27-boy and his obsession

14.9K 859 21
                                    

Happy Reading.........

Maaf typo🍑🌹

Note: part sebelumnya aku revisi biar nyambung sama part ini jadi jangan bingung

~~~~~~~~~~~~~~

Chana mengamati jalanan dari balik jendela kaca mobil. Dia menatap jam tangannya lalu melirik Brian yang tengah fokus menyetir.

"Brian"

"Hm"

"Kita mau kemana? Runa tadi nggak bilang apa apa selain pergi sama kalian"

Brian tersenyum lalu melirik Chana dan mengusak rambut gadis itu sambil terkekeh pelan. "Ke tempat yang belum pernah lo liat. Lo kan introvert orangnya"

Chana mendengus sembari menggeleng. "Darimana lo tau kalau gue ini introvert huh?"

"Your face-" Brian menahan senyumnya ketika Chana memukul lengannya. "-Beneran Cha. Lagian orang introvert itu menarik"

"Menarik?" beo Chana dengan bingung.

"Hm, menarik" ucap Brian lalu menghentikan mobilnya dan menatap Chana.

"Kenapa berhenti?"

"Capek. Emang lo mau gantiin gue nyetir-?" Brian meraih 2 botol setelah Chana menolak permintaannya. "-Nih, minum dulu"

Chana menyimpan botol tersebut lalu memperhatikan Brian yang tengah minum. "Brian. Lo sering ke tempat balap sama kayak Fazen ya?"

"Ya-" Brian menaruh botolnya dan menghadap ke Chana yang terlihat antusias dengan jawabannya. "-Bahkan gue juga sering ketemu sama Bara"

"Kalian temenan?" tanya Chana dan Brian mengangguk samar lalu menjalankan mobilnya kembali.

"Kenapa? Ada yang mau lo tanyain?" Bara melirik Chana yang tengah memikirkan sesuatu.

"Uhm lo tau nggak kenapa Bara sama yang lain keliatan benci sama Fazen? Kayak nggak suka gitu apalagi kalau Fazen deket sama gue-" Chana masih menatap Brian dengan kening yang masih berkerut lalu menepuk pundak pria itu. "-Algar juga ehm"

"Algar?" sahut Brian dengan wajahnya bingung. Setaunya tidak ada nama Algar di tempat balap.

"Ah bukan eee maksud gue itu waktu di minimarket Garen juga keliatan marah pas gue ketemu sama Fazen. Kenapa?"

"Salah paham doang" ucap Brian sambil melirik Chana yang sedang meminum air yang dia beri tadi.

"Masalah apa sampai gue keikut juga?"

"Masalah kecil doang. Nggak usah di pikirin" Brian menyentuh pelipis Chana dengan jari telunjuknya. Ingatannya kembali kepada malam itu dimana Garen langsung mematahkan tangan Fazen setelah temannya itu mengucapkan nama Chana.

"Cha" Brian menoleh kearah Chana yang berdehem sambil menaruh botol air yang sudah di minum seperempat.

"Kenapa?-" sahutnya lalu mengerjap saat matanya mulai memberat. "-Ngantuk"

"Tidur aja kalau gitu. Nanti gue bangunin"

"Hu'um"

"Kena lo" gumam Brian sambil melirik Chana yang mulai memejamkan mata.

Chana mengernyit mendengar ucapan barusan tapi dia abai. Kantuk yang menderanya benar benar tak bisa tertahankan.

•••••••••••••••••

Algar menendang ban mobilnya saat tidak mendapati seorang pun di rumah Brian. Kemana pria itu membawa Chana pergi. Ponsel Chana pun sama sekali tidak aktif saat dia mencoba menghubungi gadis itu.

Boy and His ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang