Part 17 : Mandi Bersama

2.8K 333 9
                                    

Baru sekarang Zaidan berani menggerayangi dada seorang wanita. Itu pun istrinya sendiri. Kalau bukan istri, mana berani ia melakukan hal tak senonoh itu. Kecuali saat masih kecil, sudah pasti ia sering menggerayangi bahkan mengemut payudara mamanya kala sedang menyusu. Tapi sudah jelas kedua hal tersebut berbeda. Kalau dulu ia menyusu hanya untuk memenuhi nutrisi, namun sekarang lantaran hasrat yang mulai bergelora.

"Payudara lo besar juga ya, Flo," bisik Zaidan di depan bibir Flora ketika ciuman keduanya terlepas. Gara-gara ucapannya itu, sang istri melotot dan langsung menjauhkan tangannya dari payudaranya.

"Mesum banget sih!" rutuk Flora malu. Ia tidak menyadari jika ternyata Zaidan sudah mulai berani meremas payudaranya yang selama ini belum pernah dijamah oleh siapa pun.

"Gue suami lo. Sekarang ini aja, kita emang udah berbuat mesum," sahut Zaidan disertai seringaian nakalnya. Mereka masih bertahan di posisi semula, dengan Flora yang berada di atas tubuh Zaidan. "Tidur yuk, gue tau kalo lo capek," ajak Zaidan. Ia bawa Flora berguling ke samping. Lantas, ia peluk pinggang Flora.

Andai tidak merasa lelah, sudah pasti Zaidan akan mencium dan merayu Flora hingga mau berhubungan suami istri dengannya saat ini juga. Hal itu mengingat Flora yang tak pernah menolak sentuhan-sentuhan kecilnya. Istrinya menikmati keintiman yang dirinya buat tanpa keterpaksaan. Tapi sekarang ini sudah larut malam, mereka mengantuk dan sama-sama butuh tidur setelah menjalani acara resepsi yang melelahkan. Masih ada hari esok untuk kembali bercumbu dan berhubungan badan.

Flora hanya bergumam kecil dalam pelukan Zaidan. Ia mencoba memejamkan mata usai mendapat kecupan di kening dari suaminya. Ternyata suaminya itu romantis kalau tidak sedang menyebalkan. Zaidan juga mengerti kalau mereka kelelahan, padahal Flora siap jika memang ingin melakukannya malam ini. Meski tak tidur, mereka bisa tidur besok saat dalam perjalanan. Tapi ya sudahlah.

"Good night, Flo."

"Night too."

Perlahan-lahan, keduanya mulai terhayut ke alam mimpi. Mimpi akan indahnya pernikahan mereka.

***

Keesokan harinya, Flora lebih dulu terbangun dari tidurnya. Wanita itu mengucek matanya dan mengernyit ketika menyadari kepalanya sedang bertumpu di dada sang suami-yang entah sejak kapan sudah bertelanjang dada? Seingatnya semalam Zaidan masih memakai pakaian. Kapan suaminya itu melepasnya?

Kebingungan melanda Flora saat mendapati bahunya terbuka yang itu artinya dirinya juga telanjang sama seperti suaminya. Wanita itu memberanikan diri mengintip ke balik selimut demi melirik bagian bawah mereka yang juga polos. Mengejutkan sekali!

"Zaidan! Semalam lo ngapain gue?" tanyanya seraya mengguncang bahu sang suami agar segera bangun. Flora membutuhkan jawaban yang valid atas apa yang mereka lakukan tadi malam. Sebab, ia bisa merasakan sakit pada area pangkal pahanya. Apalagi tadi, ia juga seperti melihat ada noda darah di seprai kasur mereka.

"Apa sih, Sayang? Pagi-pagi udah berisik aja," sahut Zaidan heran. Ia sudah membuka mata dan langsung mendudukkan dirinya mengikuti Flora. Sebersit senyum muncul ketika melihat Flora yang segera membenarkan selimutnya agar tidak jatuh melorot. Padahal, Zaidan pun sudah melihat semuanya, dengan amat jelas. Flora cantik, seksi, terlebih menggairahkan.

Ya ampun, ini masih sangat pagi, tapi Zaidan sudah kembali berfantasi liar atas apa yang mereka lakukan semalam. Sedangkan Flora malah kebingungan. Apakah mungkin sang istri mendadak mengalami amnesia dan lupa pada kejadian indah mereka dini hari tadi?

"Serius lo lupa? Apa perlu gue ingetin?" tanya Zaidan sembari mendekati Flora kembali. Ia sengaja memerangkap istrinya seperti yang semalam mereka lakukan. Meskipun samar, ia bisa melihat wajah Flora merona karena mungkin sudah mengingat semuanya.

Unpredictable WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang