Happy Reading..............
Maaf typo🍑🌹
~~~~~~~~~~"Lo kemaren jadi pergi sama Aryo ke mall No?"
"Jadi–" Nolan mengusap hidungnya lalu melirik Deva yang tengah fokus dengan game di ponselnya. "–Tapi bangsatnya dia malah ninggalin gue dengan alesan ada urusan sama orang lain. Cih, cewek mulu"
"Kasian" ucap Deva sambil terkekeh kecil.
"Heran gue sama dia. Kenalan cewe banyak tapi nggak ada satupun yang dia jadiin pacar"
"Kalau lo mau minta aja satu No. Lagian gue liat liat kenalan Aryo cantik cantik"
"Ini cewek Dev bukan permen lima ratusan. Main minta aja–" Nolan merebahkan diri di kasur Deva lalu menghela nafas. "–Gue nggak mau pacaran. Pengen langsung nikah, pacaran kalau udah halal enak kayaknya"
"Cakep banget gaya lo"
Ting
Deva membuka pesan dari Bara lalu menatap Nolan. "Bara nyuruh kita ke apartemen. Yang lain udah disana katanya"
"Ayo lah"
Mereka memang membeli apartemen yang tidak terlalu besar tapi nyaman untuk berkumpul ataupun mendiskusikan sesuatu. Dan Deva yakin pasti Bara ingin mengatakan sesuatu yang penting.
Deva membuka pintu apartemen setelah mereka sampai dengan cepat karena Nolan benar benar membawa mobil seperti orang kesetanan. "Untuk masih di kasih hidup No. Bener bener lo!"
Nolan terkekeh lalu berjalan mendekati Aryo yang duduk sambil memejamkan mata. "Sayang, bangun"
"Bangsat!"
Bara datang dengan putung rokok di bibirnya lalu duduk di samping Garen. "Dion kemaren di keroyok sama temen temennya Fazen"
Keempat orang disana menatap Bara terkejut. Sudah lama Fazen tidak berulah setelah tangannya dipatahkan oleh Garen ketika mereka berkelahi di area balap.
"Cari masalah mulu dia"
"Wajar Ar–" Bara mematikan putung rokoknya dan menatap Aryo. "–Dia nggak terima dikalahin sama Garen dan baru nyerang sekarang karena mungkin ya tangannya udah mendingan"
"Apa yang mau lo rencanain?" tanya Garen saat Bara terdiam.
"Ketemu sama mereka. Bawa lima atau enam temen temen kita karena kita nggak akan nyerang mereka balik"
Bara memang mempunyai anggota geng yang dulu pernah di bubarkan oleh kakaknya setelah lulus. Niatnya hanya untuk kesenangan saja tapi siapa sangka banyak yang berminat masuk bahkan dari kakak kelas yang dulu ikut bersama kakaknya.
"Gue masih inget raut kesakitan Fazen waktu lo patahin tangannya Ren" ucap Deva sambil bergidik ngeri. Entah apa yang diucapkan Fazen dulu sampai membuat Garen begitu marah.
Garen tersenyum sambil menutup mata setelah mendengar ucapan Deva. "Bahkan dia lebih pantes gue bunuh"
••••••••••••••••••••
"Chana berangkat yah. Eh iya, ayah di panggil ibu"
"Hm, belajar yang rajin"
Chana mengangguk setelah mencium tangan ayahnya lalu berlari kecil ke mobil kakaknya. "Ayo berangkat mas"
"Udah siap?" tanya Rizhan sambil memasukkan ponselnya ke dalam saku baju.
"Belum!" ujar Chana dengan ketus lalu masuk ke dalam mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boy and His Obsession
Teen FictionEND Sedikit 🔞 Siapa yang tidak mengagumi sosok Garen Savander Reinar? Ketua OSIS yang tampan cerdas ramah kepada siapapun. Tidak ada yang tidak mengagumi Garen apalagi teman sekelasnya terutama Elzaina Chana Anandami dan bahkan Garen sudah merebut...