15-boy and his obsession

22K 1.2K 36
                                    

Happy Reading.......

Maaf typo 🍑🌹

~~~~~~~~

Bugh

Semua orang yang ada disana menatap Bara dengan terkejut setelah memukul Fazen sampai jatuh. Mereka fikir Bara akan melewati Fazen begitu saja seperti biasa.

"Maksud lo apa ngirim foto itu!"

"Bara" Deva memegang bahu Bara saat pria itu ingin menghajar Fazen kembali.

Fazen berdecih sambil memegang pipinya yang lumayan terasa sakit. Dia memang mengirimi Bara foto dirinya dan juga Chana yang sebenarnya sedang tertidur. Dia tidak mencium gadis itu, hanya karena angel kamera lah yang membuatnya seperti mencium Chana sungguhan.

Fazen tersenyum saat Bara menatapnya tajam. Hanya dengan foto seperti itu saja sudah membuat Bara semarah itu. Bagaimana jika dia melakukan hal lebih kepada Chana nanti.

"Gue cuma nyium dia. Salah?"

"Wow" Brian tersenyum sambil bertepuk tangan dan itu tentu saja mendapat lirikan dari Nolan dan yang lain.

"Anjing lo ya!" tunjuk Nolan kepada Brian.

"Serendah itu cara lo?" celetuk Aryo dan hanya dibalas kekehan kecil oleh Fazen.

"Jauhin Chana mulai sekarang. Jangan jadi cowok pengecut yang libatin cewek ke masalah sepele kita-" Bara mengepalkan tanganya. Dia harus membuat pria brengsek ini menjauhi Chana. "-Gue siap adu balap atau yang lainnya asal lo stop cara kotor lo yang itu"

"Tapi kayaknya cara gue lebih seru-" Fazen berdehem pelan lalu menatap Garen. "-Apalagi cewek lo. Gue denger denger lo berantem sama Runa"

"Bukan urusan lo!"

"Hm emang bukan urusan gue. Tapi urusan cewek lo yang sengaja ngumpanin dirinya sendiri-" Fazen menepuk pundak Brian yang menatap Nolan remeh. "-Gue duluan"

"Oke"

Fazen mengendarai mobilnya pulang ke rumah. Dia mencengkram setir mobilnya merasa tak sabar dengan apa yang akan dia perbuat ke pada Chana.

Fazen memarkirkan mobilnya dan masuk kedalam rumah sambil memegang rahangnya yang terasa kebas. Pukulan Bara tidak main main rasanya. "Brengsek"

"Ssshh Runa"

Baru saja menaiki tangga paling atas Fazen menghentikan langkahnya dan terdiam. Dia menatap kamar Nando yang pintunya sedikit terbuka kemudian berjalan kesana dan mengintip dari celah pintu tersebut.

"Nge sex? Ck mentang mentang mama nggak dirumah lo kayak gitu" gumam Fazen menatap kejadian tak senonoh di depannya. Dia tersenyum sinis kemudian mengeluarkan ponselnya.

Dia mempunyai boomerang yang sangat besar. Apalagi hanya wajah Runa yang terlihat. Jadi kakaknya tidak akan terlibat.

"Pelacur!"

••••••••••••

Ranti menatap anak bungsunya yang sedang memasukkan baju ke dalam tas. Sebenarnya dia khawatir karena ini pertama kalinya Chana pergi sendiri karena sejak kecil Chana selalu bepergian dengannya.

"Mas nggak bisa ikut nggak papa kan Cha?"

"Ibu-" Chana meletakkan tasnya di sisi ranjang kemudian menggenggam tangan ibunya. "-Liburannya nggak akan lama. Lagian pondok itu punya omnya Jeo jadi Chana aman aman aja disana. Nggak papa mas nggak ikut, mas kerja kan uangnya ke Chana juga"

"Kamu ini-" Ranti memeluk Chana kemudian menunjuk keluar pintu kamar. "-Ada Bara tuh. Samperin sana"

"Tumben siang siang ke sini" Chana mengambil ponselnya kemudian menyusul ibunya keluar. Dia menatap Bara lalu berjalan mengendap ngendap untuk mengejutkan pria itu.

Boy and His ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang