Part 1 : Kebohongan

5.7K 409 32
                                    

"Iya, Mamaku sayang. Ini Abang udah sampai di resto kok," ujar seorang pemuda yang tak lain adalah Zaidan Willy Nugraha. Pemuda itu sudah berusia dua puluh delapan tahun dan akrab disapa dengan nama depannya, Zaidan. Ia mematikan sambungan teleponnya dengan sang mama yang bernama Shanum.

Usai mengembalikan ponselnya ke tempat semula di sakunya, Zaidan melangkahkan kaki kian memasuki restoran tempat para keluarganya berkumpul untuk makan malam bersama seperti yang sudah-sudah. Memang paling tidak setiap satu bulan sekali, mereka pasti ada makan di luar seperti ini dan tidak boleh ada yang absen.

"Mulai sekarang ini, Mama sama Papa nggak usah repot-repot lagi nyariin jodoh buat aku. Karena sebenarnya aku udah punya pacar. Kenalin, Ma, Pa, ini, pacar aku."

Zaidan terkejut kala tiba-tiba ada seorang wanita yang langsung menarik tangannya. Wanita itu membawa Zaidan ke hadapan orang tuanya dan malah memperkenalkan sebagai kekasihnya. Apa-apaan ini?

"Apa maks-"

Tatapan Zaidan berubah horor kala wanita itu membekap bibirnya dan menginjak kakinya. Lalu si wanita berbisik di telinganya. "Tolongin gue kali ini aja, pleasee..."

Mengernyitkan kening karena tak mengerti, Zaidan mengalihkan tatapan pada orang tua wanita itu yang sedang menatap mereka secara bergantian. Pemahaman mulai muncul ketika Zaidan menatap wanita itu kembali. Hingga kemudian ia menghela napas pasrah dan tersenyum kikuk pada orang tua wanita itu.

Selalu ditodong dengan pertanyaan kapan menikah memang tidak enak, apalagi jika sudah mulai dijodoh-jodohkan. Maka dari itulah Zaidan memutuskan untuk membantu si wanita. Ia hanya perlu berpura-pura menjadi pacar wanita itu untuk malam ini di hadapan orang tuanya saja. Setelah itu mereka tinggal berpura-pura sudah putus jika bertemu lagi. Sesimpel itulah yang ada dalam bayangan Zaidan.

"Beneran, Flo? Kamu nggak lagi ngebohongin Mama sama Papa 'kan?" tanya mama dari wanita itu dengan tatapan menyelidik. Flora, wanita itu tersenyum lebar sambil merangkul tangan Zaidan untuk semakin dekat pada orang tuanya.

"Beneran dong, Ma. Masa boongan. Iya 'kan, Sayang?" tanyanya seraya mengedipkan mata pada Zaidan.

Zaidan berdeham salah tingkah karena Flora kembali meliriknya. Ia pun mengangguk kecil lalu melingkarkan tangan di pinggang Flora yang gantian berhasil membuat wanita itu melotot.

"Iya dong, Sayang," sahut Zaidan membalas pertanyaan Flora tadi. Ia mengulas senyum karena merasa telah berhasil membalas wanita itu.

"Wow! Bagus dong kalo ternyata kamu udah punya pacar. Jadi siapa nama pacar kamu ini? Terus kapan kalian mau nikah?"

Tadinya Zaidan merasa di atas angin karena sudah membuat Flora terdiam dengan mata melotot gara-gara ucapan dan rangkulannya. Ia berhasil membalas wanita itu yang sudah melibatkannya ke dalam urusan keluarga mereka. Tapi kini, Zaidan kembali tekejut kala ditanya perihal kapan mereka akan menikah. Memangnya Zaidan beneran mau menikah dengan perempuan itu? Yang benar saja. Ia hanya berpura-pura sebagai kekasih Flora.

"Ayo, Sayang, kenalan dulu sama orang tuaku. Jangan malu-malu," ujar Flora yang membuat Zaidan memutar bola matanya.

"Kamu bohong 'kan, Flo? Kamu ngaku-ngaku doang kalian pacaran. Padahal sebenarnya nggak 'kan?" tanya mamanya Flora seraya menatap mereka bergantian. Ia sudah hafal betul watak sang anak. Apalagi ada yang ganjil dengan interaksi Flora dan pemuda yang diperkenalkan putrinya sebagai kekasih.

"Flora nggak bohong, Mamaku sayang. Flora sama Zaidan beneran pacaran. Bukan cuma ngaku-ngaku doang. Emang kenapa Mama sampai nggak percaya? Nggak ngeliat apa kalo kami mesra banget begini?" alibi Flora lagi seraya tersenyum menatap Zaidan.

Unpredictable WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang