32-boy and his obsession

16.3K 779 31
                                    

Happy Reading..........

Maaf typo🍑🌹

~~~~~~~~~~~~~

"Mas Rizhan lama banget bu"

"Kenapa sih Cha?" Ranti menoleh kearah putrinya sebentar Dan melanjutkan kegiatan menumis masakannya.

"Mau es buah" Chana melihat ke depan berharap kakaknya akan segera datang. Cuaca hari ini sangat panas jadi dia tidak sabar untuk memakan pesanan es buahnya.

"Tadi diajak nggak mau. Enakan makan di sana menurut ibu"

Chana menggeleng sambil menerima piring dari ibunya. "Mager bu"

"Mager mulu kamu–" Ranti mengambil gelas bertepatan dengan suara mobil dari depan rumah lalu menatap Chana yang langsung menegakkan badan. "–Sekalian bantuin mas Rizhan juga ya"

"Iya" Chana berlari kecil ke depan. Namun saat membuka pintu dia di kejutkan dengan Garen yang membawa beras pesanan ibunya dan plastik hitam di tangan.

"Malah bengong. Nih ambil katanya mau es buah"

"Ehm makasih. Mas Rizhan kemana? Kok lo yang bawa?" tanya Chana sambil mengikuti Garen dari belakang.

"Mobilnya mogok–" Garen tersenyum ketika ibu Chana menatapnya terkejut dan menghampiri dirinya. Dia meletakkan dua kantung beras di meja samping kulkas kemudian menyalami Ranti yang tersenyum. "–Siang tante. Mobil bang Rizhan mogok jadi dia minta tolong buat nganterin ini"

"Oh makasih kalau gitu ya. Sini sini kamu makan dulu kebetulan tante masak banyak"

Chana menggeleng melihat Garen yang hanya pasrah saat di tarik begitu saja oleh ibunya. Dia tersenyum lalu mengambil mangkuk dan duduk di tempatnya tadi.

"Tante nggak usah. Aku–"

Ranti menggeleng dan mengambil piring untuk Garen. "Udah nggak papa. Bentar ya tante mau panggil om Naim dulu"

Garen hanya mengangguk pelan. Sepertinya dia memang harus mengabari teman temannya jika dia tidak bisa datang ke apartemen. Chana sendiri terus saja memperhatikan Garen yang sibuk dengan ponsel lalu mengarahkan sendoknya ke mulut pria itu.

"Di makan juga" cibirnya lalu mengernyit saat Garen tiba tiba terdiam. Dia tidak bertanya kenapa sampai akhirnya dirinya di buat terkejut karena Garen mencium dirinya.

"Emmhhh"

Garen melepas ciumannya saat Chana memukul bahunya. "nggak suka sirupnya"

"Di buang kan bisa!" cerca Chana dengan kesal lalu menjauhkan duduknya dari Garen. Jantungnya berdetak tak karuan, takut jika aksi Garen tadi kepergok kedua orang tuanya.

Garen mendekati Chana yang menggerutu dan menahan kursi milik Chana agar tidak digeser kembali. "Lo ngidam ya?"

"Ya nggak lah! Kan lo sendiri yang masukin pilnya" Chana membuang buka saat Garen menatapnya sambil menopang dagu. Apa apaan senyuman itu.

"Lo mau hamil nggak?"

"Nanti kalau udah nikah" jawabnya dengan acuh.

"Sama gue ya"

"Iya" serunya lalu memakan es buahnya dengan cepat tanpa memperdulikan senyuman Garen kepadanya.

Setelah selesai makan siang bersama keluarga Chana, Garen sekarang sedang bermain game di ponselnya dengan jus buatan Ranti sebagai pendampingnya. Dia menguap bosan kemudian menoleh saat merasakan tepukan di pundaknya.

"Pinjem mobilnya ya Ren, gue mau ketemu sama temen sekalian ambil barang juga. Tenang aja gue nggak lama kok"

Rizhan menerima kunci mobil dari Garen. Mesin mobilnya ada sedikit kendala jadi dia memutuskan untuk pulang terlebih dahulu.

Boy and His ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang