"Helo Aerish," tutur Erlan dengan menunjukkan smirknya.
"Mmmph." Nara menggigit tangan laki-laki itu dengan kencang, sampai-sampai Erlan melepaskan tangannya untuk mendekap mulut perempuan di hadapannya. "Lo mau apa?"
Erlan tersenyum, lalu menangkup wajah Nara dengan tangan kanannya. "Gue gak nyangka bakal ketemu lo disini, Aerish."
"Stop call me Aerish!" Ia melepaskan tangan Erlan dari wajahnya. "Gue Nara, bukan Aerish."
"No, your still my girlfriend, Aerish." Erlan mendekatkan wajahnya dan ingin mencium Nara, tetapi gadis itu menahannya.
"Stop it! Gue bukan mainan lo, Erlan!"
Laki-laki itu tertawa pelan, kemudian menatap Nara dengan tajam. "Lo pergi begitu saja dari gua dan ternyata lo disini, Aerish?"
"Erlan, dengerin gue!" ucap Nara menahan emosinya. "Gue sudah bukan Aerish lagi, gue Nara, and I'm not your girlfriend anymore!!"
Berapa kali pun Nara berkata seperti itu, sepertinya Erlan tetap tidak memperdulikannya. "I don't care. Di mata gua, lo tetap Aerish, my bad girlfriend."
Brukkk
Tiba-tiba saja seseorang menarik Nara dan membawanya ke dalam dekapannya. Penerangan yang sangat minim, membuat Nara tidak menyadari siapa yang telah menarik dirinya, hingga ia mendengar suaranya.
"Lo apain Nara?" tutur Mores dengan dingin.
"Aerish maksudnya?" balas Erlan dengan smirknya.
Mores menyeritkan dahinya dan menatap Nara dengan penuh pertanyaan di kepalanya. "Aerish?"
Nara pun menghela napasnya. "Erlan, mendingan lo pergi dari sini," usirnya dengan meninggikan suaranya. "SEKARANG!!"
Laki-laki itu cukup terkejut saat Nara membentaknya. Dia pun tersenyum tipis, lalu berjalan melalui Nara dan Mores untuk pergi, tetapi ia juga membisikkan sesuatu saat tepat berada di samping Nara.
"See you Aerish."
Kini Nara dan Mores terdiam. Erlan benar-benar membuat Nara takut sekaligus emosi di waktu yang bersamaan. Untuk saja Mores datang tepat waktu atau dia dan Erlan akan berdebat lebih lama lagi.
"Lo kenal Erlan?" Mores bertanya dengan penasaran.
"Gue mau balik," ucap Nara dengan menundukkan kepalanya, tetapi Mores memegang pundaknya untuk menahan dirinya.
"Gue ikut, ya?"
"Terserah."
Mores tersenyum, kemudian memakai topi berwarna hitam miliknya. "Ayo."
Mereka berdua berjalan bersama menuju ke asrama mahasiswi kampus. Mores dan Nara mencoba berjalan dengan cepat agar tidak ada seorang pun yang melihat keberadaan mereka berdua.
Beruntung sekali mereka karena mereka dapat berjalan tanpa ada seorang pun yang melihatnya, hingga mereka berdua tiba di kamar Nara. Gadis itu mengunci pintu kamarnya, lalu meneguk air mineral yang ada di atas meja, sedangkan Mores duduk di atas tempat tidur dengan menyandarkan tubuhnya pada tembok.
"Lo cantik, harusnya gue di rumah Daniel dari awal," puji Mores.
Nara pun melepaskan jaket hitam yang ia pakai sambil berucap, "Thanks." Lalu ia mengambil sebuah hoodie berwarna abu-abu dan celana pendek, kemudian masuk ke dalam kamar mandi untuk mengganti pakaiannya.
Klek
Setelah tiga menit berada di dalam kamar mandi, Nara keluar dengan mengenakan hoodie berwarna abu-abu dan celana pendek yang ia ambil sebelumnya. Perempuan berambut panjang itu duduk di atas tempat tidurnya, tepat di samping Mores.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Relationship
RomanceDatang ke sebuah pesta di suatu malam, merupakan hal terburuk bagi Nara. Pertemuannya dengan pria yang terkenal dengan masalah besarnya di kampus membuatnya bingung. Bingung harus mengikuti perasaannya atau reputasinya. Laki-laki yang seharusnya Nar...