Happy Reading............
Maaf typo 🍑🌹
~~~~~~~~~~~~
"Garen-" Chana memanggilnya dengan pelan. Ada apa dengan pria ini? Apa tidak ada waktu lain jika ingin bercanda. "-Ini bukan waktunya bercanda! Gue mau pulang, jangan-"
"Garen? Aku Algar jika kamu ingin tahu-" sosok itu, Algar mendekatkan tubuhnya kepada Chana yang terlihat bingung dan juga takut. "-Hei hei jangan takut disini juga ada Garen"
"M-maksudnya?" Chana mengepalkan tangannya saat hidungnya mencium parfum milik pria itu.
"Aku sisi lain dari Garen-" Algar mengelus bibir Chana kemudian tersenyum. "-Aku muak melihat Garen bersikap bodoh jadi aku mengambil alih tubuhnya"
"Nggak! Nggak mungkin. Lo pasti bercanda kan Ren? Please lepasin gue" Chana kembali menggerakkan tangannya yang di borgol. Dia benar benar ingin pergi dari sini.
"Aku harus apa supaya kamu percaya?-" Algar berpura pura berfikir sambil kemudian mengambil boneka berbentuk singa dari laci. "-Ini, aku mengambilnya lagi saat itu. Ah, aku menyusup ke kamar mu hampir setiap malam dan memfotomu juga. Lihat"
Chana menatap layar ponsel di depannya dengan diam. Banyak sekali fotonya yang diambil secara diam diam bahkan foto saat dirinya pulang dari rumah Thia pun juga ada.
"Kenapa diam?-" Algar mengecup lengan Chana kemudian melepas 1 borgol tangan gadis itu dan menggenggamnya. "-Tenang saja aku tidak akan menyakitimu seperti malam itu. Kecuali jika kamu melawanku"
"Lepasin" gumam Chana dengan pelan sambil menarik tangannya.
"Tidak-" Algar menahan tangan Chana dan menatap gadis itu dengan lekat. "-Cantik"
"Lepas" Chana terisak kecil kemudian memalingkan wajah saat Algar menatapnya tajam.
"Kenapa menangis? Apa aku menyakitimu?" Algar ikut membaringkan tubuhnya dan memeluk Chana walaupun gadis itu menolaknya.
"Diam!"
Chana langsung diam setelah Algar membentaknya. Dia tidak berani menatap wajah Algar yang mungkin sekarang sedang melihatnya dengan lekat.
Keduanya terdiam cukup lama sampai Chana memberanikan diri bersuara tanpa menoleh kearah Algar. "Dari kapan?"
"Dari kapan?-" Algar tersenyum kemudian mengarahkan wajah Chana agar menatapnya. "-Sebelum kamu kenal dengan Garen"
Chana menatap Algar yang mengusap pipinya pelan. Apa maksud pria ini. Sedangkan Algar yang melihat Chana kebingungan hanya tertawa pelan.
"Ingat dengan anak laki laki yang duduk sendirian di taman?" tanya Algar dan diangguki oleh Chana.
Chana ingat dengan anak laki laki berseragam SMP yang dia beri sebungkus roti saat dirinya dia pulang sekolah. Anak laki laki itu terlihat sedih tapi saat di tanya hanya diam. Jadi dia menarik tangan anak laki laki itu agar menerima roti yang dia bawa dan pergi saat Rizhan memanggilnya untuk pulang.
"Itu aku-" Algar mengelus pipi Chana pelan. Sepertinya gadis ini masih belum percaya. "-Pernah ada orang yang memberimu roti berbentuk singa kan?"
"Bentuk singa?" tanya Chana sambil menjauhkan badanya dari Algar namun laki laki itu malah memeluk perutnya.
"Hm, itu dariku. Tidak setiap hari karena Garen melarangku untuk mengambil alih tubuhnya karena dia kira aku akan melakukan sesuatu yang buruk"
"Gue cuma ngasih lo roti, kenapa lo sampai ngelakuin hal itu?" tanya Chana dan langsung tersentak saat Garen mencium pelipisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boy and His Obsession
Teen FictionEND Sedikit 🔞 Siapa yang tidak mengagumi sosok Garen Savander Reinar? Ketua OSIS yang tampan cerdas ramah kepada siapapun. Tidak ada yang tidak mengagumi Garen apalagi teman sekelasnya terutama Elzaina Chana Anandami dan bahkan Garen sudah merebut...