Happy Reading..........
Maaf typo. 🍑🌹
~~~~~~~~~~~
Fazen menggeram marah saat kepalanya terasa sakit kemudian mendorong Runa dengan kasar dan meraih Chana yang berjalan tertatih keluar kamar.
"Mau kemana hah!"
"Uhhh–" Chana benar benar tidak mengerti dengan tubuhnya. Namun walaupun begitu dia tetap berusaha melawan Fazen yang sedang memeluknya. "–Lepas! Jangan enghh"
Fazen tersenyum sinis sembari menggerakkan tangannya di payudara Chana. "Jangan berhenti hm?"
"N–nggak" seru Chana lemah sambil menyingkirkan tangan Fazen dari dadanya.
"Lepasin gue!"
Brian menampar Runa kemudian memegang denyutan di kepalanya. Dia berdesis kesal dan meremas bahu Runa kuat kuat.
"Maksud lo apa kayak gini? Keluar dari rencana gitu"
Brak
"Sialan!"
Algar dengan cepat berjalan menuju kearah Fazen dan menarik Chana dengan cepat. Dia mendekap Chana lalu menatap Fazen dengan tajam.
Bugh
Algar meninju Fazen kemudian menatap Chana yang tengah meremat baju yang dia kenakan. "Chana. Hei sayang"
"A–al" Chana memeluk Algar dan sedikit berjanji untuk menenggelamkan wajahnya di leher Algar.
"Kamu di situ dulu ya" Algar mengumpat dalam hati saat Chana menggeleng dan malah merapatkan tubuh mereka sambil menggesekkan wajah di ceruk lehernya. Pasti mereka memberikan Chana sebuah obat.
"Emmhh Algar"
"Chana milik gue bangsat!" teriak Fazen sambil menarik Chana sampai gadis itu terjerembab ke lantai.
Runa yang melihat Chana terjatuh langsung menyentak tangan Brian dengan kuat. "Chana aakhhh"
Brian menjambak Runa dan membawanya menjauhi Chana dengan rahang yang mengeras. "Asal lo tau. Gue benci penghianat"
Algar mendorong Fazen yang ingin menghampiri Chana dan menendang perut Fazen tanpa ampun. "Aku tidak suka jika Chana di sentuh oleh pria bajingan sepertimu"
Fazen meringis sambil menaikkan satu alisnya dan langsung menghindar ketika Algar melayangkan bogeman kearahnya. Sedikit kewalahan tapi akhirnya dia tersenyum miring saat Algar tumbang karenanya.
"Berhak apa lo atas Chana?–" Fazen menduduki perut Algar dan meninju pipi pria itu sekuat tenaga. "–Jangan ikut campur urusan gue sama Chana"
Fazen bengkit setelah meninggalkan beberapa pukulan lagi kepada Algar. Dia tertawa remeh saat mendengar ringisan sakit dari Algar.
"Lo lemah Garen. Sok jagoan–" Fazen berjongkok di samping Algar dan menatap Runa yang menangis melihat keadaan Algar. "–Runa. Dia terlalu cinta sama lo sampai ngelakuin hal yang menurut gue bego. Ck ck ck padahal kartu dia gue yang pegang"
"Siap siap aja oke" ucap Brian lalu terkekeh saat merasakan badan Runa menegang.
"Fuck you" desis Algar dengan tajam.
Fazen mengangkat bahunya acuh lalu beranjak mengampiri Chana yang masih merintih pelan di sudut kamar. Obatnya benar benar bekerja dengan baik.
"Panas ssshhh" rintihannya sambil memejamkan mata.
"Butuh bantuan?" Fazen mengelus lengan Chana yang terekspos karena kemeja yang gadis itu kenakan sudah tergeletak di lantai. Mungkin Chana tanpa sadar melepaskannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boy and His Obsession
Teen FictionEND Sedikit 🔞 Siapa yang tidak mengagumi sosok Garen Savander Reinar? Ketua OSIS yang tampan cerdas ramah kepada siapapun. Tidak ada yang tidak mengagumi Garen apalagi teman sekelasnya terutama Elzaina Chana Anandami dan bahkan Garen sudah merebut...