Happy Reading.........
Maaf typo🍑🌹
~~~~~~~~~~~~~~~
Dikit🔞
Garen mengamati Chana yang terkulai pasrah karenanya. Dia tentu merasa bersalah tapi mau bagaimana lagi semua sudah terlanjur dan tidak mungkin juga dia menghantarkan Chana pulang dalam keadaan seperti ini.
"Chana–" Garen menggeram kemudian mengalungkan tangan Chana yang meremas bahunya ke leher dan mencium bibir Chana dengan lembut.
"Emhhh"
Remasan di rambutnya membuat Garen menyudahi ciuman mereka. Dia mengusap wajah Chana yang berpeluh lalu mendekatkan wajahnya ke telinga Chana.
"Nanti kalau udah sadar lo boleh nampar gue sepuasnya"
"Nggak–" Chana menahan desahannya sambil menggeleng singkat. "–Gue sadar jadi hnghh"
Garen melepas mulutnya dari puting Chana yang tidak sengaja dia gigit dan menghentikan gerakannya. "Sorry"
"Ehm nggak papa" Chana menutup mulutnya saat Garen mulai bergerak dengan mata yang terpejam karena Garen menatapnya dalam.
"Tatap gue Cha" seru Garen dan menyingkirkan tangan Chana lalu mengelus bibir yang sedikit bengkak tersebut.
"Ahhh Garen"
"Hm. Kayak gitu"
Garen tersenyum ketika Chana menatapnya dengan sayu. Dia memejamkan mata sambil menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Chana ketika merasakan sesuatu yang mendesak keluar.
"Chana sshhh"
Chana menggigit bibirnya sambil memeluk punggung Garen dengan erat saat dia keluar. Garen sendiri masih bergerak sampai akhirnya ambruk diatas Chana dengan dery nafasnya yang memburu.
"Garen be–" Chana membulatkan mata dan langsung memukul Garen dengan sisa tenaganya. "–Lo keluar di dalem!"
Tanpa menunggu lama lagi Garen meraih pil diatas nakas dan memasukkannya ke mulut Chana. "Telen"
Chana dengan susah patah menelan pil tersebut tanpa dorongan dari seteguk air. Dia belum siap menanggung tanggung jawab dari perbuatannya ini.
"Garen"
"Apa?" sahut Garen sambil merapikan rambut Chana.
"Itunya, keluarin" cicit Chana pelan. Dia sungguh malu apalagi melihat Garen yang sepertinya masih betah berada di dalam dirinya.
"Nggak nyaman?" Dia tertawa kecil ketiak Chana mengangguk malu malu. Dia mengecup bibir Chana singkat dan merebahkan dirinya di samping Chana.
Chana yang mendapat perlakuan seperti itu hanya bisa diam. Dia menarik selimut dengan gugup kemudian sedikit menggeser tubuhnya menjauhi Garen.
"Kenapa ngejauh?–" Garen masuk ke selimut lalu memeluk Chana agar merapat dengan dirinya. "–Cha"
"Y–ya?"
"Cowok yang lo suka itu gue ya?"
Garen menatap Chana yang terlihat terkejut mendengar penuturannya. Dia mengubah posisi Chana agar menghadapnya lalu menempatkan kepala Chana ke dadanya.
"Gue dikatain bego sama Algar gara gara nggak sadar kalau ada cewek yang suka sama gue. Ya salah si cewek sih kenapa malah diem diem aja dan kayak nggak peduli gitu sama gue"
Garen terkekeh ketika Chana mendengus kesal. Dia mengelus punggung polos Chana kemudian mensejajarkan wajah mereka.
"Kenapa gue nggak sadar kalau ada cewek cantik yang naksir gue? Yang suka merhatiin gue dari jauh yang suka–"
KAMU SEDANG MEMBACA
Boy and His Obsession
Teen FictionEND Sedikit 🔞 Siapa yang tidak mengagumi sosok Garen Savander Reinar? Ketua OSIS yang tampan cerdas ramah kepada siapapun. Tidak ada yang tidak mengagumi Garen apalagi teman sekelasnya terutama Elzaina Chana Anandami dan bahkan Garen sudah merebut...