Agak panjang ya teman teman☺☺☺
Happy Reading..................
Maaf typo🍑🌹
~~~~~~~~~~~~~
"ARKA!"
Chana memperlambat laju larinya setelah sampai di depan sang ketua kelas. Dia menetralkan nafasnya lalu menyodorkan buku kepada Arka.
"Sorry telat. Gue baru ngerjain soalnya"
"Kebiasaan–" Arka menggeleng ketika Chana hanya tersenyum kearahnya. Entah apa yang Chana lakukan di rumah sampai tugas pun lupa di kerjakan. "–Gue ke ruangan bu Siti dulu kalau gitu"
"Oke"
Chana menatap Arka sampai temannya itu menghilang di balik tembok. Arka jika dilihat lihat tampan juga. Bahkan juga pintar dalam bidang akademi tapi kenapa dirinya lebih tertarik dengan Garen.
"Katanya Arka lagi deket sama Alana–" Chana berjalan pelan dan tersenyum ketika memikirkan sesuatu. "–Ih Bara jadi sadboy"
Chana terkikik lalu berhenti melangkah saat mendapati Aryo yang berjalan berlawanan arah dengan dirinya.
"Aryo"
Aryo berhenti tepat satu setengah meter dari Chana. Chana meremas tangannya lantaran Aryo hanya menatapnya dengan mulut tertutup rapat. Salahnya juga kenapa dengan reflek ia menyapa pria itu.
"Hai–" Aryo tersenyum dan melangkah supaya lebih dekat dengan Chana yang menatapnya tanpa kedip. "–Boleh peluk?"
"Hah?"
Chana tersentak lantaran Aryo tiba tiba memeluk dirinya. Dia bingung bahkan tangannya hanya hanya menggantung bebas tanpa ada niatan untuk membalas pelukan Aryo.
"Aryo"
"Hm" Aryo membuka mata dan melepas pelukannya.
"Eee, lo sakit apa sampai tiga hari nggak masuk?" tanya Chana untuk sekedar basa basi lantaran dirinya bingung dengan situas saat ini.
"Demam biasa–" Aryo memperhatikan Chana kemudian memegang pundak sang gadis tersebut. "–Cha"
"I–iya"
"Kita mulai dari awal. Bisa?"
Chana sontak membulatkan matanya dengan jantung yang berdegup kencang. Apa maksud Aryo berkata seperti itu? Mungkinkah–
"Temenan"
Chana menatap uluran tangan Aryo kearahnya. Dia mengulum bibirnya, merasa malu karena mengira Aryo ingin menjalin hubungan cinta dengannya.
"Cha?"
"Ah, iya–" Chana tersenyum dan menjabat tangan Aryo. Ini lebih baik daripada saling diam seperti dulu. "–Kita temenan"
Aryo mengangguk. Dia lega karena masih bisa berteman dengan Chana setelah apa yang mereka alami selama ini. "Yaudah, kalau gitu gue ke perpus dulu"
"Iya"
Chana mengulas senyum memandang kepergian Aryo setelah mengusak rambutnya. Awal yang bagus dan semoga saja ini yang terbaik untuk mereka.
Ting
Chana mencebik setelah membaca pesan di ponselnya. Padahal sebelum dia mengejar Arka tadi tidak ada tanda tanda jika Algar ingin keluar. Tapi sekarang?
"Huft Algar"
Sret
Chana terkejut dan langsung menoleh untuk melihat siapa yang merampas ponselnya. Keningnya mengernyit heran menatap seorang gadis yang sedang melihat layar ponselnya dengan raut datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boy and His Obsession
Teen FictionEND Sedikit 🔞 Siapa yang tidak mengagumi sosok Garen Savander Reinar? Ketua OSIS yang tampan cerdas ramah kepada siapapun. Tidak ada yang tidak mengagumi Garen apalagi teman sekelasnya terutama Elzaina Chana Anandami dan bahkan Garen sudah merebut...