Happy Reading...........
Maaf typo🍑🌹
~~~~~~~~~~~~~~
Garen berjalan menuju ke kantin setelah dirinya di usir dari toilet oleh Chana. Dia menggaruk pipinya bingung saat teringat kondisi dada Chana tadi. Dia yakin bahwa kemarin dirinya melakukannya dengan pelan pelan.
"Sebrutal itu?" tanyanya ke dirinya sendiri lalu menggeleng pelan.
"Kak Garen!"
Garen menghentikan langkahnya dan menatap gadis yang tengah berlari menghampirinya. Raihana, gadis yang selalu terang terangan mengungkapkan perasaan kepada dirinya.
"Ya?"
"Pulang sekolah kakak ada waktu?"
Garen menggeleng singkat. Jika dirinya menjawab iya pasti Raihana akan mengajaknya entah pergi kemana. "Gue sibuk mungkin lain waktu aja"
"Kak–" Raihana menahan Garen yang hendak pergi. Kenapa sulit sekali menarik perhatian Garen untuk memperhatikannya. "–Gue suka sama lo kak"
Garen tersenyum sambil melepas tangan Raihana dari tangannya. "Ya, gue hargain perasaan lo ke gue Hana tapi maaf gue nggak bisa bales perasaan lo. Gue pergi dulu"
"Ada cewek yang kakak suka kan?" Raihan menatap Garen yang berhenti tanpa menoleh kearahnya.
Garen hanya mengangguk dan melanjutkan langkahnya pergi dari sana. Raihana tipikal gadis yang keras kepala dan juga tidak mau kalah. Sangat berbanding terbalik dengan tipenya.
"Woy Garen!–" Nolan merangkul Garen dan menjitak kepala temannya itu dengan gemas. "–Dicariin taunya malah kelayapan. Aryo juga ngilang nggak tau kemana"
"Aryo ke toilet" jelas Deva lalu merebut rotinya dari tangan Bara.
"Bagi Dev–" Bara meraih roti yang dijauhkan Deva dari jangkauannya. "–Pelit lo"
"Baru tau?" seru Deva acuh.
"Kayak anak kecil lo berdua. Ke kantin yok"
"Duluan aja. Gue mau ngomong sesuatu sama Bara"
"Tega banget lo main rahasia sama kita–" Nolan memegang pelipisnya yang di sentil oleh Garen. "–Kita end! Ayo Dev"
"Geli tolol–" Bara bergidik melihat Nolan yang pergi menyeret Deva yang mengumpat karena rotinya hampir jatuh. "–Mau ngomong apa?"
"Ke ruang osis dulu aja" pinta Garen dan Bara hanya mengangguk walaupun sedikit bingung kenapa harus pergi ke sana.
"Jadi?" tanya Bara sambil duduk di meja biasanya yang di gunakan untuk rapat.
Garen mengusap hidungnya dan berdehem pelan. Sejujurnya dia sedikit ragu tapi mau bagaimana lagi, tidak mungkin juga dirinya terus bungkam tentang keberadaan Algar.
"Soal cowok yang ngikutin Chana. Dia itu Algar, alterego gue" Garen menipiskan bibirnya saat melihat respon Bara yang terlihat biasa saja.
"Lo ngelawak Ren?" Bara yang melihat Garen menggeleng dengan sorot mata serius pun hanya menghela nafas tak percaya. "–Buktinya?"
"Waktu gue hampir nggak pernah dateng ke apartemen itu gue ehm maksudnya Algar pergi ke rumah Chana–" Garen memandang sepatu hitamnya lalu melirik Bara. "–Hp yang nggak gue bolehin lo pegang itu punya Algar dan isinya cuma foto Chana. Dan boneka singa itu Algar beli waktu gue pamit pulang dulu ke kalian. Sorry"
"Chana udah tau?–" Bara berdiri dan menatap Garen yang mengangguk. Sejujurnya dia sangat terkejut dengan pengakuan Garen. "–Lo mau gue ngapain sekarang? Nonjok lo atau yang lain?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Boy and His Obsession
Teen FictionEND Sedikit 🔞 Siapa yang tidak mengagumi sosok Garen Savander Reinar? Ketua OSIS yang tampan cerdas ramah kepada siapapun. Tidak ada yang tidak mengagumi Garen apalagi teman sekelasnya terutama Elzaina Chana Anandami dan bahkan Garen sudah merebut...