"Oh, wait, ini kamar Nara?" Mores berbicara seolah-olah dia salah memasuki kamar. "Gue kirain kamar Casey."
"Kamar Casey ada di lantai atas," timpal Stella.
"Oke, sorry gue salah masuk kamar." Sang bajingan kampus itu berjalan keluar kamar dan mulai menutup pintu kamar. "By the way, Nara lo cantik hari ini." Mores mengedipkan salah satu matanya kepada Nara, kemudian menutup pintu kamar asrama itu.
"WHAT THE HELL!" ujar Stella sambil menatap teman perempuannya. "DIA BERANI BANGET KEDIPIN MATA KE LO, NARA!!"
Stella memang terkejut, tapi Nara tidak kalah terkejut. Bajingan kampus itu benar-benar berani menggodanya di hadapan kedua temannya, terutama di hadapan Samuel. Mores memang sangat pantas mendapatkan julukan itu dari semua orang.
"Kok berani, anjir?!" sahut Kevin.
"Dia sering salah masuk ke kamar lo?" Samuel membuka mulutnya.
"Enggak, kak. Ini pertama kali," bohong Nara.
"Lo bisa lapor ke dekan kalau dia gangguin lo," sambung Samuel dengan nadanya yang dingin, tapi terasa seperti ada kekhawatiran di dalamnya.
"Iya, kak."
Kedua mata Samuel melihat jam yang ia kenakan di tangan kirinya. Terlihat waktu telah menunjukkan pukul empat sore, yang artinya dia harus segera pergi ke kamar asrama Elana karena ada urusan yang harus diselesaikan.
"Sorry, gue harus pergi duluan karena ada urusan sama Elana," ucap Samuel kepada ketiga teman sekelompoknya. "Kalian bisa handle ini?"
"Iya gak apa-apa, kak, kita bisa handle kok," ujar Stella.
"Oke, gue pergi dulu." Laki-laki itu bangkit dari duduknya dan keluar dari kamar Nara.
Klek
"First time gua sekelompok sama Samuel," ucap Kevin setelah Samuel sudah tidak terlihat.
"Tapi gue masih kaget sama Mores," sela Stella yang masih penasaran dengan bajingan kampus itu. "Kamar Casey jelas-jelas ada di lantai lima, tapi kok dia bisa salah masuk kamar?"
"Maybe he's drunk," timpal Nara dengan cemas.
"Kata gua, lu sering-sering kunci pintu kamar, bahaya kalau dia mabuk terus salah masuk kamar." Kevin memberikan saran.
"Iya, thanks." Nara menghela napasnya, lalu mengalihkan pandangannya pada MacBook miliknya. "Eh, ayo lanjutin lagi biar cepet selesai, soalnya sudah sore."
Mereka bertiga pun melanjutkan kerja kelompok mereka yang hampis selesai, hingga jarum jam menunjukkan pukul setengah lima sore. Walau belum sepenuhnya selesai, tapi Nara meminta kedua temannya untuk kembali ke kamar masing-masing dan beristirahat.
"Kalau butuh bantuan, kabarin gue, ya," tutur Kevin sebelum meninggalkan kamar asrama Nara.
"Iya, Kevin. Lo tenang aja." Nara menunjukkan senyumannya.
"Oke, bye," pamit Stella, kemudian gadis itu masuk ke dalam kamarnya yang bersebelahan dengan kamar Nara, sedangkan Kevin memasuki lift untuk pergi ke lantai dasar gedung asrama putri.
Pintu kamar telah tertutup dengan sempurna. Kini hanya ada Nara sendiri di dalam kamarnya. Gadis itu menghela napasnya dalam-dalam, kemudian menghebuskannya. Hari ini cukup melelahkan, lelah untuk berpikir, beraktivitas, dan berpura-pura.
Gadis itu duduk di atas tempat tidurnya sambil menyelesaikan tugas kelompok miliknya. Beberapa menit kemudian, terdengar suara pintu kamarnya yang terbuka dan seseorang masuk ke dalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Relationship
RomanceDatang ke sebuah pesta di suatu malam, merupakan hal terburuk bagi Nara. Pertemuannya dengan pria yang terkenal dengan masalah besarnya di kampus membuatnya bingung. Bingung harus mengikuti perasaannya atau reputasinya. Laki-laki yang seharusnya Nar...