Jarum jam menunjukkan pukul sepuluh malam. Udara terasa sejuk dan suasana sangat menenangkan. Waktu yang tepat untuk bermalas-malasan di atas sempat tidur sambil menonton Netflix dengan ditemani beberapa cemilan.
Drtttt...
Suara ponsel yang bergetar di atas meja belajar membuat seorang gadis pemiliknya merasa kesal. Dia memilih untuk mengabaikannya dan melanjutkan menyaksikan serial Netflix yang terbaru.
Drtttt...
Drtttt...
Kesabarannya habis. Dia bangkit dari tempat tidur dan meraih ponselnya yang terus-menerus bergetar di atas meja belajar. Dilihat sebuah nama terpampang pada layar ponselnya yang cukup gelap. Ditekanlah tombol berwarna hijau sebagai tanda bahwa dia mengangkat sambungan panggilan dari seseorang.
"Apaan, sih?" omelnya sambil menempelkan ponsel itu di telinga kanannya.
Gadis itu adalah Anara Chaerish Agatha atau biasa disapa Nara. Ia merupakan mahasiswi jurusan Fashion Designer tahun kedua di Alaster International University yang terletak di Ibu Kota Jakarta. Nara juga menjadi salah satu mahasiswi berprestasi di kampusnya. Sejak ia menjadi salah satu mahasiswi terpintar di kampus pada tahun pertama, Nara memutuskan untuk dunia malamnya dan fokus kuliah.
"Ya ampun, Nara. Gue tebak pasti lo lagi belajar," ucap seorang gadis yang berada di seberang sana.
"Enggak. Besok ujian, jadi sekarang gue lagi self healing," balasnya dengan tenang.
"Self healing? Pasti nonton Netflix."
"Iya."
"Nara, lo monoton banget. Sekarang gue tunggu lo di rumah Daniel, kita party sekarang! Ada Kevin juga," tutur teman Nara dengan memaksa.
"Stella, gue udah lama gak party. Lo juga tau kalau gue punya reputasi di kampus," timpal Nara.
Stella Archeli. Stella merupakan sahabat terdekat Nara, mereka berada di jurusan kuliah yang sama, bahkan kamar asrama mereka bersamping-sampingan. Namun, persahabatan mereka tidak hanya diantara Nara dan Stella, ada Kevin yang menjadi sahabat mereka berdua. Laki-laki humoris yang penuh dengan kelucuan.
"Gue gak peduli! Pokoknya gue tunggu lo sekarang di rumah Daniel, bye."
Nara belum membalas ucapan Stella, tetapi temannya itu sudah mengakhiri sambungan panggilannya. Kini Nara berdiam sejenak untuk mempertimbangkan ajakan Stella. Namun, entah mengapa otaknya seperti menyuruhnya untuk datang ke party di rumah Daniel.
"Mungkin minum segelas cocktail gak masalah." Nara tersenyum, kemudian mematikan televisi dan mengambil sebuah mini dress satin berwarna hitam di dalam lemari pakaiannya.
Dia menatap mini dress itu lalu pergi ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya. Cukup membutuhkan waktu selama lima menit, Nara kembali dengan terlihat sangat cantik. Dia memakai sedikit riasan dan merapikan rambutnya. Selepas itu, dia berjalan keluar dari kamar asramanya dan berjalan menuju ke rumah Daniel yang berada di dekat gedung asrama putri.
Setibanya di rumah Daniel, Nara merasa sedikit canggung sekaligus risih karena diperhatikan dengan instens oleh banyak orang disana. Dia bersikap seperti itu karena dia biasanya memakai pakaian longgar di kampus, selain itu dia juga salah satu mahasiswa terpintar di kampus, sehingga siapa pun yang melihatnya di party ini, pasti akan merasa terkejut.
*Disarankan mendengarkan lagu "Like a g6 - Far East Movement"
Kedua kaki Nara terus berjalan memasuki rumah Daniel. Ia mengedarkan pandangannya untuk mencari Stella dan Kevin, tetapi bau alkohol dan minimnya pencahayaan membuat konsentrasi Nara terganggu. Ditambah, tidak sedikit pria yang bersiul ketika melihat tubuh idealnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Relationship
RomanceDatang ke sebuah pesta di suatu malam, merupakan hal terburuk bagi Nara. Pertemuannya dengan pria yang terkenal dengan masalah besarnya di kampus membuatnya bingung. Bingung harus mengikuti perasaannya atau reputasinya. Laki-laki yang seharusnya Nar...