Annalise seorang perempuan yang aku kagumi, nama lengkapnya Annalise Dwight Rossevelt ia lahir bulan Desember 1905 di Surabaya (Soerabaja ejaan Soewandi waktu itu) yang kita kenal sebagai kota pahlawan memukul mundur pasukan khusus Belanda yang menyerang hingga ke Gresik dan Sidoarjo.
Namaku Darma Seno, biasa dipanggil Seno keluarga cukup berada karena memunyai perdagangan rempah-rempah jalur Internasional yang didukung oleh Belanda pada saat itu. Nama ayahku, Adji Pangestu Wibowo, beliau orang terpandang di desaku pada saat itu. Desa yang dibangun dari perjanjian Belanda dengan Pribumi, yang mengesahkan kami boleh menjual hasil panen kepada pemerintah Belanda dengan harga sepadan. Pemerintahan itu juga berpengaruh terhadap politik yang berlaku dan berkembang pada daerah setempat. Dengan demikian, ekonomi juga menjadi dampak dari pengaruhnya politik itu.
(***)
Ann duduk di sampingku dengan membaca buku yang aku baca, ia penasaran hingga sedekat itu denganku. Aku tidak menyadari keberadaannya, seketika aku terkejut melihatnya. Senyumnya tidak berubah, memberikan informasi tersirat yang belum kuketahui apa maksudnya. Sore itu, jingga sedang terang beterbangan, kami mengobrol panjang tentang kehidupan masing-masing. Terutama Ann, ia sedikit kaku ketika berbahasa Jawa, aku tertawa dalam batinku karena Ann lebih suka berbahasa Belanda dan aku sedikit mengetahuinya. Setelah kami bercakap-cakap, tiba di suatu waktu matahari mulai membenamkan dirinya dan meninggalkan kami berdua di beranda sekolah waktu itu. Rasanya waktu harus ku hentikan dengan kekuatannya, tapi apa dayaku yang tak memiliki kekuasaan sedikit pun.Kami berjalan bersama melewati gerbang dan berpisah menuju rumah masing-masing, masih ku pandangi dari belakang bagaimana ia berjalan menuju gelap lalu menghilang diantara hitamnya malam. Sementara aku dengan perasaan gembira tetap melangkahkan kakiku dengan baik dan saksama.
Setibanya aku di rumah dan melakukan aktivitas membersihkan ragaku, pikiranku tetap berkecamuk oleh Ann, oleh keluguannya yang tak kutemukan di orang lain. Matanya sayu tapi sorotnya tajam, aku tak bisa lagi berbuat apa-apa. Lalu matahari mengintip aku dari jendela untuk membangunkanku, lagi-lagi bayangan Ann muncul dalam tatapan mataku.Ku awali hari dengan menyapu teras rumah, tempatku singgah selama aku dilahirkan hingga sekarang, dan Bapak selalu pergi ketika aku menyapu halaman. Sembari beliau berpamitan aku mencium tangannya, menandakan bahwa beliau orang yang aku hormati dan aku sayangi. Sedang ibuku telah meninggal ketika melahirkanku, dan kini hidupku hanya bersama Bapak, di rumah yang aku sebut istana ini. Setelah selesai aku beranjak membersihkan diri dan bersiap untuk berangkat ke sekolah HBS, dalam perjalanan aku berpapasan dengan Ann, ia menyapaku “Goedemorgen”, sembari tersenyum manis kepadaku dan aku menjawabnya, “Goedemorgen voor jou”, sedikit teriak dan disambut dengan lambaian tangan darinya..
Bersambung…
Masih diiringi oleh Yiruma untuk menentukan kata-kata yang tepat diungkapkan padamu, Ann, 3 September 2021.

KAMU SEDANG MEMBACA
Annalise
Historia CortaAnnalise Dwight Rossevelt seorang perempuan tinggi semampai, bermata biru, berambut menyerupai bunga matahari, dan anting merah delima yang selalu ia kenakan menjadi saksi di pelipis matamu senja itu berlabuh.