Chapter 26 : Shift Dini Hari

145 13 0
                                    

Setelah Erlan telah pergi, kini Samuel dan Nara kembali duduk seperti semula. Nara menghela napasnya dengan gusar, kemudian meneguk teh mint miliknya. Kini setidaknya Nara merasa lebih segar dan lebih tenang. 

"Nanti sampai asrama langsung tidur, kumpulin tenaga untuk jaga nanti," ucap Samuel memberikan saran. 

Nara menatapnya seraya tersenyum. "Iya, kak."

"Masih ada kelas kah habis ini?" 

Gadis cantik itu melirik jam tangan yang melingkar di tangan kirinya. "Masih satu kelas lagi, tapi cuma 2 sks kok." 

"Baiklah." Kini Samuel yang melirik jam tangan di tangan kirinya. "Gua ada keperluan, gua pergi dulu, ya. See you nanti Nara." Samuel bangkit dari duduknya dan melangkah pergi.

Manik mata Nara menatap punggung Samuel yang melangkah menjauh seraya tersenyum. Entahlah, setiap bertemu dengan Samuel, rasanya Nara menjadi lebih senang dan moodnya menjadi sangat baik. 

Kini gadis dengan paras cantik itu kembali fokus mengerjakan tugas kuliahnya. Mengerjakan tugas di perpustakaan kampus rasanya jauh lebih menenangkan dan memberikan konsentrasi yang tinggi, inilah yang Nara suka dan Nara butuhkan. Namun tak lama Nara mendapatkan pesan singkat dari grup mata kuliahnya. Ternyata dosen yang mengajar di kelasnya hari ini memiliki urusan penting yang sangat mendadak, sehingga tidak dapat hadir dalam kelas terakhir Nara di hari ini.

Setelah itu, kedua tangan Nara bergegas merapikan laptop dan buku-bukunya. Nara hendak kembali ke asrama untuk beristirahat, karena nanti malam dia harus bergantian menjaga lokasi festival yang akan dilaksanakan pada hari Sabtu.

Dengan perlahan tapi pasti Nara melangkah keluar dari perpustakaan dengan tali totebag di pundaknya dan tangan kanannya membawa segelas teh mint yang sebelumnya diberikan oleh Samuel. Ia terus melangkah untuk meninggalkan gedung utama kampus dan menuju ke gedung asrama perempuan.

Ketika tubuh Nara sudah berada di lobby asrama perempuan, langkah kakinya terhenti, kepalanya menoleh, dan kedua matanya menatap loker paket miliknya. Sejak Nara menetap di asrama perempuan ini, dia tidak pernah sekalipun membuka loker paketnya, karena dia tau bahwa isi di dalam loker itu adalah pemberian dari papahnya. Laki-laki yang sangat dia benci.

Kedua kaki Nara terus melangkah hingga memasuki elevator dan tiba di lantai kamar asramanya berada. Nara mencoba membuka pintu kamar, tetapi ternyata tidak dikunci. Tangan kanannya pun bergerak membuka gagang pintu dan benar saja, kamarnya tidak terkunci. Saat dia baru masuk dan menutup pintu, tiba-tiba saja Nara merasakah sebuah tangan melingkar di perutnya dari belakang dan sebuah kepala ditaruh di atas pundaknya.

"I'm sorry boo," ucap Mores dengan lembut.

Nara menghela napas. "Untuk apa."

"Karena sudah membaca notifikasi chat lu tanpa seizin lu." Mores berkata dengan menyesal.

Nara membalikkan tubuhnya, menatap wajah tampan Mores. Ahh, dasar pria menyebalkan. Wajahnya sangat tampan dan menggemaskan. "Next time jangan begitu lagi."

Dengan perlahan Mores menganggukkan kepalanya. "Thank you."

Gadis itu tersenyum, lalu melangkah ke meja belajarnya untuk menaruh totebag miliknya. "Oh ya, gue harus tidur cepet, karena jam empat pagi nanti gua jagain lokasi event sama kak Samuel."

Mores baru saja membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur Nara, kemudian menatap Nara seraya menyeritkan dahinya. "Berdua?"

"Iya."

Laki-laki itu diam dan menunjukkan ekspresi cemburu. "Sampai jam berapa?"

"Cuma sampai jam enam pagi."

Secret RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang