9-boy and his obsession

23.1K 1.3K 40
                                    

Happy Reading............

Maaf typo🍑🌹

~~~~~~~~~~~

Bara meremat kertas yang dia pegang sambil menatap Chana. "Sejak kapan lo diteror kayak gini?"

"Ini yang pertama–" Chana mengusap pipinya kasar. Dia takut jika pria itu benar benar datang. "–Tapi orang itu udah ngikutin gue dari beberapa waktu yang lalu"

Bara jadi bingung sekarang. Setahunya Chana tidak melakukan sesuatu yang merugikan orang lain atau apapun itu. Siapa orang itu?

"Lo pernah liat wajahnya Cha? Atau ciri ciri yang lain?" tanya Bara dan dibalas gelengan oleh Chana.

"Dia pake masker sama topi. Tapi–" Chana mengarahkan telapak tangannya ke wajah Bara. "–Ini wangi parfum dia. Lo tau ini punya siapa?"

Bara menahan tangan Chana dan menciumnya sekali lagi. Wangi nya terasa sangat asing. "Gue nggak pernah nyium parfum kayak gini?"

"Terus gue harus gimana Bara?" seru Chana dengan mata yang berkaca kaca kembali.

Bara menghela nafas kemudian mengelus bahu Chana pelan. "Gue bakal bantuin lo buat cari tahu siapa orang itu"

Chana mengangguk pertepatan dengan tanda bel pulang berbunyi. Bara tersenyum sambil menepuk pundak Chana. "Tenang oke, sekarang lo pulang sama gue aja takutnya orang itu ngikutin lo. Gue yakin dia masih ada di sekitar sini"

"Iya" seru Chana lalu mengikuti Bara yang menarik tangannya ke kelas pria itu terlebih dahulu. Benar juga, pasti orang itu masih ada di sekitar sekolah.

"Kunci motor lo No. Gue pulang sama Chana" ujar Bara sambil menyerahkan kunci motor kepada Nolan yang mengernyit bingung.

"Lah, kenapa–"

"Lo pernah nyium parfum kayak gini nggak?" Bara menyodorkan tangan Chana ke wajah Nolan.

Nolan terdiam lalu mengendus tangan Chana. "Mmhhh parfum mahal"

"Lo tau orang yang make parfum ini siapa?" tanya Chana antusias kepada Nolan yang terlihat serius.

"Nggak" jawab Nolan dengan acuh dan langsung mendapat geplakan dari Bara.

"Ck, sakit bego. Orang gue beneran nggak tau. Asu" gumam Nolan dengan pelan di akhir kata dan tertawa kecil saat Bara menatapnya datar.

"Yaudah kalau gitu gue ke kelas dulu ambil tas" Chana pergi ke kelasnya dan diikuti Bara dan Nolan dari belakang.

"Chana kenapa sih Bar?"

"Dia diikutin orang dan bau parfum tadi punya orang itu" Bara menatap Nolan yang terlihat terkejut.

"Wow secret admirer"

Chana mengecek ponselnya dan membaca pesan dari Zia yang telah pulang terlebih dahulu. Ternyata Zia dan Thia tadi sempat mencari dirinya sebelum memutuskan untuk pulang.

"Chana"

Chana mengambil tasnya sambil menatap Garen yang baru saja memanggilnya. "Ya?"

"Punya lo"

Chana menatap boneka yang di pegang Garen dan memundurkan tubuhnya sambil menggeleng. "B–bukan"

"Loker lo tadi kebuka. Gue kira ini punya lo" ucap Garen sambil memperhatikan  boneka di tangannya.

"Dev, bukannya itu boneka yang lo tunjukin ke gue ya" celetuk Nolan dengan tiba tiba.

Chana dan Bara saling pandang dan menatap Deva yang mengangguk. Bara terus saja menatap Deva kemudian menggeleng pelan. Mana mungkin Deva melakukannya?

Boy and His ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang