34-boy and his obsession

15.3K 765 16
                                    

Happy Reading................

Maaf typo🍑🌹

~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Ma, aku berangkat"

Winda memperhatikan putranya yang tengah memakai dasi kemudian mengernyit heran. "Masih pagi Al, nggak sarapan dulu?"

"Chana lebih penting–"Algar  mencium pipi mamanya lalu terkekeh. "–Chana cantik ma, aku suka"

Winda tertawa sambil mengusap rambut Agar dengan sayang. Sifat Algar lebih hangat semenjak ada Chana.

"Yaudah hati hati ya"

"Hm"

Agar tadi sempat di larang Chana agar tidak usah menjemput tapi dirinya hanya mengucap 'i love you' dan tertawa setelah panggilannya dimatikan secara sepihak oleh gadis itu.

Algar menurunkan kaca mobil saat Chana menghampirinya dengan wajah yang tertekuk kesal. Dia terus memperhatikan Chana nyang sudah duduk sampai membuat sangat empu mendengus kesal.

"Ayo jalan!"

"Kenapa marah marah?" tanya Algar sembari merapikan Chana yang terlihat berantakan.

"Lo maksa tau nggak–" Chana menghadap ke depan dengan wajah yang masih kesal. Padahal dia tadi ingin berangkat sendiri karena nanti pulang sekolah dirinya ingin pergi bersama Zia ke suatu tempat. "–Maksa benget"

"Baru sadar kalau aku ini pemaksa?"

"Gila"

Algar menggeleng mendengar gumaman Chana yang terbilang lirih itu. Dia mengapit kedua pipi Chana dan mengusap belah bibir yang sedikit mencebik tersebut.

"Kasar sekali. Harus ku apakan agar bibir ini jera dan tidak berbicara seperti tadi?" Algar pura pura berpikir sambil menekan bibir Chana pelan.

"Nggak usah–"

Algar menarik tengkuk Chana dan menyatukan bibir mereka. Melumatnya pelan dan tersenyum tanpa salah melihat Chana yang terbengong melihat dirinya.

"Mau lagi?"

Chana mengerjap dan langsung memukul Algar dengan kesal lalu keluar dari mobil walaupun gagal lantaran Algar mencekal tangannya.

"Apa! Awas ah gue mau keluar"

Algar mengunci pintu mobil dan menangkup pipi Chana seraya tersenyum. Tidak perduli dengan wajah Chana yang menatapnya garang. "Hanya duduk diam disini dan kita akan sampai di sekolah. Mengerti?"

"Ya lo nggak usah aneh aneh makanya!"

"Aneh aneh seperti ini?"

"Algar!"

Algar tergelak melihat Chana yang menjerit histeris karena dirinya mendekatkan wajahnya lagi. "Bibirmu enak sayang. Lagi ya?"

"NGGAK!"

•••••••••••••••••••••••

Jeo menutup bukunya lalu merubah duduknya ke belakang. Dia memijit lehernya dan memperhatikan Chana yang menidurkan kepalanya di atas meja. Dia mengikuti arah pandang Chana dan mendengus saat tau bahwa temannya ini sedang beradu pandang dengan Algar.

"Cha, mata lo ngegelinding tuh"

Chana menggigit pipi dalamnya dan menenggelamkan wajahnya di lipatan tangan. Dirinya tidak sadar jika sedari tadi memandang Algar.

Zia menatap Jeo yang memainkan rambut Chana kemudian menyenggol Chana dengan pelan. "Itu Algar apa Garen?"

"Algar"

Boy and His ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang