31-boy and his obsession

16.4K 816 13
                                    


Happy Reading.........

Maaf typo🍑🌹

~~~~~~~~~~~~~~~

"Ayah-" Chana menghampiri ayahnya kemudian memeluknya dengan erat.

"Tumben manja gini. Kenapa?" tanya Naim yang hanya di balas gelengan singkat oleh Chana.

"Ada maunya pasti"

"Ayah! Mas Rizhan ngeselin" Chana berdecak sembari menyingkirkan tangan Rizhan dari wajahnya lalu menjulurkan lidah saat Rizhan di tegur oleh ayah mereka.

"Gimana acaranya sama Garen kemaren? Lancar nggak?"

"A-acara?"

"Hm. Kata Bara kamu diajak Garen liat acara apa gitu sampai nginep juga kan. Mas mu khawatir kamu nya nggak bisa di telpon tapi untungnya Bara tau kamu dimana"

Chana melirik Rizhan yang acuh sambil memainkan ponsel. Jika kejadian kemarin benar benar terjadi dia tidak tahu semarah apa kakaknya itu.

"Lancar" cicit Chana sambil mengeratkan pelukannya. Dia merasa bersalah karena perbuatannya dengan Garen secara tidak langsung mengecewakan orang tuannya. Terlebih sang ayah yang amat sangat menjaga dirinya.

Chana beranjak mendekati Rizhan dan memeluk sampai membuat kakaknya itu keheranan. Tidak biasanya bahkan jarang sekali Chana seperti ini.

"Kenapa sih Cha?"

"Sayang mas banyak banyak"

Rizhan tersenyum geli dan langsung mencium pipi Chana gemas. Ini hal langka jadi dia harus cepat cepat mencium pipi favoritnya ini sebelum Chana kembali seperti semula dan memukul dirinya.

"Tumben sayang sayangan" celetuk Ranti sambil meletakkan sepiring pisang goreng di meja.

"Mas Rizhan banyak duit bu jadi harus di sayang dulu biar dikasih"

"Oh gitu" seru Rizhan lalu mencium seluruh wajah Chana sampai membuat adiknya itu meronta ronta.

Tok Tok Tok

"Aku aja yang buka" Chana mendorong Rizhan dan berjalan kearah pintu setelah mengambil satu pisang goreng. Mungkin itu Bara karena Rizhan tadi bilang jika Bara ingin mengambil titipan milik Kevin dari kakaknya itu.

Cklek

Chana menghentikan kunyahan nya saat melihat pria yang berdiri di samping Bara. Bara menepuk pipi Chana lalu mengarahkan tangan sepupunya itu ke mulutnya.

"Enak"

Chana melirik Bara yang masuk dengan dengusan sebal dan menatap Aryo yang masih berdiri di depannya. "Masuk Yo"

"Ya"

Chana yang memang tidak berkepentingan disana pun memutuskan untuk pergi ke kamar. apalagi dia juga tidak nyaman dengan tatapan Aryo kepadanya.

Chana mencuci tangan sekaligus wajahnya lalu terdiam menatap pantulan dirinya di cermin. Dia menghela nafas dan membuka baju serta celananya.

"Banyak banget" Chama menggigit bibirnya menatap dadanya yang merah merah karena ulah Garen waktu itu. Sudah di pastikan jika tanda ini akan lama menghilang seperti kejadian Algar waktu itu.

"Sama aja ternyata"

Mata Chana membulat dan langsung menggeleng memikirkan hal yang tak senonoh di otaknya. "Chana! Bisa biasanya lo mikir kayak gitu"

Chana memukul kepalanya pelan dan membasuh wajahnya lagi lalu keluar kamar tanpa memakai pakaiannya kembali. Toh dia nanti akan memakai baju tidur pemberian dari Thia karena gadis itu berkata tidak nyaman jika tidur dengan baju tersebut.

Boy and His ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang