Happy Reading.........
Maaf typo🍑🌹
~~~~~~~~~~~~~~
Chana memperhatikan Deva yang sedang mengotak atik motor Nolan di garasi rumahnya. Semenjak Bara menginap di rumahnya hampir setiap hari Nolan dan yang lain berada disini.
Bahkan untuk menghindar dari Aryo dan Garen dia rela mengurung diri di kamar supaya tidak berpapasan dengan mereka. Tapi untuk Garen usaha itu sia sia karena pada malam hari pria itu atau lebih tepatnya Algar akan menyelinap ke kamar dan memeluknya tanpa permisi.
"Kenapa nggak ke bengkel aja ganti olinya Dev?"
"Kalau bisa sendiri kenapa harus ke bengkel Cha?" Deva menoleh kepada Chana lalu menggeleng kecil saat gadis itu melemparinya dengan ranting kecil.
Chana mencebik bertepatan dengan Nolan yang duduk di sampingnya. "Kenapa juga olinya di ganti? Kan motornya masih bisa nyala tadi"
"Nanya mulu lo–" Nolan menepuk bibir Chana dengan gemas. Cerewet sekali. "–Sana ke dapur. Bikin apaan kek buat kita"
"Nggak mau" tolak Chana lalu memperhatikan Deva dengan serius. Jika di tanya tentang motor dia hanya tau cara mengisi bensin. Itu saja.
"Serius banget"
Chana reflek menoleh ke samping dan tersentak melihat Aryo yang berada di sampingnya. Padahal saat dia keluar tadi Aryo tertidur sangat pulas.
"Nolan mana?" tanya Chana sembari menggeser sedikit tubuhnya saat Aryo hanya menatap dirinya dan menyelipkan anak rambut di telinganya.
"Ngapain nanyain dia?"
"Nggak" Chana memalingkan wajahnya menatap Deva kembali lalu melotot garang ketika pria itu mengedipkan sebelah mata kearahnya.
"Permisi–" Nolan duduk di tengah tengah Aryo dan Chana sambil memegang setoples kue kering di tangannya. "–Cha, disuruh beli gula sama bang Rizhan"
"Males ah" Chana berseru acuh lalu meringis ketika pipinya di cubit. Dia mendongak dan mendengus saat Rizhan menyodorkan sejumlah uang kearahnya.
"Nih beli. Kata ibu kembaliannya buat kamu"
"Nah gini kan enak" Chana beranjak dan langsung berlari ketika Rizhan menampar pantatnya.
"GUE ANTER YA CHA"
"NGGAK NO GUE GAMPANG MABUK" teriaknya tanpa menoleh. Lagipula tempat yang dia tuju tidak terlalu jauh jadi dia memutuskan untuk berjalan kaki.
Setelah membeli gula dan beberapa snack dan juga eskrim Chana menatap sebuah kursi panjang di bawah pohon dan berjalan kesana. Waktu hampir sore tapi langit masih terlihat sangat cerah.
"Males banget pulang sekarang–" Chana memakan eskrimnya lalu menyipitkan mata saat melihat anak kecil penjual bunga yang dia temui pulang sekolah waktu lalu. "–Adek!"
Chana tersenyum lalu menggeser tubuhnya dan menyuruh anak tersebut duduk di sampingnya. "Duduk sini"
"Kakak mau beli bunga?–" anak kecil itu tersenyum saat Chana mengangguk. "–Mau berapa kak?"
"Semuanya berapa?"
Anak kecil itu mendongak lalu menghitung sisa bunganya yang masih ada. "Masih ada lima berarti semuanya dua puluh lima ribu kak"
"Ini. Kembaliannya ambil aja"
Anak kecil itu berucap terima kasih dan saat ingin beranjak Chana menahannya dan menyerahkan plastik berisi makanan ringan yang tadi dia beli.
"Buat kamu. Dimakan ya"
"Makasih ya kak"
Chana mengangguk kemudian melotot terkejut ketika eskrimnya dimakan oleh Garen yang sekarang tengah menatapnya tanpa rasa bersalah. "Kok dimakan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Boy and His Obsession
Teen FictionEND Sedikit 🔞 Siapa yang tidak mengagumi sosok Garen Savander Reinar? Ketua OSIS yang tampan cerdas ramah kepada siapapun. Tidak ada yang tidak mengagumi Garen apalagi teman sekelasnya terutama Elzaina Chana Anandami dan bahkan Garen sudah merebut...