10-boy and his obsession

24.7K 1.3K 66
                                    

Happy Reading........

Maaf typo🍑🌹
~~~~~~~~~~~

"Jadi gimana?" Bara menatap Chana yang mengeratkan selimutnya.

"Nggak gimana gimana"

Bara berdecak lalu menyentil dahi Chana yang terasa masih hangat. Kenapa sepupunya ini selalu terlihat tenang saat ada masalah. "Ck, kenapa bisa orang itu masuk ke rumah?"

"Mana gue tau–" Chana mengelus dahinya sambil cemberut. "–Sebelum gue ke kamar mas Rizhan orang itu emang berdiri di depan gerbang. Gue kira aman aman aja tidur sama mas Rizhan, taunya gue digendong ke kamar"

"Om Naim lupa ngunci pintu kayaknya" 

Chana menggeleng mendengar pernyataan Chana. "Udah dikunci kata ayah. Ya mungkin cowok itu masuk sebelum pintunya dikunci"

"Nekat amat–" Baru kali ini Bara mendengar seseorang masuk ke rumah dengan keadaan rumah belum sepi. "–Kok bisa nggak ketauan? Lo juga kenapa nggak teriak?"

"Kamar gue kan kedap suara ya percuma gue teriak. Lagian gue–" Chana terdiam lalu menyentuh bibirnya. Ciuman pertamanya diambil oleh orang yang bahkan dia belum tahu wajahnya.

"Lo dicium?–" Bara menggelengkan kepala saat Chana mengangguk singkat. "–Dicium aja lo jadi nggak punya tenaga"

"Bukan gitu! Dia maksa nyium supaya gue minum air yang udah dia kasih obat tidur"

"Lo nggak takut kalau orang itu udah berumur? Lo tadi bilang lampu di kamar lo dimatiin kan?" bukannya dia menakuti Chana. Tapi bisa jadi kan orang yang mengikuti Chana pria dewasa.

Chana mengernyit kemudian  menggeleng ribut. "Nggak mungkin. Suara dia husky walaupun ngomongnya sedikit nggak jelas"

"Tetangga gue duda suaranya juga husky"

Chana mencubit lengan Bara dengan kuat. Kenapa Bara malah semakin menambah beban fikirannya. "Jangan ngomong gitu ih! Bantuin gue ya buat tau siapa orang itu please"

"Kenapa lo nggak bilang ke om Naim aja?"

"Orang itu ngancem buat ngelakuin sesuatu ke gue kalau gue bilang ke keluarga. Bantuin gue ya Bar please please"

"Gue kan juga keluarga lo Cha otomatis dia bakal ngelakuin ancamannya itu kan?"

"Lo babu gue–" Chana berusaha menghindar saat Bara mencubit hidungnya namun usahanya sangat sia sia. "–Bercanda Bara! Iya iya lo keluarga gue yang paling ganteng. Lepasin"

"Gue do'ain orang yang ngikutin lo beneran om om"

"MAS RIZHAN BARA KAYAK PANTAT MONYET!"

Setelah cukup lama Bara dirumah Chana dia memutuskan untuk pulang walaupun ibu Chana menyuruhnya agar menginap. Bara mengecek jam yang sudah menunjukkan pukul 18:55 lalu mengambil jaket dan menatap Chana yang berbaring sambil memainkan ponselnya.

"Main HP mulu. Bantuin tante cuci piring sana"

"Masih sakit nih–" Chana menempelkan tangan Bara dipipinya namun langsung mendelik saat Bara ingin mencubitnya. "–Jangan dicubit!"

"Jangan di cubit wle" Bara mencubit kedua pipi Chana lalu berlari keluar.

"BARANJING!" teriak Chana sambil melempar sendalnya dengan kesal.

"Chana mulutnya!"

"Nggak yah!"

Bara tertawa kemudian mengambil helmnya di kursi samping pintu. Dia yakin Chana nanti akan mendiaminya sampai kesalnya hilang.

Bara menjalankan motornya pergi namun saat melirik spion dia langsung memutar arah motornya dan mengejar pria yang baru saja menjalankan motor pergi.

"Bangsat!"

Boy and His ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang