Part 28 : Vanya dan Salah Pahamnya

1.5K 268 22
                                    

Seminggu telah berlalu sejak Vanya keluar dari rumah sakit. Sekarang, gadis itu sudah baik-baik saja. Bahkan, Vanya sudah kembali beraktivitas normal seperti biasa. Meskipun gara-gara kejadian itu, orang tuanya malah menempatkan Rendy, kakaknya yang masih satu kampus untuk selalu mengawasi.

Vanya tentu saja keberatan. Tapi tidak ada yang bisa dirinya lakukan ketika sang mama sudah mengeluarkan titah. Hingga terpaksa ia menurut dan berada di dalam pengawasan abangnya.

Sekarang ini, mereka sudah dalam perjalanan pulang dari kampus. Vanya sengaja meminta Rendy untuk menuju butik Flora seperti yang beberapa hari lalu dirinya lakukan. Semua itu tentu saja demi mendapat bukti kalau Flora tidaklah sebaik yang keluarga mereka lihat. Namun, sampai beberapa hari ini, Vanya tak kunjung mendapatkan apa yang dirinya mau. Walaupun begitu, ia tak patah semangat dan akan terus berusaha.

"Kita ngapain sih, Dek? Udah beberapa hari ini kamu ngajakin Abang ke butiknya kakak ipar. Tapi pas diajakin masuk malah nggak mau," ujar Rendy yang tak begitu dipedulikan oleh Vanya. Gadis itu fokus memperhatikan Flora yang baru saja keluar dari butik dengan seorang lelaki bersamanya. Dan jelas lelaki itu bukan abangnya.

"Ssst. Abang diem dulu deh. Aku lagi nyari tau soal Kak Flora," sahutnya masih memakukan pandangan terhadap sang kakak ipar. Jarak mereka cukup jauh, sehingga Vanya tak bisa mendengar obrolan Flora dan lelaki tersebut. Maka dari itulah, ia memutuskan keluar dari mobil Rendy untuk lebih mendekat.

"Jadi besok siang di kafe Pelangi ya?"

Kening Vanya mengernyit seketika hingga kemudian ia tersenyum puas sebab merasa usahanya telah membuahkan hasil. Gadis itu mengingat ucapan Flora dengan baik.

Besok siang di kafe pelangi. Abang harus tau! pikir Vanya.

Merasa telah mendapatkan apa yang dirinya mau, Vanya pun kembali menghampiri Rendy yang sengaja ia suruh tetap berada di dalam mobil sebelum mereka ketahuan oleh Flora.

Dugaan Vanya ternyata sangat tepat. Kalau Flora tidaklah seperti apa yang keluarganya pikir. Wanita itu, diam-diam bertemu dengan laki-laki lain tanpa sepengetahuan kakaknya. Vanya bertekad memberitahukan hal ini pada Zaidan. Agar kakaknya tak lagi terus-terusan dibohongi Flora. Vanya sangat tidak rela jika Flora memanfaatkan abang yang dicintainya.

"Pulang, Bang!" suruhnya pada Rendy yang sejak tadi terheran-heran melihat kelakuan adik bungsunya itu.

"Hah? Kok pulang?"

Rendy dibuat kebingungan dengan tingkah aneh adiknya. Ia pun mulai menghubungkan kejadian demi kejadian dan mulai mendapat kebenaran dari pernyataan kakak iparnya jika Vanya menyukai kakak tertua mereka. Sebab, adiknya itu sampai harus melakukan ini hanya untuk menguntit dan mengetahui kegiatan Flora. Sayang sekali, Vanya sudah mewanti-wanti agar dirinya tidak memberi tahu siapa pun. Padahal, Rendy gatal sekali ingin mengatakan tingkah adiknya itu. Tapi daripada Vanya marah dan nekat, lebih baik ia diam saja selama yang adiknya lakukan masih tergolong wajar.

"Kamu kenapa sampai segitunya sih? Kamu nggak percaya kalo Kak Flora itu orang yang tepat buat Bang Zaidan?" tanya Rendy ingin tahu, walau sebenarnya sudah tahu kalau apa yang Vanya lakukan karena adiknya merasa cemburu.

"Aku nggak yakin dia cewek baik-baik, Bang. Sekarang aja dia udah hamil enam minggu. Padahal nikah sama Abang Zaidan baru mau empat minggu. Aku yakin kalo dia udah hamil sebelum nikah. Tapi nggak tau kenapa Abang Zaidan malah nutupin itu," gerutunya sebal.

Rendy menggaruk belakang kepalanya yang padahal tidak gatal. Kalau tentang kehamilan, ia tak begitu paham. Tapi melihat orang tua dan abangnya biasa-biasa saja bahkan bisa dibilang sangat bahagia, Rendy yakin jikalau yang sedang kakak iparnya kandung benar keponakannya. Jikalau bukan, mana mungkin abangnya terlihat sangat perhatian terhadap kakak ipar dan calon anak mereka itu.

Unpredictable WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang