"Makasih, gue jadi ngerepotin," tutur Nara dengan tidak enak hati.
"Santai aja," timpal Marcel.
Lima menit kemudian, seorang waiters datang dengan membawakan dua minuman yang dipesan oleh Nara sebelumnya. Waiters itu menaruh kedua minuman tersebut di atas meja, lalu melenggang pergi.
"Terima kasih," ucap Nara kepada waiters itu.
Entah mengapa suasana menjadi canggung. Gadis berambut hitam itu memutuskan untuk mengaduk minumannya dengan sedotan, lalu meneguknya dengan perlahan. Oreo Cappucino adalah kesukaannya. Rasa pahit dan manis yang menjadi satu sangat lah konsisten. Dia menyukainya.
"Sudah lama suka kopi?" Marcel membuka pembicaraan.
"Lumayan. Dari masih SMA." Nara menunjukkan senyumannya, kemudian meneguk minumannya kembali.
"Oh ya, lo punya mantan?"
Tiba-tiba saja Nara tersedak ketika mendapatkan sebuah pertanyaan dari Marcel. Dia pun mencoba menenangkan dirinya yang terbatuk-tabuk, sedangkan Marcel menatapnya dengan panik.
"NARA, LO GAK APA-APA?" Laki-laki itu benar-benar panik.
Nara menghirum udara dalam-dalam, lalu menghembuskannya dengan perlahan dengan tenang. Dengan begini dia sudah tidak terbatuk-batuk lagi dan dirinya terasa lebih baik dari sebelumnya.
"Gue gak apa-apa," jawab Nara dengan santai dan disitu lah Marcel dapat bernapas dengan lega.
"Kalau gak mau jawab pertanyaan gue yang tadi, gak apa-apa, kok," tuturnya.
"Gue punya mantan," ucap Nara. Gadis itu menggenggam gelas minumannya dan menatapnya. "Tapi dia gak sebaik itu."
Marcel membulatkan kedua matanya ketika menyadari Nara meneteskan air matanya. Kini laki-laki itu mengutuk dirinya sendiri yang telah membuat gadis di hadapannya menangis seperti ini dengan pertanyaannya tadi.
"Dia mantan gue yang pertama dan terakhir untuk saat ini." Air matanya masih mengalir begitu saja.
Nara menyeka air matanya yang telah membahasi wajahnya, sedangkan Marcel hanya diam tak berkutik karena panik sekaligus tidak enak hati karena telah membuka luka lama Nara. Ah, Marcel benar-benar ingin memukul dirinya sendiri.
"Sorry gue gak tau kalau-"
Plakkk
"Anjing," kaget Marcel setelah wajahnya di tampar dengan tiba-tiba oleh seseorang.
"LO APAIN TEMEN GUA SAMPAI NANGIS BEGINI?" teriak Stella.
Ya. Stella dan Kevin baru saja tiba di cafe ini, tetapi mereka malah melihat Nara yang sedang menangis dengan Marcel di hadapannya. Dengan penuh emosi, Stella berjalan menghampiri Marcel dan menampar wajahnya tanpa berpikir dua kali.
"Eh, Stella. Marcel gak apa-apain gue," ujar Nara yang ikut terkejut ketika Marcel di tampar oleh temannya.
"Gak waras lu," cibir Marcel kepada Stella, namun karena Stella tidak terima dengan perkataan Marcel, dia menyiapkan tangannya untuk menampar laki-laki itu kembali, tetapi Kevin menahannya.
"STE, JANGAN CARI MASALAH." Kevin meninggikan suaranya.
"GAK BISA, NI COWOK KURANG AJAR," teriak Stella sambil berusaha untuk menampar Marcel.
"Stella, Marcel gak apa-apain gue." Nara mencoba memberitahu kebenarannya dan akhirnya Stella pun memutuskan untuk kembali diam, lalu duduk di sebuah kursi.
"Lo yakin Marcel gak apa-apain lo?" tanya Stella dengan tatapan mengintimidasi kepada Nara.
"Iya, Stella."
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Relationship
RomanceDatang ke sebuah pesta di suatu malam, merupakan hal terburuk bagi Nara. Pertemuannya dengan pria yang terkenal dengan masalah besarnya di kampus membuatnya bingung. Bingung harus mengikuti perasaannya atau reputasinya. Laki-laki yang seharusnya Nar...