga saat ini, laki-laki itu masih belum mengatakan sepatah kata pun kepada Nara?

"Kak, tadi lo mau bicara apa?" Nara pun akhirnya membuka mulutnya untuk bertanya.

"Sebelum lo di tegur dekan, gua mau mastiin lagi," tutur Samuel, kemudian ia membalikkan tubuhnya dan berhadapan dengan Nara. "Gua denger-denger, malam Rabu kemarin lo mabuk di rumah Daniel."

Seketika Nara mematung karena terkejut. Harusnya Nara tidak perlu heran Samuel tau dari mana karena pada malam itu, pasti banyak sekali mahasiswa yang melihat gadis itu mabuk berat di rumah Daniel.

"Iya atau enggak?" Samuel menatapnya dengan tajam.

"Iya, kak." Nara merasa sangat gugup sekaligus takut.

Samuel menatapnya kembali, lalu ia berjalan menuju ke pintu, tetapi saat dia hendak keluar, mulutnya kembali berbicara, "Terselah lo mau ngapain, tapi jangan berlebihan dan jangan sampai kedengeran dekan."

Tanpa mendengarkan jawaban dari Nara, laki-laki itu sudah melenggang pergi meninggalkan Nara. Kini gadis itu sendirian di ruang bimbingan. Tubuhnya membeku, jantungnya berdegup dengan tidak beraturan, dan darahnya berdesir cepat.

"Shit," umpatnya, lalu ia berjalan keluar dari ruangan bimbingan itu dan segera menuju ke asramanya sebelum malam tiba.

Selama berjalan kaki, Nara hanya berpikir untuk tidak akan pernah datang ke rumah Daniel lagi, agar tidak mendapatkan teguran lagi dari Samuel, terutama dari dekan. Gadis itu merasa lelah. Hidupnya kenapa berangsur berubah? Bukankah kehidupan sebelumnya berjalan dengan lancar sesuai dengan keinginannya?

Nara membuka pintu kamarnya, tetapi ada yang aneh. Pintu kamarnya tidak terkunci, padahal dia ingat kalau dia sudah mengunci pintunya sebelum berangkah kuliah, tetapi kenapa pintunya tidak terkunci?

Klek

Gadis itu melangkah masuk ke dalam kamarnya dengan perlahan, kemudian menutup pintu kamar asramanya kembali, tetapi dia malah dibuat terkejut ketika mendapati seseorang sedang duduk di atas tempat tidurnya, sambil menonton serial Netflix di televisinya.

"Hey!" ketus Nara sambil menutup pintu kamarnya.

Laki-laki itu menolehkan kepalanya saat mendengar Nara seperti memanggilnya. "Udah balik?"

Secret RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang