Chapter 21 : Tempat Samuel

239 26 0
                                    

"Hai, lo apa kabar?" tanya Mores kepada Nara, seolah-olah mereka sudah lama tak bertemu.

"Good, how about you?" Nara kembali bertanya.

"Not bad." Mores tersenyum tanpa melepaskan tatapannya. "Kayaknya kita sudah lama gak ketemu."

"Ya, you right."

Gadis berambut hitam itu tersenyum sambil menatap laki-laki yang baru saja menanyakan kabaran. "You're a good actor, bastard," batinnya.

Ting ting ting

Daniel menarik perhatian semua orang di ruangan ini dengan membunyikan gelas miliknya. Dengan cepat mereka semua duduk di sofa yang telah tersedia untuk mendengarkan ucapan dari Daniel sang pemilik rumah.

"Oke, gue mau ucapin terima kasih untuk kalian yang sudah datang ke ulang tahun gue malam ini," ujar Daniel dengan hangat. "Gue memang gak bikin birthday party yang meriah, tapi gue harap kalian menikmati malam ini."

Setelah Daniel selesai berbicara, Bryan berdiri dari duduknya dan mengangkat gelas miliknya. "Cheers for Daniel."

Mereka semua pun menyatukan gelas mereka. "Cheers."

Mereka meneguk minuman mereka masing-masing setelah bersulang. Bryan mengatakan bahwa minuman itu memiliki kadar alkohol yang rendah, tetapi mengapa Nara merasa minuman itu seperti memiliki kadang alkohol yang tinggi? Bau yang pekat dan rasa yang begitu panas sekaligus manis di mulutnya.

"Berapa persen alkohol di minuman ini?" tanya Nara ketika kepalanya terasa sedikit sakit.

"8%," timpal Casey sambil menatap Nara yang sedang merasakan efek dari minuman itu.

Disisi lain, Mores menyadari reaksi yang ditunjukkan oleh Nara. Dia khawatir. Dia juga tidak tau apa yang teman-temannya rencanakan pada gadis itu. Namun yang pasti, selama ada dirinya, maka Nara akan aman.

Tiba-tiba saja terdengar suara tepuk tangan yang begitu keras setelah suara pintu ruangan yang tertutup. "Kalian lupa ada gua?"

Nara dan Mores membulatkan kedua mata saat melihat seseorang yang baru saja datang. Mereka lupa kalau laki-laki itu masih ada di Jakarta. Mores sangat khawatir terhadap Nara. Apa yang sebenarnya teman-temannya rencana kan?

"Lo telat, Erlan!" omel Casey.

"Haha, sorry," jawab Erlan dengan tertawa, lalu ia menatap Nara yang menatapnya dengan tajam. "Hello, pretty."

Rasanya Nara ingin membentak laki-laki itu dan menampar wajahnya, tetapi dia tidak bisa melakukannya disini. Para bajingan kampus itu tidak boleh mengetahui hubungannya dengan Erlan di masa lalu atau reputasinya akan dipertaruhkan.

Setelah puas menatap Nara, kini Erlan beralih menatap seorang laki-laki yang menurutnya tidak asing. "Lo yang kemarin, kan?"

Mores terdiam. Ia pikir Erlan tidak akan mengenali wajahnya karena kemarin mereka bertemu di lorong, yang dimana penerangannya sangat minim. "Excusme?"

"Sorry, gue kayaknya salah orang," jawab Erlan dengan santai, kemudian ia menatap Mores tajam dan menunjukkan smirknya.

Erlan menjabat tangan dengan Daniel dan mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya. Setelah itu ia duduk di sofa, tepat di samping Nara. Sebelumnya tempat itu ditempati oleh Casey, tapi perempuan itu memberikan tempatnya kepada Erlan.

"Hello bitch," gumam Erlan kepada perempuan disampingnya saat ia mendudukkan tubuhnya di atas sofa.

Laki-laki itu berbicara dengan sangat pelan. Hanya Nara yang dapat mendengarnya dan rasanya ia ingin meninju laki-laki di sampingnya. Erlan, apakah ini yang dimainkan oleh para bajingan kampus?

Secret RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang