Chapter 5 : Mabuk

775 33 6
                                    

*Disarankan untuk mendengarkan lagu "Give Me Everything - Pitbull"

"Lo serius?" tanya Marcel kepada Nara dengan khawatir.

"Iya, gue serius," timpal Nara dengan sangat yakin.

"Tunggu, serius apa?" batinnya.

"Guys," panggil Bryan kepada Marcel dan Nara.

Mereka berdua menatap satu sama lain, lalu Nara mengikuti Marcel yang berdiri di salah satu sisi meja bersama Marcel. Dia menatap sepuluh gelas minuman alkohol di depannya dan bola pingpong berwarna orange.

Tunggu. Nara baru sadar. Bryan menawarkan permainan taruhan itu kepadanya dan Bryan. Bahkan lawan mereka adalah bajingan kampus Alaster, yaitu Mores dan temannya sekaligus pemilik rumah serta party ini. Ya, laki-laki itu adalah Daniel.

"Lo takut?" tanya Mores pada Nara.

Sontak Nara mengangkat kepalanya dan menatap Mores yang baru saja bertanya kepadanya. Sejujurnya Nara tidak takut, hanya saja dia menghindari alkohol dan dalam dua tahun ini dia sudah berhasil tidak meminum alkohol, tapi apakah sekarang dia harus kembali meminumnya?

"Gue? Lo nanya gue takut?" tanya Nara dengan nada tinggi dan Mores hanya tersenyum sambil melipat tangannya.

Merasa diremehkan, Nara menitipkan tas miliknya kepada Bryan lalu mengambil bola pingpong itu yang berwarna orange, lalu ia beralih menatap Mores dengan tatapannya yang tajam. "Lo mau tau jawabannya?"

Nara pun melemparkan bola itu dan ternyata keberuntungan tidak berpihak kepadanya. Bola pingpong berwarna orange itu melesat jauh dari gelas yang telah di sediakan. Dengan perasaan ragu sekaligus berani disaat yang bersamaan, Nara mengambil segelas alkohol, lalu meminumnya dalam sekali teguk.

"Gua gak takut," Nara melanjutkan kalimatnya yang tadi.

Semua orang terkejut, begitu pula dengan Marcel, tetapi lain dengan Mores yang malah tersenyum sambil menatap gadis itu. Bagaimana tidak terkejut. Siapa pun yang baru pertama kali meminum alkohol, tidak akan kuat menghabiskannya dalam sekali teguk.

"Nara?" kaget Marcel sambil memegang segelas minuman alkohol tersebut.

"Cepetan minum!" seru Nara kepada Marcel dan laki-laki itu pun menurutinya.

Mores tersenyum, lalu ia mengambil bola pingpong itu, kemudian melemparkannya, lalu berhasil masuk ke dalam gelas kosong yang telah disediakan. Semua orang bersorak kegirangan, tetapi lain halnya dengan Nara yang merasa marah melihat Mores berhasil memasukkan bola itu dengan sempurna.

"Marcel, jangan sampai gak masuk," bisik Nara kepada Marcel karena kini saatnya Marcel yang melemparkan bola tersebut.

Setelah mendengar bisikan dari Nara, Marcel pun mengangguk paham. Ia mulai membidik arah lemparan. Beberapa detik setelah merasa bidikannya tepat sasaran, dia pun melemparkan bola pingpong itu dan bersyukurlah karena bola itu masuk ke dalam gelas dengan sempurna.

"YES!" teriak Marcel dan Nara secara bersamaan.

Kini saatnya Daniel lah yang melempar bola. Dia sepertinya sama seperti Mores, sudah sangat ahli dalam melakukan permainan ini, sehingga sangat mudah baginya untuk memasukkan bola itu ke dalam gelas.

Nara sendiri sebenarnya juga sangat lihai dalam permainan ini, tetapi mungkin karena dua tahun dia tidak pernah bermain seperti ini maka dia merasa tubuhnya seperti kaku dan tidak bisa melempar sesuai arah bidikan.

Waktu terus berjalan. Nara dan Marcel sudah berulang-ulang kali kalah dan berkali-kali meminum alkohol. Kini jarum jam telah menunjukkan pukul satu pagi. Permainan akan berakhir, mereka masih memiliki dua kesempatan untuk melempar bola, tetapi kesadaran mereka sudah menghilang.

Secret RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang