4-boy and his obsession

30.9K 1.4K 22
                                    

Happy Reading..............

Maaf typo🍑🌹
~~~~~~~~~

Chana mengamati orang orang yang duduk di pinggir lapangan setelah mengambil suara untuk calon ketua OSIS sekolah mereka. Untung cuacanya sedikit mendung jadi mereka tidak terlalu kepanasan.

"Lo tadi milih siapa Cha?"

"Garen" jawab Chana sambil mengepang kecil rambut Thia.

"Gue sama Jeje milih Alana-" Thia melirik Zia lalu menepuknya. "-Lo sendiri milih siapa?"

"Kak Jeriko"

Chana mengangguk singkat. Menurutnya jika tidak Jeriko yang menjadi ketua OSIS pasti Garen yang akan terpilih. Dia menghela nafas lalu mengikat rambut Thia yang sudah dia kepang dengan karet kecil. "Ayo kesana, poinnya mau dihitung kayaknya"

Zia berdiri disamping Thia lalu ditarik Chana untuk duduk. Dia menatap papan putih dihadapannya lalu menatap Jeriko yang juga menatapnya.

"Ish!"

"Kenapa?" Chana mengernyit kalau Zia menunduk dalam.

"Digigit semut"

Chana memainkan jarinya random ketika poin mulai dihitung. Dan benar dugaannya, Jeriko serta Garen menduduki poin tertinggi dengan selisih tangan sangat tipis.

"Pasti bisa" gumam Chana sambil melirik Garen yang duduk di samping Alana. Poin Garen lebih banyak dari yang lain.

"Suara terakhir"

"Udah ketebak kalau Garen yang jadi ketua" ucap Thia dan diangguki Chana dengan semangat.

"Suara terakhir. Garen!"

Chana tersenyum sambil bertepuk tangan seperti yang lain. Bahkan banyak sekali murid perempuan yang meneriaki Garen.

"Udah punya pacar tapi masih aja banyak yang suka"

"Masih pacar Zi jadi aman-" ucap Thia lalu merenggangkan tangannya. "-Yang suka Garen kebanyakan terang terangan nunjukin sikapnya. Menurut lo ada nggak yang suka sama Garen tapi milih diem aja?"

"Chana"

"Hah?" Seru Cahan lalu menormalkan ekspresi gugupnya. Darimana Zia tahu?

"Menurut lo ada nggak teman sekelas kita atau kelas lain yang diem diem suka sama Garen?"

"Oh-" Chana mengusap lengannya lalu tertawa canggung. "-Ada mungkin"

"Thia, laper nggak?" Jeo duduk di depan Thia yang mana langsung membuat Zia berdecak.

"Kita kayaknya ghoib Cha. Padahal kita kan laper juga"

"Jomblo mengiri awh!-" Jeo mengusap lengannya yang di cubit Zia. "-Bar bar banget. Ayo deh ke kantin gue traktir"

"Bohong ya?"

"Beneran Cha. Nih duitnya" ucap Jeo sambil mengibaskan uangnya di wajah Chana.

Chana menjauhkan uang tersebut dari wajahnya sambil berdiri lalu menatap Garen yang sedang berbicara dengan Runa. Benar kata Aryo, Runa cantik jadi siapa yang akan menolaknya.

"Heh Cha. Malah bengong ayo" ajak Thia sambil menggandeng tangan Chana.

"Hm"

••••••••••••••••••••

"Lo tadi dianter mas Rizhan lagi Cha?"

Chana mengangguk sambil memasukkan bukunya kedalam tas. Hari ini pulang awal dan mungkin dia akan menunggu Rizhan lebih lama jika kakaknya itu tidak membaca pesan yang dia kirim.

Boy and His ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang